Update Kasus Pembunuhan Brigadir J

DIUNGKAP Kamaruddin Pemilik Senjata Langka Jenis Luger Pembunuhan Brigadir J, Tak Disangka

Editor: Dedy Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pistol Luger di Kasus Ferdy Sambo Tembak Brigadir J

TRIBUN-MEDAN.com - Publik menunggu akhir hukum yang akan diterima Ferdy Sambo.

Hingga kini, terhitung sudah dua bulan berjalan, teka-teki kasus pembunuhan Brigadir J masih menjadi misterius.

Bahkan, belakangan ini publik malah dihebohkan oleh tiga selongsong peluru pistol yang berbeda dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Baca juga: AKHIRNYA Jokowi Angkat Bicara Soal Kabar Maju Jadi Calon Wakil Presiden di Pilpres 2024

Pemilik pistol di lokasi pembunuhan Brigadir J pun masih menjadi misterius hingga kini.

Kabar penembak Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J tiga orang mencuat. Kabar ini mencuat dengan penemuan amunisi bersumber dari senjata api jenis Luger (HO)

 

Dikutip TribnnewsBogor.com dari TribunJakarta.com, kali ini pengacara Kamaruddin Simanjuntak buka suara.


 
Diketahui, ada pistol era perang dunia yang teridentifikasi di TKP pembunuhan Brigadir J.

Diketahui sebelumnya, Glock 17 adalah senjata milik Bharada E yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

Sedangkan HS 9 adalah milik Brigadir J yang digunakan Ferdy Sambo untuk menembak ke arah dinding agar seolah-olah ada penembakan.

Ini Jenis Pistol yang Digunakan Bharada E Tembak Brigadir J, Berisi 17 Peluru Ditembakkan 5 Sisa 12 (Tribun Medan)

Dia lalu menguak misteri terkait siapa pemilik pistol yang biasa dipakai oleh prajurit Kekaisaran Jerman tersebut.

Hal itu disampaikan Kamaruddin Simanjuntak saat menjadi narasumber di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (14/9/2022).

 
Kamaruddin Simanjuntak menilai Pistol Luger tersebut mungkin merupakan barang koleksi milik keluarga Ferdy Sambo.

Pistol Luger di Kasus Ferdy Sambo Tembak Brigadir J

Bukan tanpa alasan, mengingat ayah Ferdy Sambo, Pieter Sambo adalah pensiunan Mayor Jenderal Polisi.

“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” ucap Kamaruddin Simanjuntak.

Baca juga: DIBONGKAR Kamaruddin, Jenderal Bintang 3 Takut Ferdy Sambo, Brigjen Diperas 2 Miliar

“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo, (Ayahnya) Ferdy Sambo itu kan, pensiun terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990.”

Maka itu, lanjut Kamaruddin Simanjuntak, untuk menuntaskan kerumitan pembunuhan berencana Brigadir J perlu dilibatkan TNI dan PPATK.

“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI, mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin. 

Baca juga: Tak Terima Ibunya Nangis Gegara Haters, Fuji Ngamuk: Ga Suka Gue Orang Tua Gue Dimaki

Baca juga: Nasib Uang Puluhan Juta Yang Dimakan Rayap, Samin 4 Jam Duduk di Bank

“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian, artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja. Tetapi yang suka merekayasa ini kan dia berada di posisi puncak semua karena sudah biasa menjilat ke istana, menjilat ke kementerian.”

Menurut Kamaruddin akan berbeda nasib perwira Polri yang tidak pandai menjilat dalam tugasnya.

“Yang kerjanya baik-baik tidak pandai menjilat sehingga tidak (mendapatkan) jabatan yang VIP, kan begitu,” kata Kamaruddin.

“Oleh karena itu, ayo dong kalau memang mau membebaskan polisi dari tangan mafia, ayo dong kita tolong polisi ini, karena sangat banyak polisi yang baik-baik.”

Pistol Era Perang Dunia


Sementara itu pengamat Kepolisian Bambang Rukminto berharap penyidik Mabes Polri melakukan pemeriksaan dengan cermat kepada sejumlah tersangka kasus obstruction of justice tewasnya Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat ( Brigadir J).

Hal ini penting sebagai kunci untuk mengetahui siapa sesungguhnya pemilik senjata api jenis Luger.

“Saksi-saksi bukan hanya dari pelaku yang sudah ditersangkakan, tapi juga para pelaku obstruction of justice, ini yang mungkin bisa lebih dikembangkan,” ucap Bambang Rukminto.

“Tanpa itu, kelihatannya akan kesulitan sekali, karena CCTV maupun TKP sudah sangat rusak dalam hal ini.” imbuhnya.

Berbeda dengan Kamaruddin Simanjuntak, Bambang Rukminto menyampaikan, Luger adalah jenis senjata api produksi lama.

Senjata ini bahkan, kata Bambang, nyaris tidak digunakan oleh perwira Polri.

“Ini senjata lama seperti itu, nyaris tidak digunakan kawan-kawan kepolisian. Artinya, ini bisa jadi senjata-senjata koleksi seperti itu,” ujar Bambang.

“Siapa yang memiliki Luger ini sangat penting, karena tidak semua orang bisa memiliki senjata yang antik seperti itu, kecuali orang-orang yang memiliki aset dan memiliki kesenangan tersendiri terkait koleksi senjata.” imbuhnya.

Sekedar informasi Luger Pistole Parabellum 1908 adalah pistol semi-otomatis yang menjadi senjata resmi tentara Jerman selama beberapa dekade pada paruh pertama abad ke-20.

Sering dikenal pula sebagai Jerman Luger, Luger Parabellum atau cukup disebut Luger, dirancang pada tahun 1898 oleh Georg Luger.

Luger banyak dicari sebagai koleksi untuk berbagai alasan. Banyak kolektor menghargai nilai sejarah Luger sebagai senjata api penting selama dua Perang Dunia.

Sedangkan yang lain tertarik dengan desain yang khas dan hasil pengerjaan berkualitas tinggi.

Sosok Penembak Ketiga

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik kembali mengurai dugaan mengejutkan terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat ( Brigadir J).

Berdasarkan hasil analisa dan penyidikan tim Komnas HAM, diduga kuat bahwa jumlah penembak Brigadir J lebih dari dua orang.

Selain Bharada E dan Ferdy Sambo, ada satu lagi penembak Brigadir J yang hingga kini masih bungkam menurut Komnas HAM.

Analisa tak terduga itu disampaikan Ahmad Taufan Damanik saat diwawancarai Rosiana Silalahi dalam tayangan Kompas TV, Jumat (9/9/2022).

"Kami menemukan bukti-bukti dari autopsi maupun autopsi ulang, maupun uji balistik, bahwa jenis pelurunya bukan satu. Karena itu tidak mungkin dari senjata yang satu, lebih dari satu senjata," ungkap Ahmad Taufan Damanik dikutip TribunnewsBogor.com.

"Lebih dari dua senjata?" tanya Rosi.

"Bisa jadi. Makanya saya munculkan juga misalnya kemungkinan ada pihak ketiga. Saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga yang melakukan itu," pungkas Ahmad Taufan Damanik.

(*/Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang TribunnewsBogor.com dengan judul Kamaruddin Bongkar Pemilik Pistol Langka Pembunuh Brigadir J, Sosoknya Tak Disangka

Berita Terkini