Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua

Kamaruddin Ungkap Sudah Miliki Gambaran Umum Hasil Autopsi Ulang, Diperoleh dari Wakil Keluarga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, saat menyambangi Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (18//7/2022).

TRIBUN-MEDAN.com - Tim dokter forensik yang melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, menyatakan bahwa laporan hasil autopsi tersebut akan selesai dalam waktu 4-8 minggu mendatang.

Tim Forensik gabungan masih menunggu hasil pemeriksaan sampel bagian jenazah yang diperiksa secara mikroskopik di laboratorium RSCM.

Diketahui autopsi digelar pada Rabu (27/7/2022) di RSUD Sungai Bahar, Jambi.

Kendati demikian, pihak keluarga Brigadir J sudah memiliki gambaran umum terkait hasil autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.

Sebab, ketika tujuh dokter forensik melakukan autopsi ulang di RSUD Sungai Bahar Jambi, ada dua orang perwakilan keluarga yang memang dipersilakan ikut memantau dan melihat jalannya autopsi ulang.

Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Squad Lama, Sebut Sosok yang Diduga Ancam Brigadir J adalah Brigadir D

Perwakilan yang bisa ikut memantau jalannya autopsi ulang tersebut, harus memiliki latar belakang di bidang  medis atau kesehatan.

"Kedua wanita luar biasa yang menjadi duta keluarga dalam autopsi ulang itu, adalah Herlina Lubis magister kesehatan atau nakes, dan dokter Martina Aritonang. Mereka diizinkan memantau dan melihat langsung autopsi ulang dilakukan," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak di live streaming kanal YouTube Hendro Firlesso, Kamis (28/7/2022) malam.

Menurut Kamaruddin, selama jalannya autopsi ulang, kedua perwakilan keluarga itu mencatat jalannya autopsi dan apa saja yang dilakukan tim forensik atas jenazah Brigadir J.

"Catatan mereka sebagai wakil keluarga, sudah dibuat dalam bentuk laporan dan sudah dinotariskan menjadi akte otentik, atau akte legal," kata Kamaruddin.

Lalu, Kamaruddin pun menyebut bahwa pihak keluarga sudah memiliki gambaran umum mengenai visum et repertum dan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J, tanpa bermaksud mendahului penjelasan dari tim dokter forensik.

Gambaran umum itu berdasarkan catatan dan laporan dari dua wakil keluarga yang melihat dan memantau jalannya autopsi ulang, yakni Herlina Lubis dan dokter Martina Aritonang.

"Yang dilaporkan oleh kedua wakil kita ini pertama ketika kepalanya dibuka, otaknya sudah tidak ditemukan dan dibagian belakang kepala seperti dilem. Setelah lem dibuka di situ ada lubang. Setelah disondek lubang itu ke arah mata mentok dan disondek ke arah hidung, tembus. Jadi diduga almarhum ditembak dari belakang kepala sehingga jebol sampai ke hidung depan, itu tembak garis lurus. Karena datar ya, dari belakang kepala sampai hidung depan," kata Kamaruddin.

Hal ini katanya juga membuktikan dugaan pihak keluarga sebelumnya yang menyatakan luka di hidung seperti luka sayatan dan ada dia jahitan tidak benar. 

Baca juga: Kamaruddin Singgung Sosok Pengancam Brigadir J, Turut Berfoto Bersama Ferdy Sambo dan Ajudan Lain

"Menurut pengamatan dari dua wakil kita itu, dokter dan magister kesehatan, itu adalah diduga lubang peluru yang ditembakkan dari belakang," kata Kamaruddin.

Selain itu kata Kamaruddin di tengkorak kepala Brigadir J ditemukan ada 6 retakan yang diduga akibat tembakan tersebut atau mungkin akibat lain.

Untuk bagian otak Brigadir J katanya ditemukan di bagian perut karena dipindahkan di sana oleh tim dokter forensik sebelumnya.

"Setelah itu ditemukan juga luka diduga tembakan dari bagian leher tembus ke arah bibir, nah itu luka tembakan kedua," ujarnya.

Yang ketiga katanya ditemukan pula luka tembakan di dada. "Disondek juga tembus, jadi diduga itu juga luka tembakan peluru," kata Kamaruddin.

Kemudian kata dia di tangan kanan Brigadir J juga ditemukan luka tembakan yang lurus dan tembus.

"Luka tembakan di tangan kanan lurus dan tembus, tidak miring," katanya.

"Jadi itulah 4 lubang diduga akibat peluru," kata Kamaruddin.

Selain itu tambah dia ditemukan luka terbuka di bahu yang terkelupas.

"Luka di bahu ini yang selama ini kita bicarakan sesuai gambar, belum bisa dipastikan luka atau lubang apa. Yang pasti saat disondek, tidak ada lubang ke dalam. Jadi hanya luka terbuka yang diduga bukan akibat peluru," kata Kamaruddin.

Bagian itu katanya sudah diambil sampelnya untuk diuji di laboratorium RSCM, untuk memastikan penyebab luka.

"Kemudian ditemukan lagi di tangan sebelah kiri bagian bawah patah. Di lengan itu kan ada tulang dua ya, dan itu patah. Patahnya kenapa belum dapat disimpulkan, karena masih harus diteliti dokter forensik dan sampelnya sudah dibawa ke RSCM," ujarnya.

"Namun pengamatan wakil kita dan disepakati dokter forensik di sana, bahwa itu adalah patah tulang," kata Kamaruddin.

Lalu kata dia di bagian kelingking dan jari manis ditemukan patahan jari dan terkelupas di seputar kuku. 

"Itu juga dibawa sampelnya untuk dipastikan apa penyebabnya," katanya.

Kemudian kata Kamaruddin, di punggung belakang jenazah Brigadir J ada semacam memar atau luka dan diambil sampelnya untuk diteliti penyebabnya.

"Lalu di bagian lutut sebelah kiri ditemukan semacam memar, dan diambil sampling untuk diteliti dan diuji," kata Kamaruddin.

Untuk kaki kanan Brigadir J yang bengkok dan tidak luruh, kata Kamaruddin juga diteliti dokter forensik.

Baca juga: Tangani Kasus Brigadir J, Inilah Sosok Kamaruddin Simanjuntak, Pengacara asal Siborongborong

"Kemudian di kaki kanan sebelah bawah yang ada jahitan belum bisa dipastikan karena apa. Namun untuk sementara katanya diduga untuk memasukkan formalin," kata Kamaruddin.

Hal hampir sama katanya ditemukan di pergelangan kaki kiri.

Di luar itu semua kata Kamaruddin, pihaknya juga meminta dokter forensik memeriksa organ dalam tubuh Brigadir J atas kemungkinan korban tewas diracun.

"Menurut dokter itu sulit karena jenazah sudah dimasukkan formalin dua kali. Namun dari ginjal korban, ini sedang didalami karena ginjal sensitif dan semoga itu bisa memastikan diracun atau tidak," kata Kamaruddin.

Terkait dugaan jeratan di leher, kata Kamaruddin, kedua wakil keluarga menyatakan bahwa untuk otot leher tidak ada resapan darah, dan dokter forensik memastikan tidak ada jeratan di leher.

"Yang ada bekas tembakan ketika dijahit jadi ketarik, seperti garis, begitu informasinya, tapii tu beum pasti," katanya.(bum)

 

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com 

Berita Terkini