TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Enam mahasiswa Universitas Prima Indonesia atau UNPRI Medan dilaporkan ke Polrestabes Medan karena dianggap menyebar hoaks atau berita bohong soal mayat di lantai 9 kampus.
Mereka juga dianggap membuat gaduh karena usai menyebarkan video mayat di dalam boks biru berisi mayat, lalu membuat video klarifikasi. Isi klarifikasinya bahwa apa yang mereka rekam dan sebarkan merupakan boneka, bukan mayat.
Laporan dilayangkan oleh Fajar, dari Aliansi Advokat Sitop Hoaks pada Jumat (15/12/2023) malam.
Menurut Fajar, akibat ulah para mahasiswa UNPRI Medan, yang diketahui salah satunya bernama Herianto, masyarakat dibuat gaduh.
"Oleh sebab itu dengan dua video yang beredar itu membuat kegaduhan dan keonaran di tengah-tengah masyarakat. Makanya kita bersama-sama Aliansi Advokat Sitop Hoaks melaporkan hal tersebut ke Polrestabes Medan,"kata Fajar, dari Aliansi Advokat Sitop Hoaks, Jumat (16/12/2023).
Menurut Fajar, enam mahasiswi Unpri Medan, perekam dan penyebar sekaligus yang membuat video klarifikasi diyakini melanggar Pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 1946 juncto Pasal 28 ayat 2 UU Informasi Elektronik Teknologi (ITE).
Aliansi Advokat Sitop Hoaks meminta Satreskrim Polrestabes Medan segera menindaklanjuti laporannya dan menangkap mahasiswa UNPRI tersebut.
Katanya, dugaan hoaks mengenai mayat di lantai 9 dan video klarifikasi bukan mayat betul-betul meresahkan baik masyarakat dan universitas UNPRI.
"Video pertama dan kedua. Yang pertama menyatakan ada mayat di lantai 9 UNPRI dan video yang kedua bahwa tidak ada mayat, melainkan itu manekin atau boneka. Jadi, ini merupakan berita bohong," kata Fajar.
Sebelumnya Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan, pihaknya bakal memeriksa keenam orang yang melakukan klarifikasi tersebut untuk dimintai keterangannya.
"Itu salah satu yang perlu kita dalami, mereka bilangnya itu boneka. Makanya itu kita dalami dan minta klarifikasi sama yang bersangkutan yang bikin video itu," kata Fathir kepada Tribun-medan, Kamis (14/12/2023).
Ia menjelaskan, munculnya video klarifikasi tersebut malah membikin kegaduhan di tengah masyarakat setelah dugaan adanya mayat di lantai 9 kampus mewah itu. "Justru video itu yang bikin pertanyaan-pertanyaan di masyarakat," ucapnya.
Fathir juga meminta kepada seluruh pihak agar kooperatif kepada pihak kepolisian, agar kasus tersebut bisa segera terungkap. "Kami harap semua pihak kooperatif. Kita harap yang di dalam video itu juga kooperatif, justru munculnya video itu banyak pertanyaan di masyarakat, itu harus kita jawab," ujarnya.
Berawal Video Viral
Video penemuan dugaan dua mayat ini viral di media sosial dan bikin heboh. Video itu direkam menggunakan handphone.
Dalam video itu, disebutkan dua mayat ditemukan di boks besar warna biru berisi air yang berada di lantai 9 kampus Unpri Medan.
"Ada mayat di UNPRI lantai 9," kata perekam video sambil menunjukkan lokasi penemuan mayat tersebut. Amatan tribun-medan di video tersebut, kondisi keduanya tampak sudah mulai membusuk.
Isu penemuan mayat ini juga menggemparkan mahasiswa di Unpri Medan. Seorang mahasiswa berinisial B menceritakan, rumor adanya mayat itu beredar di kalangan kampus sejak Minggu (3/12/2023) silam.
Saat itu, ada sebuah boks berwarna biru di parkiran lantai 9 kampus mereka. "Kami dapat informasi itu di hari Minggu. Kami tahu dari mahasiswa kedokteran yang keceplosan bilang kalau ada mayat di lantai 9," katanya saat diwawancarai, Rabu (13/12/2023).
Penasaran mendengar hal tersebut, B dan teman-temannya sempat mengecek ke lokasi keberadaan mayat tersebut.
