Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

Reaksi Jusuf Kalla Atas Tindakan Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Diduga Kelompok JAD Jaringan ISIS

Editor: AbdiTumanggor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jusuf Kalla

Inilah nama-nama korban tewas dan luka-luka akibat ledakan bom di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara. Hingga sejumlah terduga terorisme ditangkap di Pekanbaru dan Bekasi Utara.

///

TRIBUN-MEDAN.Com - Markas Polisi Resort Kota Besar (Mapolrestabes) Medan, Sumatera Utara, diguncang bom bunuh diri pada Rabu (13/11/2019) pagi, sekitar pukul 08.45 WIB.

Dari rekaman CCTV  yang didapat Tribun-Medan.com, pelaku berjumlah satu orang  tampak menggunakan jaket ojek online dan masuk melalui pintu depan menuju Bag Ops untuk pengurusan SKCK.

Di mana pada saat ini, warga masyarakat banyak antri untuk mengurus SKCK dalam rangka pendaftaran CPNS 2019.

Ledakan bom merenggut satu korban jiwa (pelaku) yang tergeletak di parkiran Polrestabes Medan.

Selain pelaku yang menewaskan diri, ada sejumlah korban luka lainnya. 

"Ada enam korban, empat orang personel polisi, satu pekerja harian lepas, dan satu orang warga sipil," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol  Mohammad Iqbal saat dikonfirmasi, Rabu (13/11/2019).

RMN, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019). (Istimewa)

Korban tewas dan luka-luka: 

Tewas: 

1. RMN (24) alias Rabbial Muslim Nasution, Mahasiswa/Pelajar, terduga pelaku.

Luka-luka:

  1. Kompol Abdul Mutolib, Kasi Propam Polrerabes Medan.
  2. Kompol Sarponi KasubBag Bin Ops Polrestabes Medan.
  3. Aipda Deni Hamdani Brigadir Si Propam Polrestabes Medan.
  4. Bripka Juli chandra Brigadir Si Propam Polrestabes Medan.
  5. Ricard Purba pekerja harian lepas (PHL).
  6. Ihsan Mulyadi Siregar yang mengurus SKCK, warga Jalan Bakti Suka Dono Dusun IV Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Sunggal. 

Kendaraan dinas yang mengalami rusak ada empat unit.

Keenam korban itu, kata Iqbal, sekarang sudah dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapat perawatan. 

Sebelumnya Terduga Teroris Telah Ditangkap di Cikarang Utara dan Pekanbaru

Sebelum ledakan bom di Polrestabes Medan, Tim Densus 88 Antiteror Polri telah  menangkap seorang terduga teroris di Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019) sekitar pukul 06.10 WIB.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, terduga teroris yang ditangkap berinisial WJ alias Patria alias Dwi.

"Dugaan sementara yang bersangkutan terlibat JAD (jaringan Jemaah Ansharut Daulah)," ujar Dedi, Rabu (13/11/2019).

Menurut Dedi, WJ memiliki keahlian merakit bom dan terlatih dalam aktivitas militer.

Dia merupakan lulusan angkatan pertama pelatihan di Moro pada 1999.

"Tahun 2012 ikut perang di Suriah bersama Azhari dan menjalin hubungan dengan Free Syrian Army," beber Dedi.

Terduga teroris itu juga terdeteksi pernah melakukan sejumlah perjalanan seperti ke Filipina, Uni Emirat Arab, dan Hong Kong.

"Yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan Densus 88," ucap Dedi.

Selain di Bekasi Utara, Densus 88 Mabes Polri juga menangkap 6  terduga teroris di wilayah Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.

Menurut informasi yang dikutip dari  Kompas.com, penangkapan terduga teroris dilakukan sejak, Sabtu (8/11/2019) lalu.

Enam terduga teroris itu ditangkap dari berbagai lokasi.

Kadindin (50), salah seorang warga yang mengaku melihat penangkapan seorang pria terduga teroris. Dia mengenal pria yang ditangkap petugas tersebut, berinisial ED.

"Saya lihat langsung penangkapannya di warung. Saya kenal sama yang ditangkap itu," kata Kadindin kepada Kompas.com, Selasa (12/11/2019).

