Viral Medsos

Ini Kelebihan Gibran hingga Diperebutkan Kelompok Ganjar dan Prabowo Menurut Survei LSI Denny JA

Editor: AbdiTumanggor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gibran saat berbincang dengan Puan Maharani di sebuah warung makan di Solo.

TRIBUN-MEDAN.COM - Ini Kelebihan Gibran hingga Diperebutkan Kelompok Ganjar dan Prabowo Menurut Survei LSI Denny JA.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka belakangan ini santer bakal menjadi cawapres di Pilpres 2024.

Tak tanggung-tanggung, putra sulung Presiden Joko Widodo itu sepertinya "diperebutkan" oleh dua kubu.

Kedua kubu tersebut ialah barisan Ganjar Pranowo dengan PDIP-nya serta barisan Prabowo dengan Gerindranya.

Pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa kali, menimbulkan spekulasi tawaran Prabowo kepada Gibran agar mau mendampinginya di 2024.

Sinyal juga datang dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, saat mengungkapkan kriteria bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Fadli Zon mengatakan cawapres harus bisa melengkapi Prabowo Subianto seperti dari kalangan sipil hingga tokoh muda.

"Pasti yang komplementer ya, melengkapi. Artinya kalau Pak Prabowo latar belakangnya militer, ya tentu cawapres kalau bisa sipil, kalau Pak Prabowo senior, cawapresnya tentu junior muda," kata Fadli saat diwawancarai Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Fadli Zon Library, Tanah Abang, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Spekulasi Gibran bakal maju jadi Cawapres juga muncul dari kelompok "seberang". Di Istana Merdeka, bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, menyebut nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bakal dipertimbangkan sebagai cawapres Ganjar Pranowo.

"Kami mencermati hal tersebut," kata Puan di Jakarta, Kamis (17/8/2023).

Hanya saja, Puan mengatakan syarat jika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan uji materi soal usia capres-cawapres.

"Kalau memang kemudian di MK-nya disetujui ada calon cawapres di bawah 40 tahun, ya bisa saja Mas Gibran yang maju," kata Puan.

Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menikmati akhir pekan berkeliling Solo ditemani Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (Istimewa)

Apa kelebihan Gibran hingga diperebutkan kelompok Ganjar dan Prabowo?

1. Wakil generasi milienial

Nama Gibran Rakabuming Raka perlahan mengubah arah politik ketika sosoknya menurut survei LSI Denny JA, menjadi yang terpopuler dan paling disukai sebagai cawapres.

Dalam rilis survei LSI Denny JA, Senin (14/8/2023) bertajuk ‘Gibran, Generasi Milenial & Pertarungan Cawapres 2024’.

LSI Denny JA menyebut Gibran merupakan satu-satunya wakil dari generasi milenial di daftar cawapres beredar.

LSI Denny JA membedah kekuatan Gibran Rakabuming Raka dibanding tiga nama lain yang santer disebut-sebut akan mengisi pos cawapresnya Prabowo Subianto.

Tiga nama lain yang dimaksud itu ialah Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Kekuatan Gibran dibandingkan cawapres Prabowo lainnya, ada Pak Erick, kemudian Pak Airlangga, kemudian juga Pak Muhaimin,” kata pembicara LSI Denny JA, Ardian Sopa, dalam rilis survei secara virtual, Senin (14/8/2023).

Ada dua faktor dalam perbandingan kekuatan Gibran Rakabuming Raka dan 3 nama lain untuk bursa cawapresnya Prabowo.

Faktor tersebut yakni tingkat popularitas dan kesukaan.

"Seperti kita tahu, kita tak mungkin pilih orang yang tidak kita kenal. Namun sudah kenal pun tidak menjadi jaminan dia akan dipilih ketika dia tidak disukai. Mereka harus dikenal, disukai, baru pemilih mau memutuskan pilihannya itu sendiri,” kata Ardian Sopa.

Ardian menjelaskan, popularitas Gibran paling tinggi di generasi millenial dengan rentan usia 22- 42 tahun dan kesukaan terhadap Gibran juga paling tinggi di generasi Z usia 17-21 tahun.

