TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Petarung One Pride MMA asal Sumut yang berhasil lolos The Fight Academy, di San Diego Amerika Serikat, Eperaim Ginting mengaku, ia kurang mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda) nya, Kabupaten Tanah Karo.
Pemegang sabuk One Pride MMA kelas 65,8 kg itu mengatakan, ia seperti 'Ayam Gak Punya Induk' karena tidak mendapat dukungan dari Pemda Kabupaten Tanah Karo. Eperaim mengatakan, hal itu juga dialami beberapa atlet lain.
"Kalau gak didukung, kita gak tahu juga. Yang kurasakan, banyak kami fighter di Tanah Karo itu kaya Ayam Gak Punya Induk. Soalnya lebih perduli lagi daerah lain kepada kami," katanya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Jum'at (3/2/2023).
Eperaim menyebut, Pemda lain seperti Deliserdang dan Kota Medan menyambut baik serta mendukung prestasi yang ia dapatkan. Terlebih, Pemprov Sumut yang juga memberikan dukungan terhadapnya jelang berlaga di Amerika Serikat.
"Kemarin kami ke Pemerintahan Deliserdang, kami disambut baik. Terus di Medan juga, Pak Bobby menanggapi kami dengan baik. Pak Ijeck juga baik. Malah mereka yang memanggil kami untuk datang. Ini pemerintahan kami, sudah berapa kali engga ketemu," ucapnya.
Dijelaskan Eperaim, ia sudah beberapa kali datang ke Pemkab Tanah Karo untuk sekedar menyampaikan bahwa ada putra daerah yang berprestasi di kancah internasional. Menurutnya, sambutan yang ia dapatkan terkesan tidak baik.
Setidaknya kata Eperaim, ia sudah mendatangi Pemkab Tanah Karo sebanyak dua kali. Namun, respon yang diberikan seperti tidak ditanggapi. Padahal menurutnya, ia tidak meminta apa-apa. Hanya meminta izin untuk berangkat karena menganggap kepala daerah seperti orangtuanya.
"Dia (kepala daerah Tanah Karo) sebagai orangtua kami. Biar orangtua kami tahu, iabaratnya ada putra daerah yang go international. Ya tapi mau gimana lagi, kita lebih didukung sama daerah lain," ujarnya.
"Saya berharap bisa menjumpai Bupati sama Wakil Bupati. Pertama kami kemarin menjumpai Wakil Bupati, ketemu. Sudah ngomong, terus nanti dikabari dan kami datang lagi, eh malah gak ketemu sama sekali. Kami datang dari Medan, karena gak ketemu kami balik lagi ke Medan," ucapnya lagi.
Eperaim menuturkan, untuk biaya saat berlaga seleksi tingkat Asia di Bali kemarin, sepenuhnya memang ditanggung oleh One Pride karena rekomendasikan. Hanya saja pasca menang, ia mesti mengeluarkan biaya sendiri untuk latihan dan keperluan lainnya.
Ia pun berharap kejadian seperti ini tidak lagi terjadi terhadap atlet-atlet lainnya. Saat ini Eperaim mengaku fokus untuk berlaga di San Diego, Amerika Serikat.
(cr12/tribun-medan.com)