TRIBUN-MEDAN.COM - Hubungan bakal calon presiden (bacapres) dari NasDem Anies Baswedan dengan Partai Gerindra belakangan terus memanas.
Sejumlah isu yang menyudutkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu terus menyeruak ke permukaan.
Di antaranya adalah soal adanya perjanjian politik Anies Baswedan dengan sang Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto yang dibongkar Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Sandiaga Uno.
Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago membaca, isu-isu tersebut memang sengaja digoreng untuk menjegal Anies maju Pilpres 2024.
Terlebih menurutnya, pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 lalu kini cenderung mendukung Anies Baswedan.
"Makanya cara yang dimainkan Gerindra mungkin saja dengan menggagalkan Anies sebagai capres, maka peluang Prabowo besar di Pilpres 2024," ucapnya dalam diskusi virtual bertajuk Tribun Talk dikutip Senin (13/2/2023).
Oleh sebab itu, isu-isu negatif yang menyudutkan Anies ini tentu menjadi keuntungan bagi Prabowo.
Menurutnya, hal ini diprediksi bakal terus terjadi hingga Pilpres 2024 mendatang.
Contohnya seperti pernyataan Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade yang menyebut Anies belum pamit ke Prabowo setelah dideklarasikan NasDem, PKS, dan Demokrat jadi bakal capres.
Padahal, selama ini Gerindra sudah mendukung penuh langkah Anies, khususnya saat Pilkada DKI 2017 silam.
"Ini kan juga soal balas jasa. Itu juga salah satu isu yang dimainkan petinggi Gerindra agar Anies dipojokkan," ujarnya.
Ia pun menyebut strategi ini dimainkan Gerindra lantaran menilai Anies sebagai sosok yang jadi saingan Prabowo dalam mewujudkan mimpi eks Danjen Kopassus itu jadi Presiden RI.
"Ini wajar di politik, karena dalam artian menguntungkan Gerindra dan Prabowo ketika Anies dapat isu negatif," tuturnya.
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah memberikan klarifikasi terkait adanya perjanjian utang sebesar Rp 50 miliar kepada pasangannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, Sandiaga Uno.
Utang Rp 50 miliar Anies kepada Sandiaga Uno itu awalnya diungkap politikus Partai Golkar, Erwin Aksa saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored yang tayang pada Sabtu (4/2/2023).
Terkait kabar utang Rp 50 miliar itu, Anies Baswedan memberikan jawaban.
Anies mengatakan saat dirinya maju dalam Pilkada DKI Jakarta bersama Sandiaga Uno pada 2017, ada banyak sumbangan yang masuk.
Sumbangan dana kampanye itu ada yang diketahuinya, ada pula yang tidak ia ketahui.
Dari sekian sumbangan itu, ada yang berupa sumbangan langsung dimana pemberi sumbangan atau dukungan itu meminta dicatat sebagai utang.
"Ada pinjaman, sebenarnya bukan pinjaman, yang pemberi dukungan ini minta dicatat sebagai hutang. Jadi, dukungan (kampanye) yang minta dicatat sebagai utang," kata Anies dalam tayangan di channel Youtube Merry Riana, Jumat (10/2/2023).
Atas dukungan atau sumbangan itu, apabila Anies gagal memenangi Pilkada DKI maka akan dicatat sebagai utang dan harus dikembalikan.
Dikatakan Anies, dalam pemberian dukungan itu, Sandiaga Uno bertindak sebagai penjamin, bukan sebagai pemberi pinjaman.
Adapun uang sebesar Rp 50 miliar itu berasal dari pihak ketiga.
Namun, Anies tidak mengungkap siapa pihak ketiga yang ia maksud.
"Nah itu kan dukungan tu, nah siapa penjaminnya, nah penjaminnya pak Sandi. Jadi uangnya bukan dari pak Sandi. itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya menyatakan (untuk dicatat sebagai utang," kata Anies.
Anies mengakui, perjanjian itu dilakukan secara tertulis dan ia yang menandatangani surat perjanjian itu.
Namun, dengan dirinya telah memenangi Pilkada DKI Jakarta pada 2017, utang Rp 50 miliar itu dinyatakan lunas dan tidak perlu dibayar sesuai yang tercantum dalam perjanjian.
"Apabila kami menang pilkada maka ini dinyatakan sebagai bukan utang dan selesai, bentuk dukungan. Jadi, itulah yang terjadi. Begitu pilkada selesai, menang, selesai," ujar Anies.
Bakal capres dari Partai NasDem ini justru heran dengan pihak yang mengungkapnya saat ini.
Anies juga menyatakan siap memperlihatkan dokumen perjanjian itu apabila memang diperlukan. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pengamat Baca Gerindra Mainkan Isu Balas Jasa Demi Jegal Anies Baswedan dan Naikkan Prabowo,