TRIBUN-MEDAN.COM - Kenali penyebab anak keras kepala dan suka melawan.
Sikap keras kepala adalah bentuk penolakan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan kemauan.
Tak terkecuali di masa perkembangan anak di atas usia 6 tahun.
Cara mendidik anak yang keras kepala atau suka melawan tentu tidak mudah untuk setiap orang tua.
Ketika misalnya anak malas mandi, anak susah makan, anak susah tidur, main gadget sampai lupa waktu, malas belajar, dan lain sebagainya, mungkin membuat orang tua meluapkan emosinya dengan marah-marah.
Padahal, cara paling ampuh untuk menghadapi anak yang keras kepala bukanlah dengan marah-marah atau membentak anak. Tetapi justru dengan memberikan perhatian secara penuh.
Dikutip dari Hellosehat, banyak perkembangan yang anak lalui mulai sejak usia 6 tahun, termasuk perkembangan kognitif, perkembangan sosial anak, perkembangan fisik anak, hingga perkembangan emosi anak. Salah satu bagian dari perkembangan emosi yang perlu Anda terapkan pada anak yakni mengajarkan bila ia keras kepala.
Anak yang keras kepala, entah itu anak perempuan atau laki-laki, cenderung menjadi sangat sensitif dan tidak dapat dibujuk oleh orang-orang di sekitarnya. Ini karena mereka ingin permintaannya segera terpenuhi.
Di sisi lain, sifat keras kepala dan sulit diatur sebenarnya merupakan cara si kecil untuk belajar soal kebebasan dan batasan-batasan perilaku yang bisa diterima dan tidak.
Ketika si kecil melakukan sesuatu, misalnya ia tidak mau mandi atau tidak mau tidur, ia akan melihat seperti apa reaksi Anda.
Saat anak berubah menjadi keras kepala dan suka melawan bisa jadi perilaku tersebut diakibatkan karena mereka melihat contoh yang sama.
Oleh karena itu, sebaiknya hati-hati jika bersikap di depan si kecil karena anak-anak sangat mudah meniru orang di sekitarnya.
Selain itu, anak yang keras kepala cenderung mencari perhatian dari orang lain. Kondisi ini sama halnya dengan anak tantrum tapi pada anak yang keras kepala lebih sering membuat ulah demi mendapatkan perhatian.
Meski merupakan bagian alami dari tumbuh kembang anak, sifat keras kepala tidak boleh terus dibiarkan hingga ia dewasa nanti. Itu sebabnya, usahakan sebagai orangtua Anda menerapkan cara mendidik anak yang keras kepala.
Menghadapi anak yang keras kepala memang membutuhkan kesabaran yang lebih dari biasanya, tapi tidak perlu dengan cara tarik urat apalagi menjewer dan mencubit.
Salah satu cara untuk menghadapi anak yang keras kepala adalah menanggapi luapan emosinya. Ini bukan berarti Anda menyerah dengan setiap permintaan si kecil. Anda bisa bersikap tegas sekaligus menunjukkan kasih sayang terhadapnya.
Melansir dari New Kids Center, berikut cara efektif dalam mendidik anak yang keras kepala dan suka melawan tanpa harus marah-marah:
1. Dengarkan pendapat dan kemauan si kecil
Komunikasi dengan anak adalah hal terpenting sebagai cara menghadapi sikap anak yang keras kepala.
Namun, komunikasi antara anak dan orangtua tentu harus berjalan dua arah.
Jika ingin si kecil mendengarkan Anda, Anda pun harus mau mendengarkannya terlebih dahulu.
Bila belum apa-apa Anda langsung melarangnya untuk begadang, anak akan cenderung membantah dan marah.
Sebab, anak keras kepala cenderung memiliki pendapat yang kuat dan senang berdebat demi keinginannya terpenuhi.
Anak bisa berubah menjadi keras kepala bila mereka merasa tak lagi didengar pendapatnya oleh orang lain.
Jadi, cobalah dekati si kecil dan dengarkan apa yang ia mau. Hal ini akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan.
2. Tidak memaksa
Ketika Anda cenderung memaksa anak untuk melakukan sesuatu, biasanya si kecil akan memberontak dan melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan. Hal ini termasuk dalam bentuk pertentangan, salah satu ciri umum dari anak keras kepala.
Ambil contoh, Anda memaksa anak untuk berhenti main gadget dan beranjak tidur karena anak sudah terlanjur kecanduan gadget.
Sebenarnya, mendidik anak yang keras kepala dengan cara ini tidak akan membantu, malah akan memicu perlawanan dari si kecil.
Sebaliknya, saat Anda menunjukkan perhatian dengan apa yang anak tonton, maka si kecil akan memberikan respon tertentu dan lebih merasa nyaman.
Si kecil akan merasa bahwa orangtuanya sedang memberikannya perhatian. Membangun hubungan dengan anak keras kepala diharapkan dapat meluluhkan hati si kecil sehingga menjadi lebih penurut.
