TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Warga yang tinggal di seputar Jalan Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, mengeluhkan jalan utama yang kerap kali banjir.
Amatan www.tribun-medan.com, kondisi jalan yang selalu tergenang air ini berada sekitar 500 meter dari simpang Jalan Mariam Ginting menuju Jalan Samura.
Padahal titik jalan yang selalu tergenang air terlebih setelah diguyur hujan ini merupakan jalan utama menuju ke Desa Samura yang masih berada di pusat Ibukota Kabupaten Karo.
Meskipun genangan air tidak terlalu tinggi, namun titik yang tergenang air kurang lebih sepanjang 10 meter ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat apalagi yang tinggal di kawasan tersebut.
Berdasarkan pengakuan Angga yang merupakan salah satu warga sekitar Jalan Samura, jalanan yang digenangi air ini bukan baru pertama kali terjadi. Kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir sehingga sudah sangat dikeluhkan oleh masyarakat.
"Yah sudah lumayan lama itu banjir, tapi sampai sekarang belum ada perhatian dari pemerintah," ujar Angga, Senin (27/11/2023).
Bahkan, salah satu penggiat media sosial sempat memposting foto pembalap Aquabike yang sedang memacu jetskinya di jalan yang tergenang banjir tersebut. Diketahui, baru-baru ini Kabupaten Karo menjadi salah satu lokasi pelaksanaan event internasional balapan jetski yang digelar di Pantai Sinalsal, di Desa Tongging, Kecamatan Merek, pada Rabu (22/11/2023) kemarin.
Sehingga, momen ini digunakan oleh penggiat akun media sosial untuk menyentil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo. Apalagi, di Jalan Samura ini merupakan salah satu daerah yang padat penduduk dan merupakan salah satu daerah yang padat aktivitas terlebih saat pagi hari.
"Sudah sama lah itu sama jetski kemarin. Ngapain jauh-jauh di Tongging sana bupati lihat air, di sini pun ada," ucapnya.
Warga lainnya D Sembiring, juga mengungkapkan hal yang tidak jauh berbeda. Dirinya menjelaskan, banjir di jalan utama ini sudah bukan hal yang baru melainkan sudah merupakan pemandangan sehari-hari yang dilihat oleh masyarakat.
"Sudah tiap hari lihat banjir itu, apalagi pagi macet," ucap Sembiring.
Akibat dari kondisi ini, dirinya mengaku tak jarang harus mencari jalan lain untuk menghindari banjir dan macet. Meskipun airnya tidak terlalu tinggi, namun dirinya mengungkapkan tetap enggan melintasi genangan air kotor itu.
Diduga, buruknya sistem drainase yang ada di kawasan tersebut merupakan faktor utama jalanan tersebut terus tergenang. Karena tidak adanya saluran pembuangan air membuat air tidak bisa mengalir maupun diserap. Lebih lanjut, dirinya meminta kepada jajaran Pemkab Karo agar segera membuka mata untuk melakukan perbaikan di sana.
(mns/tribun-medan.com)