RIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polisi tetapkan remaja berinisial WAS (17) tahun sebagai tersangka dalam kasus tewasnya siswi SMK berinisial PJS (15).
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, pelaku ditetapkan sebagai tersangka setelah dilakukan penyelidikan.
Katanya, pelaku ini terbukti melakukan Rudapaksa terhadap korban dan juga mencekokinya dengan minuman diduga telah dioplos.
"Untuk kejadian tersebut kami sudah menetapkan satu orang tersangka, saat ini tersangka sudah dilakukan pemeriksaan, dan dilanjutkan dengan penahanan," kata Fathir kepada Tribun-medan, Rabu (6/12/2023).
Dijelaskannya, penetapan tersangka ini juga setelah pihaknya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kostan Jalan Jamin Ginting, Kota Medan.
Dimana, lokasi tersebut menjadi tempat pelaku melakukan aksi kriminalnya terhadap korban hingga menyebabkannya tewas.
Di lokasi, petugas juga menemukan sejumlah barang bukti yang saat ini sudah dibawa ke laboratorium untuk dilakukan penelitian.
"Proses penanganan perkara tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ada beberapa barang bukti yang kami temukan di TKP dan sudah kami bawa ke laboratorium untuk penelitian lebih lanjut, kaitannya dengan penyebab kematian dari korban," sebutnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, terhadap pelaku dijerat dengan pasal berlapis yakni tentang undang-undang perlindungan anak dan juga undangan-undangan tindak pidana kekerasan seksual.
"Terhadap pelaku penyidik sudah menjerat pelaku dengan pasal berlapis, ancaman pidana 15 tahun penjara," bebernya.
Sebelumnya, seorang siswi SMK kelas I di Medan tewas, usai diduga dicekoki minuman bercampur obat dan di rudapaksa.
Korban diketahui berinisial PJS berusia 15 tahun, warga Kecamatan Pancur Batu, Deliserdang.
Ia meninggal dunia, setelah sempat dilarikan ke rumah sakit haji Adam Malik Medan, pada Sabtu (2/12/2023)
(Cr11/tribun-medan.com)
Siswi SMK Tewas Dirudapaksa
Seorang siswi SMK kelas I di Medan tewas diduga dicekoki minuman bercampur obat dan dirudapaksa.
Korban diketahui berinisial PJS berusia 15 tahun, warga Kecamatan Pancur Batu, Deliserdang.
Menurut ayah korban, Udin Sagala, peristiwa yang menimpa putrinya ini terjadi, pada Jumat (1/12/2023) kemarin.
Awalnya putri pertamanya ini berpamitan ke sekolah. Namun hingga malam hari tidak kunjung pulang.
Pihak keluarga yang panik mencoba mencari tahu keberadaan anaknya. Sebab sebelumnya korban sempat mengabari pihak keluarga bahwa ia sedang ikut ekstrakurikuler.
"Anak saya itu awalnya bersekolah seperti biasa. Pergi pagi, biasa kalau Jumat itu sekolahnya cepat pulang. Saya juga sempat menanyakan kepada kawan-kawannya, katanya anak saya lagi ikut ekstrakurikuler," kata Udin kepada Tribun-medan, Senin (4/12/2023).
Lalu hingga malam hari anaknya tidak kunjung pulang dan tidak ada kabar. Ia pun semakin panik dan kuatir.
Kemudian, dia pun kembali menanyakan kembali keberadaan anaknya bersama temannya yang kebetulan tinggal di dekat rumah mereka.
"Setelah jam tujuh malam, saya tanya lagi sama temannya, sebetulnya dimana anak saya, kawannya jawab nggak tahu," sebutnya.
Ia menjelaskan, tak lama teman anaknya ini mendapat telpon dari nomor korban. Lalu, temannya ini memberitahukan kepada orang tua korban.
"Bunyilah hp dia, kebetulan nomor anak saya yang manggil, saya angkat rupanya yang ngomong itu ibu-ibu ngasih tahu kondisi dan posisi anak saya," ucapnya.
Dijelaskannya, setelah mendapatkan telepon tersebut ia dan istrinya pun langsung menuju ke lokasi di sebuah kost-kostan di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan.
Sesampainya di kost dua lantai itu, kondisi di tempat itu sudah ramai. Lantas, ia pun segera mencari keberadaan anaknya.
"Saya naik tangga. Saya bertanya siapa yang bawa anak saya kemari. Jadi ada kawannya ngasih tahu bahwa mereka sedang ada acara manggang-manggang di situ," ujarnya.
Lalu, ia pun langsung menuju ke salah satu kamar kost yang gelap gulita. Di sana, Udin melihat anaknya dalam kondisi tertidur dan ditutupi pakai kain panjang.
"Di kamar itu, saya lihat anak saya tertidur sudah nggak sadarkan diri, pandangan kosong, badannya pucat," katanya.
Tidak hanya itu, ia juga melihat adanya darah yang keluar dari kelamin anaknya ini.