3. Memberikan anak pilihan
Pada dasarnya, anak-anak memiliki jalan pikirannya sendiri dan tidak suka diberi tahu tentang apa yang harus dilakukan.
Ambil contoh, Anda menyuruh si kecil untuk tidur saat ia sedang asyik menonton TV. Jawaban yang mungkin Anda dengar adalah kata “tidak”. Ini sama halnya bila Anda memberikan mainan yang tak disukai oleh si kecil, maka jawabannya mungkin akan sama.
Cara mendidik anak yang keras kepala ini bisa dengan menggunakan trik-trik khusus dengan memberikannya pilihan. Misalnya, saat Anda menginginkan si kecil tidur dan melepaskannya dari TV, coba berikan si kecil pilihan buku cerita mana yang akan ia pilih untuk didongengkan sebelum tidur.
Alihkan perhatian si kecil dengan cerita menarik si kancil atau timun mas yang bisa ia pilih.
Kalau si kecil masih menolak, tetaplah bersikap tenang sembari mengulangi hal yang sama sebanyak mungkin.
Namun ingat, Anda harus tetap tenang dan tidak menunjukkan emosi.
Lama kelamaan, si kecil mungkin saja akan luluh dan mengikuti kemauan Anda.
4. Hadapi dengan tenang
Kunci utama dalam mendidik dan menghadapi anak yang keras kepala adalah dengan cara bersikap tenang dan sabar. Jika Anda cenderung marah-marah atau membentak, sikap Anda justru akan memperburuk keadaan dan malah membuat si kecil semakin melawan.
Lakukan berbagai kegiatan yang dapat membantu Anda menjadi lebih tenang, seperti meditasi, olahraga, mendengarkan musik, atau lainnya.
Bila Anda suka menyetel musik di rumah, hal ini juga bisa memengaruhi suasana hati si kecil untuk lebih tenang dan jauh dari tantrum.
5. Biarkan anak belajar dari pengalaman
Anak memang sering kali susah untuk diatur. Melarang anak melalui kata-kata kadang tidak cukup berhasil. Cara mendidik anak yang keras kepala bisa dilakukan dengan memberinya sedikit kebebasan. Tujuannya agar mereka bisa memahami apa ingin Anda sampaikan melalui pengalaman,melansir dari laman New Kids Center.
Cara ini akan memberikan pelajaran penting dalam mendidik anak yang keras kepala sehingga ia tidak mengulangi hal yang sama. Butuh peraturan agar bisa menerapkan cara mendisiplinkan anak guna mengajarinya konsekuensi dari perilaku baik atau buruk yang dilakukannya.
Sebagai contoh, Anda tidak memperbolehkan anak main air karena akan terpeleset, tapi anak mungkin sulit mendengarkannya.
Bila Anda sudah berkali-kali memberi tahu tapi anak tetap keras kepala, ia akan menyadari alasan Anda melarangnya saat ia sudah mengalami ganjarannya mungkin karena terjatuh atau terpeleset.
6. Ajak si kecil bekerja sama
Ketimbang menyuruh-nyuruh si kecil untuk melakukan suatu hal, alangkah lebih baik jika Anda mengajak si kecil untuk bekerja sama.
Gunakan kata-kata, “ayo kita lakukan bersama,” atau “bagaimana kalau kita mencobanya bersama-sama?” daripada kalimat yang terkesan menyuruh. Jadi, berusahalah untuk menjadi teman anak agar mereka merasa nyaman.
7. Ajak berdiskusi
Terkadang, Anda perlu melakukan negosiasi atau tawar-menawar dengan si kecil. Hal ini menunjukkan bahwa Anda tidak serta merta menolak permintaan si kecil, tetapi memberikan pertimbangan yang akan melatihnya mengambil keputusan yang baik.
Ambil contoh, anak Anda tetap tak mau tidur meski sudah Anda minta dengan baik-baik.
Nah, cara yang tepat bukanlah dengan memaksanya untuk segera tidur, tetapi dengan memberikan pertimbangan.
Tanyakan padanya kapan ia mulai ingin tidur dan tanyakan apa alasannya. Setelah itu, Anda bisa mengajaknya berdiskusi dan menentukan jam tidur yang cocok untuk Anda dan si kecil.
8. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan di rumah
Anak-anak adalah pembelajar yang baik sekaligus peniru yang ulung. Jadi, usahakan mendidik anak yang keras kepala dengan cara menciptakan lingkungan yang menyenangkan serta memberi contoh yang baik.
Mereka belajar melalui apa yang mereka lihat dan alami setiap hari. Jika mereka sering melihat orangtuanya bertengkar, kemungkinan ia akan menirunya saat beranjak dewasa apalagi bila terjadi kekerasan pada anak.
Oleh karena itu, ciptakan lingkungan yang menyenangkan di dalam rumah agar si kecil merasa lebih tenang dan nyaman. Ketenangan di dalam rumah juga dapat membuat suasana hati anak menjadi lebih stabil sehingga mengurangi sikap keras kepala pada anak.
9. Pahami cara berpikir anak
Cara menghadapi anak yang keras kepala yakni cobalah untuk memahami sudut pandang dan cara berpikir si kecil.