2. Faktor Presiden Jokowi

Tingkat kepuasan masyarakat kepada Presiden Jokowi masih tinggi.

Hal ini juga bisa ditafsirkan, di pilpres 2024, calon yang diasosiasikan dekat dengan Jokowi akan memiliki peluang menang yang lebih besar.

Hal ini juga yang mungkin melatarbelakangi kedua kubu untuk "menyeret" keluarga Jokowi dalam pertarungan politik di 2024.

Keberhasilan menggaet Gibran, bisa dikatakan keberhasilan mendapatkan dukungan Jokowi di Pilpres.

Dukungan Jokowi diyakini akan mengantarkan capres meraih kemenangan di 2024.

Analisa pengamat

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dinilai memiliki setidaknya dua kelebihan yang belum tentu dimiliki kepala daerah lain di Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.

Pangi menyebut, kelebihan pertama Gibran ialah memiliki mentor seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Gibran langsung punya mentor seorang presiden, yang bagaimana beliau pernah membangun Kota Solo," ungkap Pangi, tak lama setelah Gibran terpilih jadi Wali Kota Solo.

Kelebihan lainnya, kata Pangi, saat menjadi Wali Kota Solo, Gibran memiliki akses ke lingkaran kekuasaan.

Akses ini yang tidak dimiliki kepala daerah lain.

Kepala daerah lain belum tentu memiliki akses akses kekuasaan.

"Artinya apapun program yang dibawa dari pusat, hampir tidak ada kendala yang terlalu sulit, karena punya hubungan yang cukup bagus akses kekuasaannya," ungkap Pangi.

Baca juga: Reaksi Gibran Diledek Yenni Wahid saat Pakai Seragam Petugas Parkir: Mohon Arahan Bu Wakil Presiden

PAKAI BAJU PETUGAS PARKIR: Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memakai baju petugas parkir yang identik dengan warna biru dan hitam lengkap dengan nametag 'Mas Gibran'. Ia memakai baju tersebut saat mengikuti pawai pembangunan di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (18/8/2023). (twitter) 

Seloroh Gibran

Di sisi lain, Gibran Rakabuming Raka berseloroh dirinya ingin menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Gibran juga mengaku menunggu tawaran menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan. "Saya menunggu tawaran cawapresnya Pak Anies. Biar lengkap. Tapi saya maunya sama Mas Ibas, semoga. Beliau (Ibas) kan Ketua Fraksi Demokrat DPR RI," kata putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu saat ditemui di kantornya, Jumat (18/8/2023).

Sayangnya, kata Gibran, ia tidak berani menjalin komunikasi langsung untuk berbicara mengenai hal itu kepada putra bungsu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.

"Nggak. Ra nduwe jalure e (tidak punya jalurnya). Ndak berani lah. Beliau kan ketua fraksi, anak presiden," kata Gibran.

Menanggapi seloroh Gibran tersebut, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan, Gibran tak memenuhi syarat sebagai bakal cawapres Anies Baswedan.

Ali menyebut Gibran secara usianya belum memenuhi syarat untuk maju sebagai cawapres.

"Mas Gibran tidak memenuhi syarat untuk menjadi cawapres," ungkap Ali di Restaurant Al Jazeerah Polonia, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (19/8/2023).

Sebab, kata Ali, saat ini NasDem dan PDIP sudah memiliki koalisi masing-masing di Pilpres 2024.

Tanggapan Gibran dan Jokowi soal bakal wakil Ganjar

Belakangan nama Gibran mencuat menjadi calon cawapres Ganjar.

Saat ditanya kemungkinan dirinya menjadi cawapres Ganjar, Gibran menolak dan mengaku keberatan.

"Waduh, ya janganlah, saya kan bukan siapa-siapa, takutnya nanti malah Pak Ganjar kalah gara-gara saya kan repot," kata Gibran.

Menurut Gibran, yang semestinya jadi cawapres Ganjar itu adalah yang sudah senior.

"Jangan, jangan, yang senior-senior (PDIP) saja. Umur saya tidak cukup. Saya intinya ikuti arahan beliau Puan Maharani (Ketua DPP PDIP) dan Hasto Kristiyanto (Sekjen PDIP)," kata putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu.