Di lokasi, ia juga menemukan beberapa botol kemasan yang diduga isinya sudah dicampur dengan obat.
Selain itu, dia juga menemukan beberapa kotak alat kontrasepsi baru dan bekas.
"Celananya yang dipakai sudah nggak itu lagi, anak saya sudah makai celana training, bukan pakaian sekolahnya lagi," ucapnya.
Kemudian, Udin pun curiga dengan salah seorang teman laki-laki anaknya yang saat itu berada di lokasi.
Lantas, ia pun mempertanyakan siapa yang membawa anaknya ke kostan tersebut sampai kondisi anaknya tidak sadarkan diri.
Lalu, teman laki-laki anaknya ini pun mengaku bahwa dia yang membawa korban ke kostan tersebut.
"Saya tertuju sama satu orang perwakilannya itu seperti orang Nias, saya tanya dia akhirnya dia mengaku," bebernya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa setelah itu anaknya pun dilarikan ke klinik untuk mendapatkan perawatan medis.
Sementara, teman laki-lakinya itu di bawa ke Polsek Medan Tuntungan.
"Sesampainya di Polsek Tuntungan, karena diduga itu kasus Rudapaksa jadi dilimpahkan ke Polrestabes Medan," bebernya.
Lalu, setelah dilakukan perawatan medis korban pun di bawa pulang dengan niat Keluarga agar dirawat di rumah.
Keesokan harinya korban kembali kejang-kejang, mulut dan hidungnya mengeluarkan busa.
Kemudian, keluarga membawa korban ke Rumah Sakit Haji Adam Malik untuk di lakukan perawatan kembali, pada Sabtu (2/12/2023) dinihari.
Namun, setibanya di sana korban pun dinyatakan meninggal dunia.
Ia pun berharap kepada pihak kepolisian, agar bisa mengungkap kasus tersebut dan menangkap terduga pelaku lainnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa menjelaskan bahwa, saat ini kasus tersebut masih dalam penanganan pihak kepolisian.
"Satu orang pelaku sudah diamankan, kasusnya masih penyelidikan," pungkasnya.
Sosok Siswi SMK yang Tewas Dikenal Pendiam
Suasana duka masih terasa di kediamannya siswi SMK berinisial PJS (15) yang tewas usai diduga dirudapaksa dan dicekoki minuman dicampur obat-obatan, oleh teman prianya yang juga masih berstatus siswa.
Tribun-medan, sempat mendatangi kediamannya korban yang terletak di Jalan Rotan VIII, Perumnas Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu, Deliserdang.
Di depan rumah korban, masih terpasang tenda teratak untuk para kerabat yang datang melakukan takziah.
Ibu korban, Isry Marlena Marbun mengaku masih belum menyangka anak pertama dari tiga bersaudara itu meninggal dunia dalam keadaan tragis.
Masih teringat olehnya, putrinya ini merupakan sosok anak yang baik di keluarga dan tidak pernah memiliki masalah apapun.
"Anak ku itu yang paling rajin, paling baik, dia itu memang orangnya nggak banyak ngomong pendiam, tapi dia itu rajin," kata Isry dengan rawut wajah sedihnya, Senin (4/12/2023).
Ia mengatakan, selama ini anaknya itu tidak pernah macam-macam dan selalu menolak untuk berteman dengan laki-laki.
"Biasa dia kalau pulang sekolah pasti langsung. Cuma kemarin hari Jumat itu dia telat pulang, selama ini tidak pernah," sebutnya.
"Biasanya kalau pulang pasti selalu ngabari, kadang ngirim foto pas dia lagi di dalam angkot," lanjutnya.
Dikatakannya, di hari kejadian memang anaknya ini sempat menghubungi dengan mengatakan bahwa dia sedang ada ekstrakurikuler di sekolah nya.
"Waktu hari Jumat itu dia nelpon, katanya lagi ekskul, dikirim fotonya sama ku," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa setelah itu nomor anaknya tidak aktif sampai ditemukan di kost-kostan di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, dalam kondisi trauma berat.
Katanya, setelah itu anaknya ini dibawa ke klinik lalu di rujuk ke rumah sakit Bhayangkara Medan.
"Kondisinya trauma kali, pokoknya dia kek ketakutan, terus saya peluk tiba-tiba dia menjerit," bebernya.
Lebih lanjut, Isry menuturkan setelah selesai di rawat di rumah sakit Bhayangkara Medan, pihak keluarga memutuskan untuk membawa korban kembali ke rumah.
Hal itu dilakukan keluar, agar bisa menyembuhkan trauma yang dialami anaknya.
Namun, setelah sempat dirawat di rumahnya, korban kembali kejang-kejang dan hidung serta mulutnya mengeluarkan buih.
Lalu, keluar pun membawa korban ke rumah sakit Haji Adam Malik Medan, setibanya di sana korban pun dinyatakan meninggal dunia, pada Sabtu (2/12/2023) dini hari.