Apakah Anda tahu apa yang anak rasakan? Apakah anak sedang stres, takut, atau sedih?
Semakin banyak Anda mengenal anak, semakin baik pula cara Anda menghadapi si kecil termasuk mendidik sifatnya yang keras kepala. Misalnya, bila si kecil tidak mau mengerjakan pekerjaan rumahnya, jangan langsung membentak dan memarahi anak. Sebab, anak mungkin menemukan kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya.
Alhasil, si kecil akan menjadi uring-uringan dan semakin enggan mengerjakan tugasnya. Ketimbang marah-marah, bantulah si kecil menyelesaikan tugasnya bersama Anda. Selipkan waktu istirahat selama 1 sampai 2 menit agar si kecil tidak terlalu stres dalam mengerjakan tugas.
10. Ajarkan anak agar berperilaku baik
Jangan sesekali mendidik anak yang keras kepala dengan cara mencubit atau bertindak kasar. Sebab kembali lagi, hal ini akan diserap dalam ingatannya dan mungkin saja akan dilakukannya di masa depan.Oleh karena itu, tunjukkan perilaku baik di depan si kecil agar ia ikut bersikap baik kepada Anda.
Mengutip dari Healthy Children, berikan pujian-pujian saat si kecil berhasil menyelesaikan perintah Anda dengan baik. Contohnya, buatlah grafik dan tempelkan satu bintang di atasnya ketika si kecil berhasil menyelesaikan tugas.
Selain itu, Anda juga bisa memberikannya hadiah tertentu untuk memperkuat perilaku positif si kecil.
Sekeras apapun sikap anak, percayalah bahwa Anda mampu mengatasinya dengan sikap tenang. Dengan demikian, anak keras kepala Anda kelak berubah menjadi anak yang lebih disiplin dan penurut.
Jangan Mempermalukan Anak di Depan Umum
Dikutip dari Nakita.id, pada nyatanya anak selalu memiliki pribadi yang berbeda. Memang dalam membimbing anak, kita tentu mau anak menjadi pribadi yang baik dan penurut.
Namun terkadang karena cara mendidik setiap orang tua dan pribadi anak juga berbeda, terkadang anak tumbuh tidak sesuai dengan apa yang orang tua harapkan.
Salah satu hal yang sulit untuk diatasi adalah saat anak memiliki pribadi yang keras kepala. Biasanya anak menjadi keras kepala saat keinginannya tidak dipenuhi.
Anak akan marah-marah atau cenderung mengamuk saat apa yang mereka ingini tidak didengar atau dituruti. Bahkan, hal ini sangat mungkin untuk anak tunjukkan kepada orang lain, bukan kepada orang tua saja.
Sebaiknya saat anak sedang keras kepala Moms tidak melawan anak dengan memarahi mereka, karena itu malah akan semakin meningkatkan keras kepala pada anak.
Cara Menghadapi Anak Keras Kepala
Berikut beberapa cara menghadapi anak yang keras kepala tanpa harus memarahi anak.
Mendengarkan Pendapat Anak
Salah satu penyebab anak menjadi keras kepala adalah anak merasa apa yang mereka ingini selalu tidak didengar. Maka dari itu penting bagi kita untuk mendengarkan terlebih dahulu apa yang anak ingini.
Jika memang tidak sesuai dengan apa yang Moms harapkan, sebaiknya mulai coba ajak anak untuk berdiskusi.
Minta anak untuk menjelaskan apa yang mereka ingini, dan mulai beri tahu sebab akibat yang akan anak alami, lalu cari jalan tengah bersama.
Tidak Memaksa Anak
Jika anak tidak mau melakukan apa yang Moms katakan, sebaiknya jangan paksa anak. Pemaksaan yang dilakukan malah akan membuat anak menjadi seorang yang keras kepala dan bisa saja menjadi pemberontak.
Ada baiknya Moms terus memberi pengertian yang masuk akal agar anak mulai berpikir sendiri dan akhirnya mulai menerima apa yang Moms katakan.
Memahami Cara Berpikir Anak
Moms terkadang kita tidak memikirkan tujuan anak memilih pilihan tersebut. Maka dari itu penting bagi kita juga untuk memahami pemikiran anak.
Sebagai orang tua kita tidak bisa memaksa anak harus paham dan tahu apa yang kita ingini. Namun kita juga harus mengerti dan mau memahami, sehingga kita jadi mengetahui arah tujuan anak menentukan pilihan tersebut.
Tidak Mempermalukan Anak di Depan Umum
Mungkin bagi beberapa Moms hal ini merupakan sesuatu yang biasa, untuk mempermalukan atau memarahi anak di depan umum. Namun nyatanya hal ini hanya akan membuat anak malu, dan menjadi keras kepala.
Sebaiknya kita saat ingin menasehati anak jangan pernah di depan umum, Moms bisa mengajak anak untuk ke tempat yang lebih sepi dan ingatkan anak secara empat mata saja.
(*/tribun-medan.com/Nakita.id)