Sementara, Presiden Jokowi hanya berkomentar singkat saat ditanya mengenai kemungkinan Gibran menjadi cawapres Ganjar seperti yang dilontarkan oleh Puan Maharani.

"Tanyakan Bu Puan," kata Jokowi singkat usai menghadiri acara peringatan Hari Konstitusi dan Hari ulang Tahun MPR Ke-78 di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023)

Penjelasan Ketua MK

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, mengungkapkan perkara uji materiil batas usia cawapres akan diputuskan tergantung pihak-pihak terkait.

"Itulah tergantung dari para pihak-pihak baik DPR maupun pemerintah, utama pemohon," ungkapnya di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.

Anwar menerangkan, pihaknya tidak bisa memprediksi kapan perkara tersebut diputuskan.

"Susah diprediksi. Yang pasti para pihak mengajukan ahli dan saksi," jelasnya.

Menurutnya, pihaknya akan menggelar sidang lanjutan pada 22 Agustus 2023.

"Rencana sidang berikut tanggal 22 kalau tidak salah, hari Selasa. Nanti ikuti saja sidangnya," imbuh Anwar Usman.

Diketahui, MK tengah menggelar sidang perkara uji materiil mengenai batasan usia capres dan cawapres.

Gugatan ini dilayangkan tiga pihak, yakni pihak pertama adalah Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi.

Kedua, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Garuda, Yohanna Murtika dan Ketua Umum Partai Garuda, Ahmad Ridha Sabana.

Ketiga, Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar dan Wakil Bupati Lampung Selatan, Pandu Kesuma Dewangsa.

Panda Nababan (HO / Tribun Medan)

Panda Nababan sebut Gibran Masih "Anak Ingusan"

Sebelumnya, Politikus Senior PDIP Panda Nababan menyebut Gibran Rakabuming Raka masih sebagai anak ingusan.

Maka, ia menilai, Gibran masih perlu belajar sebelum maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.

Panda Nababan juga menjelaskan maksud menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan.

Panda menilai Gibran harus banyak belajar.

Seperti saat dia diwawancara Najwa Shihab, dia komentari presiden abis jabatan menurut Gibran lebih baik kembali ke Solo.

Gibran bilang, masih banyak yang lebih pintar dari bapaknya.

Panda pun menjelaskan hal itu juga berkaitan dengan jawaban-jawaban Gibran terkait kinerja Jokowi.

"Waktu bapaknya 30-40 kali berdialog berunding dengan pedagang sebelum dipindahkan dengan menghindari kekerasan dari Satpol pamong praja, Jokowi bersabar berdialog. Apa kata Gibran? Dia bilang kalau saya 3-4 kali langsung pindahin. Dari situ saya lihat Ini anak mesti ditegur, mesti dikasih ingat,"tegasnya.

Panda menilai apa yang dilakukan Presiden Jokowi selama ini bukan hal mudah, bukan hal enteng.

"Dia tidak menangkap jiwa yang diapakan bapaknya. Menggugah hati rakyat baru ambil keputusan"jelas Panda.

Panda Nababan juga blak-blakan kecewa dengan mantu Presiden Jokowi, yang kini menjabat sebagai Wali Kota Medan.

Bobby Nasution disebut belum menunjukkan kinerja dan prestasi untuk kota Medan.

"Ini masalahnya sederhana, majunya Gibran dan Bobby di Medan kita harus waspadai tendensi dinasti. Dianggap anaknya presiden bisa begini. Saya ajah terus terang kecewa dengan prestasi Bobby, belum kelihatan,"terang Panda dalam wawancara bersama KompasTV, Jumat (30/6/2023).

Menurutnya tidak mudah bawa nama Jokowi. "Ini yang saya mau warning (peringatkan) kepada mereka(Gibran dan Bobby). Jadi seperti Wali Kota Medan saya sampaikan ke pak Jokowi. Tolong perhatikan prestasi Medan dia mantunya bawa nama Jokowi. Begitu juga Gibran bawa nama jokowi. Mereka harus lebih hebat lebih berprestasi,"jelas Nababan.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini disadur dari Tribunnews.com

Berita Terkini