Pelaku Pinjam Kamar untuk Rudapaksa Korban
Ayah korban menduga pelaku yang rudapaksa anaknya hingga tewas ini lebih dari satu orang dan telah direncanakan oleh para pelaku.
"Ada indikasi, saya orang yang pertama langsung ke TKP pelakunya ini tidak satu orang," sebutnya.
"Kamar kost ini pas saya datang itu tidak ada bola lampunya, gelap gulita. Maka saya bilang ada indikasi ini adanya unsur perencanaan,"
"Si pelaku ini meminjam kamarnya ini untuk berbuat kejahatan sama anak saya, dipinjamkan kuncinya katanya dibayar Rp 20 ribu supaya dia bisa berbuat seperti itu," lanjutnya.
Dikatakannya, setelah kejadian ia mengamankan satu orang remaja yang diduga pelaku dari lokasi yang kini telah diserahkan ke Polrestabes Medan.
Udin juga berharap kepada pihak kepolisian, agar bisa mengungkap kasus tersebut dan menangkap terduga pelaku lainnya.
"Saya minta ini yang punya kost (penghuni kamar) tolong diperiksa, dia saksi kunci, tolong tangkap semua yang terlibat di situ,"
"Lalu yang pemilik kost itu dia terlibat juga, dia juga terlibat. Dia diduga menyediakan tempat mesum," tuturnya.
Pelaku Sudah Diserahkan ke Polisi
Pelaku pun ditangkap oleh ayah korban di kamar kost Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, di lokasi korban ditemukan dalam keadaan kejang-kejang, pada Jumat (1/12/2023) kemarin.
Menurut ayah korban Udin Sagala, saat itu ia bersama istrinya datang ke lokasi tersebut setelah mendapatkan kabar anaknya kejang-kejang.
Setibanya di kostan lantai dua itu, ia pun langsung menanyakan siapa yang membawa putrinya ke kostan tersebut hingga tidak sadarkan diri.
"Saya tanya siapa yang bawak anak saya ke sini, lalu saya tertuju sama satu orang (WAS) saya introgasi akhirnya dia mengaku, kalau dia yang bawa anak saya kemari," kata Udin kepada Tribun-medan, Senin (4/12/2023).
Ia menjelaskan, setelah mengaku pelaku langsung dipegang dan diamankan bersama dengan pemilik kost di lokasi kejadian.
"Waktu saya pegang, dia minta-minta tolong sama kawannya, kawannya nggak berani. Lalu datang pemilik kost, bilang suruh anak saya bawa ke klinik dan pelaku ini biar diamankan di situ," sebutnya.
Katanya, lalu ia membawa anaknya ke klinik untuk mendapatkan perawatan medis. Tak lama, paman korban pun datang ke lokasi dan langsung membawa pelaku ke Polsek Medan Tuntungan.
"Setelah korban saya bawa ke klinik, saya pun datang ke Polsek Medan Tuntungan ngelihat pelaku ini," ucapnya.
"Cuma kata polisi di situ, karena kasus pencabulan tidak bisa diproses di sini jadi di limpahkan ke Polrestabes Medan, lalu pelaku di bawa ke sana," lanjutnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa membenarkan bahwa pelaku saat ini sudah ditahan.
"Satu orang pelaku sudah diamankan, kasusnya masih penyelidikan," pungkasnya.
Kondisi Kos Tempat Siswi SMK Dirudapaksa
Sebuah kost yang terletak di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, menjadi tempat seorang siswi SMK berinisial PJS (15) diduga dirudapaksa dan dicekoki minuman dicampur obat-obatan hingga berujung maut. Sang siswi SMK tersebut pada akhirnya meninggal dunia.
Setelah kejadian, polisi yang didampingi oleh orangtua korban sempat menggeledah kamar kostan tempat korban ditemukan dalam keadaan sekarat.
Amatan Tribun Medan dari video yang beredar, tampak kamar kost tersebut dalam keadaan gelap gulita.
Petugas yang melakukan penggeledahan terpaksa harus menggunakan senter untuk menerangi ruangan tersebut.
Suasana di kost tersebut terlihat sangat berantakan. Petugas pun tampak terlihat melakukan penggeledahan terhadap barang-barang yang ada di sana.
Di lokasi, pelaku yang ketika itu memakai jaket warna merah dengan tangan terborgol juga turut menyaksikan penggeledahan kamar kost tersebut.
Di dalam kamar, petugas menemukan sejumlah botol minuman kemasan yang diduga isinya telah dicampurkan dengan obat-obatan yang dicekoki ke mulut korban.
Lalu, polisi kemudian melakukan pemeriksaan lagi di kamar mandi dan ditemukan alat kontrasepsi bekas pakai.
"Ini kondom siapa," tanya petugas kepada pelaku.
Pelaku pun mengakui bahwa itu merupakan miliknya.
Kemudian, petugas pun kembali melakukan pemeriksaan dan ditemukan lagi kotak alat kontrasepsi di kamar tersebut.
(cr11/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter