TRIBUN-MEDAN.com - 10 Dzulhijjah merupakan hari dimana amal shaleh umat Islam lebih dicintai oleh Allah.
Pemerintah telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022.
Umat Islam dianjurkan Nabi Muhammad untuk berpuasa dan memperbanyak amalan, seperti bertasbih, berzikir, bertahmid, dan sedekah.
Menurut sebuah riwayat, mengerjakan amalan pada sepuluh hari pertama Zulhijah lebih utama daripada hari-hari lainnya.
Hal ini diterangkan Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin dengan bersandar pada sebuah riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW bersabda:
"Tiada ada hari yang amal sholeh, lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (sepuluh hari pertama bulan Zulhijah).' Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya membandingi berpuasa satu tahun. Melakukan sholat malam di dalamnya membandingi sholat malam pada malam Lailatul Qadar. Salah seorang sahabat bertanya 'Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?' Beliau bersabda, 'Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).'
Berikut ini bacaan niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah yang dijalankan jelang Idul Adha.
Ada beberapa puasa sunnah yang dijalankan umat Muslim menjelang Idul Adha.
Puasa sunah tersebut ialah puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah.
Baca juga: Baru Terungkap Sosok Orang Ketiga Penyebab Putusnya Raffi Ahmad dan Tyas Mirasih Dulu
Baca juga: Dulu Gayanya Sederhana, Kabar Terkini Idham Azis, Mantan Kapolri yang Berani Copot 5 Jenderal
Rasulullah dan para sahabat melaksanakan puasa Arafah tanpa melafalkan niat.
Melafalkan niat bukanlah syarat, namun ia disunnahkan oleh jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat.
Namun ada ulama yang memberikan lafal niat untuk puasa Arafah sebagai berikut :
Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Bacaan Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
(Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala)
Artinya: “Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Bacaan Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: "Saya niat puasa Arafah, Sunah karena Allah Ta’ala".
Puasa Dzulhijjah dijalankan mulai 1 hingga 7 Dzulhijjah.
Puasa Tarwiyah dijalankan pada 8 Dzulhijjah.
Puasa Arafah dijalankan pada 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Idul Adha.
Baca juga: Sempat Tobat Usai Dinikahi Kakek 73 Tahun, Artis Thailand Nong Nat Akhirnya Main Film Dewasa Lagi
Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah
Berikut keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiah, dan Arafah, seperti yang dikutip dari laman babel.kemenag.go.id:
- Tanggal 1 Dzulhijjah
Allah mengampuni Nabi Adam AS di Arafah, maka yang berpuasa di hari itu akan diampuni dosa-dosanya.
- Tanggal 2 Dzulhijjah
Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun, maka orang yang berpuasa di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat.
- Tanggal 3 Dzulhijjah
Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya AS, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dikabulkan doanya.
- Tanggal 4 Dzulhijjah
Nabi Isa AS dilahirkan, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihilangkan kesusahan dan dikumpulkan bersama orang mulia di hari kiamat.
- Tanggal 5 Dzulhijjah
Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya, maka orang yang berpuasa di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.
- Tanggal 6 Dzulhijjah
Allah membukakan pintu kebaikan semua nabi, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang.
- Tanggal 7 Dzulhijjah
Pintu neraka jahanam dikunci dan tidak akan dibuka sebelum berakhir pada 10 Dzulhijjah.
Maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihindarkan dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran dan dibukakan 30 pintu kemudahan untuknya.
- Tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah)
Keistimewaan puasa Tarwiyah adalah menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.
- Tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah)
Khusus untuk Puasa Arafah, fadhillahnya adalah mendatangkan kemuliaan bagi yang menjalankannya, antara lain:
1. Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
2. Bertambah harta.
3. Dijamin kehidupan rumah tangganya.
3. Dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.
4. Dilipatgandakan amal dan ibadahnya.
5. Dimudahkan kematiannya.
6. Diterangi kuburnya selama di alam Barzah.
7. Diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
8. Diselamatkan dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT
Keutamaan puasa Arafah:
1. Menghapus dosa selama dua tahun yakni satu tahun sebelumnya dan setahun setelahnya
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya” (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : قَالَ لَهُ رَجُلٌ أَرَأَيْتَ صِيَامَ عَرَفَةَ ؟ قَالَ : أَحْتَسِبُ عِنْدَ اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Dari Abi Qatadah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, seorang laki-laki bertanya kepada beliau, “Bagaimanakah puasa arafah?” Beliau menjawab, “Ia dicatat di sisi Allah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR. Ahmad)
2. Menjadi amal shalih yang utama di 10 pertama bulan Zulhijah
10 hari pertama di bulan Zulhijjah sangat dicintai oleh Allah.
Bahkan bisa setara dengan jihad di jalan Allah yang membuat mujadih syahid dan hartanya habis di jalan Allah.
"Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan DzulHijjah)". Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi SAW menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun". (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits senada juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad).
Ibnu Muflih dalam Al Furu’ -yang merupakan kitab Hanabilah- (3: 108) mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”
Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.
عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ
“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).
Hadits serupa juga terdapat dalam riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari jalur Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada amal yang lebih utama daripada sepuluh hari bulan Zulhijah. Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?" Beliau menjawab. "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki keluar dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian ia tidak kembali membawa sesuatu."
Imam Syafi'i menerangkan, sepuluh hari yang dimaksud pada hadits di atas adalah sepuluh hari pertama yang diakhiri dengan Hari Raya Idul Adha atau kurban.
(*/Tribun-Medan.com)