TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, terkait tewasnya siswa SD kelas II bernama Ibrahim Hamdi alias Baim (8) karena diduga setelah dirundung oleh kakak kelasnya.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa sampai saat ini pihaknya telah memeriksa sebanyak sembilan orang saksi.
Pemeriksaan tersebut dilakukan, untuk mencari fakta terkait dugaan penyebab meninggalnya siswa SD tersebut.
"Kasus itu masih dalam penyelidikan, sudah sembilan orang saksi kita periksa," kata Fathir kepada Tribun-medan, Minggu (2/7/2023).
Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa dugaan bullying tersebut dilakukan di luar sekolah.
Namun, Fathir belum membeberkan secara detail dimana lokasinya.
"Nanti akan kita sampaikan lebih jelasnya," sebutnya.
Dijelaskan, pihak penyidik juga masih menunggu hasil autopsi dari jenazah untuk mendapatkan keterangan resmi dari pihak medis, untuk mengetahui secara pasti penyebab tewasnya siswa SD tersebut.
"Kami masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara. Nanti akan kita sampaikan juga hasilnya setelah keluar," ujarnya.
"Kasus ini berkaitan dengan anak, maka penanganannya harus khusus sesuai dengan aturan yang berlaku," sambung Fathir.
Sebelumnya, Seorang anak bernama Ibrahim Hamdi alias Baim (8), meninggal dunia diduga setelah menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya.
Menurut Yusraini Nasution alias Butet orang tuanya, anaknya yang masih duduk bangku kelas II SD, sebelum meninggal dunia sempat mengadu kepadanya.
Anaknya itu seusai pulang sekolah datang ke lapak jualannya di depan Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan, pada Kamis (22/6/2023) kemarin.
Saat itu, anak pertamanya ini mengeluh kesakitan setelah dianiaya oleh kakak kelasnya sepulang dari sekolah.
"Dia kemarin dipukuli sama abang - abang kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD. Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," kata Butet saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (28/6/2023).
(cr11/Tribun-medan.com)