Pria yang tinggal di bantaran Sungai Kampar, ini mengaku merinding saat melihat petugas bersenjata lengkap menangkap terduga teroris.

Pada saat penangkapan, kata dia, semua warga yang ada di lokasi diminta menjauh.

Selang 15 menit kemudian, petugas berhasil melumpuhkan lima terduga teroris lainnya.

Dia menuturkan, untuk terduga pelaku ED sudah cukup lama tinggal di Desa Kuapan.

Namun, kesehariannya dia terkenal tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.

"Yang dua itu dulu dibawa sama ED ke kampung ini. Udah lama juga disini. Tapi gak mau bergaul sama kita," tutur Kadindin.

Sementara itu, petugas menggeledah sebuah rumah kayu yang berada di pinggir jalan di Desa Kuapan, yang dijadikan tempat tinggal oleh sejumlah pelaku.

Di tempat lain, petugas juga menemukan gubuk yang diduga tempat latihan para terduga teroris.

Gubuk itu berada di dalam hutan dekat kebun warga, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari permukiman warga.

Dari penangkapan terduga teroris ini, tim Densus menyita sejumlah barang barang bukti yakni busur dan anak panah, besi yang diruncing, pipa yang diduga dirakit jadi bom, parang, ketapel, buku tentang jihad, gunting, serta sarung tangan.

Kelompok JAD Pro ISIS

Dikutip dari Tribunnews.com, Mantan Pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas yakin pelaku bom bunuh diri Polresta Medan Sumatera Utara hari ini, Rabu (13/11/2019) adalah bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau mereka yang tergabung dengan kelompok NII pro ISIS.

"Sudah pasti yang dilakukan adalah aksi bom bunuh diri. Pelakunya melakukan aksi teror. Siapa pelakunya, kalau saya bisa sebut dari modus operandinya, teknis pelaksanaannya kalau bukan kelompok JAD, ya kelompok NII yang pro ISIS," kata Nasir Abbas saat dikonfirmasi tribunnews.com, Rabu (13/11/2019).

Nasir Abbas menjelaskan kedua kelompok ini JAD dan anggota NII pro ISIS banyak tersebar di wilayah Sumatera Utara.

Teror yang terjadi di Sibolga beberapa waktu lalu, Nasir Abbas menjelaskan dilakukan oleh anggota NII pro ISIS.

"Jadi yang pro ISIS bukan hanya kelompok JAD saja tapi juga ada yang dari NII," Nasir Abbas menegaskan.

Pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan, Nasir Abbas yakin dilakukan oleh warga setempat yang berafiliasi dengan JAD atau NII pro ISIS.

"Bukan orang luar. Pasti orang setempat, dengan maksud menciptakan teror ingin balas dendam," katanya.

Aksi balas dendam yang dilakukan terkait dengan rentetan peristiwa penusukan terhadap mantan Menkopolhukam Wiranto di Serang Banten, beberapa waktu lalu.

Pasca kejadian itu, Nasir Abbas menjelaskan banyak yang kemudian ditangkap pasca kejadian itu.

"Mereka mau balas dendam dengan polisi. Apalagi ada 36 atau sekitar 40 orang yang ditangkap pasca peristiwa penusukan pak Wiranto. Mereka marah," ujar Nasir Abbas.

Jusuf Kalla: Pentingnya Universitas Mengajarkan Islam Moderat

Jusuf Kalla mengatakan, teror di Indonesia pengaruh dari luar. 

Sebelumnya, menurutnya pengaruh Al-Qaida, kini pengaruh ISIS.

Sebagaimana diketahui, pemimpin ISIS Al Baghdadi Tewas diserbu Amerika Serikat.

Presiden Donal Trump telah mengingatkan bakal ada serangan balasan dari kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut.

Jusuf Kalla menekankan, perlunya intropeksi terhadap ancaman paham dari luar tersebut. "Pentingnya Universitas dan ulama-ulama mengajarkan bagaiamana sebaiknya Islam Moderat," ujarnya dalam tayangan Kompas.TV. (Tribun-Medan.com/Kompas.com/Tribunnews.com)

Berita Terkini