TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Rudy Syahputra mengatakan, bahwa lelaki bernama Radja Jaya Wardhana (22) yang sebelumnya mengaku dibacoki gerombolan geng motor menjabat sebagai Ketua Ranting Pemuda Pancasila di Marelan.
Sehingga, Rudy menyebut dirinya belum bisa memastikan, apakah Radja Jaya Wardhana benar-benar diserang kelompok geng motor, atau justri diserang oleh kelompok lain yang berseberangan dengan Pemuda Pancasila.
"Belum bisa kami simpulkan itu geng motor atau bukan, belum bisa dipastikan," kata Rudy, Senin (11/4/2022).
Ia mengatakan, sebelum Ketua Ranting Pemuda Pancasila itu dibacoki, sempat terjadi penyerangan terhadap posko Pemuda Pancasila.
"Hari sebelumnya juga kantor PP ada diserang, sebelumnya lagi ada ribut juga anggota PP dan kelompok pemuda yang lain, dua minggu yang lalu," ucapnya.
Sehingga, kata Rudy, bila merujuk dengan beragam kejadian itu, maka belum bisa disebutkan bahwasannya Radja Jaya Wardhana diserang kelompok geng motor.
"Jadi ada peristiwa sebelumnya, enggak bisa kita simpulkan korban itu diserang geng motor," kata Rudy.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan telah memeriksa sejumlah saksi.
"Belum bisa kita simpulkan itu dilakukan oleh geng motor atau bukan. Delapan orang yang sudah diperiksa saksi, sementara belum bisa kita sampaikan hasilnya," ucapnya.
Dari hasil pemeriksaan di lapangan, teman-teman yang bersama dengan korban saat penyerangan terjadi juga anggota Pemuda Pancasila.
Rudy mencurigai, ini ada hubungannya dengan kasus sebelumnya.
Meski Rudy berkeyakinan demikian, namun hal itu dibantah ibu korban.
Menurut Ely Susanti, orangtua dari Radja Jaya Wardhana, anaknya bukan Ketua Ranting Pemuda Pancasila di Marelan.
"Enggak, dia enggak ada ikut kayak gitu, apalagi jadi ketua," kata Ely kepada Tribun-medan.com, Senin (11/4/2022).
Menurutnya, tudingan tersebut merupakan isu yang beredar.
"Kalau isu yang beredar itu entah apa - apa isinya, ada lagi yang bilang orang itu ngumpul di kafe dan sudah bentrok duluan di kafe itu," ucapnya.
Ia mengatakan, jika memang bentrok tersebut terjadi, pastilah korban mengenali para pelaku yang membacoknya.
"Kalau memanglah orang itu ngumpul di situ dan bentrok, sudah tahulah dia siapa yang bacok dia, ini dia aja enggak ada yang kenal," tuturnya.
Namun, ia menyebutkan bahwa beberapa teman dari anaknya memang benar merupakan anggota OKP di kawasan tersebut.
"Kawan - kawan dia ada beberapa yang ikut OKP, jadi dia pun kadang duduk-duduk sama orang itu di pos nya," katanya.
Sementara itu, Radja Jaya Wardhana juga membantah bahwa dirinya menjabat sebagai Ketua Ranting Pemuda Pancasila.
Meski membantah, tapi Radja Jaya Wardhana mengakui dia sering nongkrong dengan teman-temannya yang anggota Pemuda Pancasila.
"Enggak ada (jadi Ketua Ranting Pemuda Pancasila), cuma ikut - ikut gabung duduk - duduk aja, karena memang lantaran ngumpulnya di situ. Kalau kawan - kawan iya, ikut ikut kek gitu," ungkapnya.
Diketahui, aksi pembacokan dan upaya pembunuhan terhadap Radja jaya Wardhana berlangsung di Jalan Pasar X Marelan, Kecamatan Medan Labuhan, pada Selasa (5/4/2022) menjelang sahur.
Korban yang merupakan warga Jalan Pasar IX, Desa Manunggal, Kecamatan Medan Labuhan menderita luka bacok di tangan dan kakinya.
Bahkan, tangan dan kaki korban nyaris putus ditebas parang.
Korban saat ini sedang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Imelda.(tribun-medan.com)