TRIBUN MEDAN.COM, MEDAN - Bukan hanya mendapat perlakuan biadab oleh ayahnya sendiri berinisial JS. RE bersama empat orang adik dan ibunya juga diusir dari kampungnya.
Hal itu dilakukan, karena orang di kampungnya mengganggap perbuatan asusila nya bersama sang ayah merupakan aib.
Bahkan, RE mengaku sempat dianiaya oleh sejumlah orang di kampung nya sebelum di usir.
Anehnya, JS yang merupakan pelaku tidak diperlakukan hal yang sama terhadapnya. Bahkan JS seolah-olah dilindungi dan tetap tinggal di rumahnya.
"Indikasi kita kenapa bapak (JS) ini tidak diusir, karena sering membagi kan tambul (cemilan) kepada warga di sana. Jadi dianggap orang baik," kata Khairiyah Ramadhani, kuasa hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Jumat (17/12/2021).
Khairiyah mengatakan, bahwa pelaku juga menyebarkan informasi kejadian asusila tersebut dilakukan oleh JS karena digoda oleh anaknya RE.
"Korban dikatakan menggoda JS untuk melakukan perbuatan asusila. Jadi masyarakat menganggap anaknya yang meminta di Rudapaksa. Masyarakat seperti melindungi pelaku," sebutnya.
Ia mengatakan, karena hal tersebut RE sempat dianiaya oleh warga di kampungnya, dan diminta segera meninggal kampung.
"Kita dapat keterangan bahwa, warga mengusir mama dan adiknya dan juga korban. Pelaku dibiarkan di situ. Korban juga sempat dipukul oleh masyarakat setempat kepalanya," ucapnya.
Khairiyah menuturkan, selama diusir dari kampungnya mereka tinggal di Aek Kanopan, Labuhanbatu ditempatkan keluarganya.
Ia menambah, pihaknya juga akan melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polrestabes Medan.
"Nanti kita bakal mengadukan kasus pemukulan itu juga, karena laporan kemarin itu kan hanya laporan Rudapaksa saja," ungkapnya.
(cr11/tribun-medan.com)