Materi Belajar

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram, Materi Belajar Matematika Kelas 7

Penulis: Rizky Aisyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram akan dibahas pada materi belajar matematika kelas 7 berikut ini.

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Menampilkan data dalam format tabel berarti menyusun data menjadi baris dan kolom. Ada tiga macam representasi data dalam bentuk tabel. Dengan kata lain:

a. Tabel Baris dan Kolom

Presentasi pertama yang menyajikan data dalam bentuk tabel adalah tabel dengan baris dan kolom. Tabel Baris dan Kolom adalah tabel yang hanya memiliki satu kategori/grup.

Misalnya, data dari pengamatan sebelumnya. Ada pensil, pulpen, penghapus, rautan dan lainnya. Dengan demikian, data-data tersebut dapat digabungkan menjadi satu kategori/kelompok, yaitu jenis alat tulis.

b. Tabel Kontingensi

Berbeda dengan tabel baris dan kolom, tabel berpartisi adalah tabel yang datanya memiliki lebih dari satu kategori/grup.

c. Tabel Distribusi Frekuensi

Terakhir, kami menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan interval/rentang nilai. Setiap interval nilai memiliki frekuensi (banyak data).

Secara umum, jika Anda mendapatkan data yang cukup banyak, Anda dapat menampilkannya di tabel ini untuk menyederhanakan formulir.

Penyajian Data dalam Bentuk Diagram

Apa itu Diagram? Diagram adalah gambar sederhana yang menunjukkan bagaimana sesuatu terlihat, struktur, atau bekerja, atau mewakili data.

Jika Anda ingin merepresentasikan data Anda dalam bentuk diagram, artinya menyusun data tersebut ke dalam bentuk gambar atau simbol. Sehingga menampilkan data dalam format ini akan jauh lebih menyenangkan.

Ada tiga jenis penyajian data dalam bentuk diagram, antara lain:

a. Diagram Batang (Blok)

Diagram batang adalah format yang menampilkan data yang dapat diklasifikasikan/dikelompokkan (nilai ujian, pekerjaan, hobi, dll.) dan data tahunan (harga produk per tahun, jumlah pendapatan per tahun, dll.).

Bagan batang biasanya lebih cocok untuk menampilkan data yang memiliki variabel yang termasuk dalam kategori tertentu, seperti data jenis pekerjaan atau data penjualan tahunan.

Dalam bagan batang, data ditampilkan sebagai persegi panjang yang melebar ke atas. Setiap persegi panjang harus memiliki lebar yang sama dan tidak boleh saling bersentuhan.

Lalu bagaimana cara menampilkan data dalam bentuk diagram batang? Lihat contoh di bawah ini.

Misalnya data tinggi badan siswa kelas 7A adalah:

139, 137, 135, 135, 136, 137, 138, 139, 137, 138, 135, 136, 137, 139, 137, 137, 138, 135, 137, 136, 139, 137, 135, 136, 138, 138, 136, 137, 137, 136.

Sekarang, untuk membuat grafik batang, pertama-tama kita perlu mengetahui jumlah siswa pada setiap tinggi badan. Namun data yang diperoleh masih belum berurutan (random), sehingga agak sulit untuk dihitung.

Oleh karena itu, Anda harus mulai dengan data terkecil dan membuat urutan data terlebih dahulu. Untuk mempermudah, kami menyusun data dalam format tabel.

Kemudian buat sumbu datar dan vertikal yang terhubung satu sama lain. Sumbu datar mewakili kategori dan sumbu vertikal mewakili jumlah data (frekuensi) di setiap kategori.

b. Diagram Garis

Bagan garis biasanya digunakan untuk menampilkan data kontinu/berkelanjutan, seperti jumlah orang per tahun, jumlah barang yang diproduksi setiap tahun, serta perubahan iklim dan cuaca selama periode waktu tertentu.

Grafik garis biasanya digunakan untuk menampilkan data kontinu dengan batas waktu.

c. Diagram Lingkaran (Pie)

Diagram lingkaran biasanya digunakan untuk menampilkan data yang dapat diklasifikasikan/dikelompokkan. Penggunaan diagram lingkaran biasanya untuk menentukan rasio data terhadap total data. Apakah Anda dominan?

Dalam diagram lingkaran, data ditampilkan dalam bentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa sektor. Nah, kemiringan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk persentase ( persen) atau derajat (o).

Persentase dan derajat dipengaruhi oleh nilai/frekuensi dalam data, sehingga setiap irisan memiliki ukuran yang berbeda.

Saat irisan dinyatakan sebagai persentase, persentase totalnya adalah 100 % untuk satu lingkaran penuh. Di sisi lain, jika sektor dinyatakan dalam derajat, sudut total lingkaran penuh adalah 360o.

(cr30/tribun-medan.com) 

Berita Terkini