TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pasangan nomor urut dua, Bobby Nasution dan Aulia Rachman menang telak di Lapas Kelas I Tanjunggusta Medan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Lapas Klas I Medan, Tiwi Sembiring kepada tribunmedan.com, Rabu (9/12/2020).
Selisih perolehan suara Bobby-Aulia versus Akhyar Nasution-Salman Alfarisi sampai mencapai tiga digit.
"Calon nomor 02 yakni Bobby Nasution dan Aulia Rachman 386 orang, sedangkan calon nomor 01 Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi 70 orang,” ucapnya.
Baca juga: Sorak-sorai Membahana di Markas Pemenangan Bobby-Aulia Saat Tim Paparkan Hasil Quick Count 2 Lembaga
Baca juga: Ketua Tim Pemenangan Akhyar-Salman Masih Optimistis, Sebut Hasil Quick Count Beda dengan Real Count
Sementara itu lanjutnya, dari total 484 warga binaan yang memberikan suaranya, satu surat suara dinyatakan batal.
"Sedangkan yang tidak terpakai sebanyak 53 surat suara,” katanya.
Sebelumnya, ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas I Medan, antusias ikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Pantauan tribunmedan.com, pencoblosan dilakukan sesuai standar protokol kesehatan Covid-19.
Sebelum melakukan pencoblosan, warga binaan terlebih dahulu diarahkan mencuci tangan, serta diukur suhu tubuhnya.
"Untuk di lapas kelas satu Medan, Daftar Pemilih Tetap (DPT) 497 orang, namun dari 497 ada 13 orang yang sudah tidak ada di sini, sehingga yang hari ini melakukan pemilihan 484, dan dari 13 itu 10 orang sudah bebas, satu pindah dua sudah meninggal, jadi yang memilih saat ini 484 orang," kata Kepala Lapas I Medan, Arwedi Supriyatno, Rabu (9/12/2020).
Arwedi mengatakan pihaknya menekankan, agar penerapan protokol kesehatan selama proses pencoblosan, dapat berjalan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
"Tentu kita harus mengikuti protokol kesehatan sesuai pedoman dari KPU, sebelum masuk harus cuci tangan, diukur suhu tubuh, wajib menggunakan masker. Pintu masuk dan keluar juga beda sehingga tetap juga social distancing," katanya.
Di sisi lain, kata Arwedi, pada pilkada kali ini, warga binaan cukup antusias memberikan hak suaranya, namun beberapa warga terkendala karena belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"Antusiasnya sangat tinggi justru yang kita usulkan kalau tidak salah kurang lebih 1200, dan yang masuk dalam DPT hanya 497, karena kendalanya banyak warga binaan yang memang NIK nya enggak ada," ucapnya.
Untuk menjaga agar tidak adanya potensi penularan Covid-19, kata Arwendi petugas dari Bawaslu maupun saksi telah dirapid tes terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugasnya. Sementara untuk warga binaan pihaknya
"Kami sudah rutin melakukan rapid tes kepada warga binaan, secara berkala. Untuk saat ini berjalan dengan baik, dan kita tetap mengikuti petunjuk dari kawan-kawan KPU, protokol kesehatan tetap kita laksanakan, sebelum ke TPS harus cuci tangan," pungkasnya.
(cr21/tribun-medan.com)