TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kehadiran masyarakat Batak di Papua khususnya Kota Sorong diharapkan dapat berinteraksi lebih erat dengan penduduk setempat.
Bangsa Batak bisa menjalin silaturahmi dengan Suku Moi yang notabene suku lokal di sana.
Perkembangan masyarakat Batak di tanah Papua berbanding lurus dengan berdirinya Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Nazaret Sorong baru-baru ini.
Gereja itu terdaftar dalam koordinasi pelayanan HKBP Distrik XVII Indonesia Bagian Timur yang dipimpin Praeses Pdt Pahala Sitorus, M.Th.
Ephorus HKBP Pdt Darwin Lumbantobing kepada wartawan di Medan, Selasa (13/8/2019) menyebut, pertemuan antara warga suku Batak dan suku Moi saat peresmian HKBP Nazaret Sorong, sekaligus pelaksanaan ibadah minggu berlangsung sakral.
“Peresmian Gereja HKBP Nazaret Sorong ini membukyikan jika kita dalam satu perahu,” ujarnya," ujarnya.
Darwin melanjutkan bahwa HKBP Nazaret Sorong sendiri adalah salah satu gereja di Provinsi Papua Barat, dipimpin Pdt Risen Parhusip, S.Th dengan jumlah jemaat 110 Kepala Keluarga.
“Kami suku Moi unik, sesuai dengan nama Moi yang berarti halus, sehingga budi, tutur kata, budaya, tarian, itu halus (gemulai), berbeda dengan suku lainnya di Papua yang lebih energik,” cerita Darwin menirukan ucapan Ketua Adat Suku Moi Sorong Sipai Abner Bisolu didampingi Biro Perlindungan Suku Moi Papua, ketika menghadiri Ibadah Mangompoi Gereja HKBP Nazaret Sorong, Papua Barat, Minggu (11/8/2019) lalu.
Senada dengan harapan Ketua Adat Suku Moi Sorong ini, Ephorus juga berpesan agar seluruh jemaat HKBP dimanapun berada agar bermasyarakat dengan baik, bersahabat, dan memberikan yang terbaik bagi daerah, negara, dan warga sekitar.
Ia juga mengatakan, jika suku Batak menghadapi masalah di Tanah Moi, agar langsung berhubungan dengan suku Moi, bukan dengan suku lain karena suku Moi pemilik wilayah di sana.
“Hak atas aturan, wilayah, siapapun yang tinggal disini harus mematuhi adat setempat, demikian HKBP juga tentu menghargai budaya setempat,” katanya.
Ephorus Darwin juga menyampaikan bahwa Ketua Suku Batak Sorong Raya Tagor Manurung mengapresiasi semangat dan perjuangan jemaat membangun gereja itu. Tagor, imbuhnya mengajak masyarakat batak bermasyarakat, bersahabat kepada semua orang khususnya warga asli daerah ini.
Dalam kunjungan pastoral itu, Ephorus yang memimpin Pangompoion Gereja HKBP Nazareth Sorong, memberikan bimbingan pastoral kepada jemaat dan para sintua, serta kunjungan pastoral ke Persiapan Jemaat HKBP Galilea Raja Ampat.
Di kesempatan yang sama, Ketua Pembangunan gereja L Sibuea (Op Henok) menjelaskan, pembangunan Gereja HKBP Nazareth Sorong berjalan sekira 8 tahun lamanya, dimulai sejak masa Pdt Very Siregar dan Ketua Pembangunan G Simatupang, hingga dilanjutkan masa Pdt Risen Parhusip.
“Sejak awal hingga penyelesaian pembangunan menelan biaya Rp2.850.000.000 didukung jemaat dan para donatur," katanya.
Sementara, Panitia Taon Parasinirohaon L Simanjuntak menyampaikan terimakasih kepada seluruh undangan, baik dari unsur pemerintahan, ketua-ketua adat dan suku yang ada di Papua Barat, dan secara khusus kunjungan Ompu i Ephorus HKBP yang meresmikan gereja sekaligus memberikan bimbingan kepada seluruh jemaat di Papua Barat.
(cr15/tribun-medan.com)