"Hari Rabu tanggal 6 kemarin kemarin kami cek, masih ada bak biru itu. Kondisinya ditutup, cuma penutupnya itu dipasang baut," sebutnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pada Kamis (7/12/2023) sejumlah polisi dari Polsek Medan Baru mendatangi lokasi. Namun, boks berwana biru itu sudah tidak ada lagi.
"Hari Kamis kan datang polisi (dari Polsek Medan Baru), cuma sudah nggak ada lagi bak biru itu," ucapnya.
Dikatakannya, soal video beredar yang menunjukkan kondisi mayat tersebut juga sempat beredar di kampusnya.
"Kabarnya yang merekam itu mahasiswa hukum, cuma nggak kenal orangnya. Informasinya yang rekam itu sudah kena surat peringatan dari kampus," ujarnya.
Personel Polrestabes Turun Tangan
Video penemuan diduga dua mayat itu makin viral pada Senin (11/12/2023). Ketika itu sejumlah awak media berupaya meminta keterangan kepada pihak Unpri Medan, namun tak direspons.
Di sisi lain, video itu mendapat atensi dari personel Polrestabes Medan. Satreskrim Polrestabes Medan pun turun tangan berupaya melakukan penelusuran dengan mendatangi kampus tersebut pada Senin (11/12/2023) malam.
Polisi sempat ditolak masuk oleh pihak kampus dengan alasan harus ada surat penggeledahan dari Pengadilan Negeri Medan. Setelah menunggu dari pagi sampai malam hari, polisi akhirnya berhasil masuk. Namun, kondisi di lantai 9 itu sudah dibersihkan pihak kampus. Bak air warna biru juga sudah tidak terlihat.
Pada Selasa (12/12/2023) pagi, polisi kembali melakukan penggeledahan dan menemukan lima mayat di satu ruangan di lantai 15 Unpri. Penemuan lima mayat terdiri dari 4 laki-laki dan 1 perempuan ini makin membuat masyarakat heboh.
Saat bersamaan, di medsos muncul video yang memperlihatkan 6 orang mahasiswa bicara bahwa penemuan mayat itu adalah hoaks. Dalihnya, penemuan itu bukan mayat, melainkan maneken atau patung peraga atau boneka manusia.
Setelah video 6 mahasiswa itu beredar di medsos, pada hari yang sama, pihak kampus Unpri memberikan klarifikasi tentang 5 mayat yang ditemukan di satu ruangan di lantai 15 Medan. Klarifikasi dilakukan lewat video YouTube.
Dalam keterangannya, Kolonel (Purn) Drg. Susanto selaku Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Medan tak memberi keterangan jelas tentang penemuan dua mayat di lantai 9.
"Saya salah satu pimpinan universitas, menjelaskan berita yang sedang simpang siur tentang ditemukannya dua mayat korban pembunuhan di lingkungan kampus Unpri. Pertama dengan tegas saya nyatakan tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan Unpri seperti yang diisukan masyarakat," ujarnya dalam video yang beredar, Rabu (13/12/2023) kemarin.
Ia kemudian bicara tentang Unpri Medan yang memiliki fakultas kedokteran sejak tahun 2008. Di kampus itu, ada laboratorium anatomi.
"Di dalam laboratorium anatomi salah satu media belajarnya adalah cadaver yaitu tubuh manusia yang diawetkan. Di laboratorium anatomi fakultas kedokteran Unpri terdapat lima cadaver, 1 perempuan dan 4 laki-laki," jelasnya.
Kata Susanto, cadaver itu telah diadakan oleh rektor terdahulu, Prof Jakobus Tarigan, pada tahun 2005. "Kami sangat yakin, di setiap fakultas kedokteran di Indonesia memiliki cadaver sebagai media pembelajaran, dan peraturan tentang cadaver telah diatur oleh undang-undang," katanya.
Terkait asal-sulu cadaver atau jenazah manusia yang diawetkan itu, Susanto tak memberi keterangan lebih lanjut. Karena itulah, Polrestabes Medan masih melakukan pengusutan lebih lanjut karena asal usul mayat didatangkan masih belum jelas.
"Kita masih minta kejelasan dari pihak kampus, asal jenazah ini dari mana, siapa identitasnya, kenapa bisa ada di dalam kampus," ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir, Selasa (13/12/2023).
Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi, pada Kamis (14/12/2023) pagi, menyatakan temuan lima mayat di lantai 15 Unpri Medan merupakan cadaver. Agung bilang, bahwa mayat yang diawetkan itu sudah ada sejak tahun 2008 lalu dan didapat secara legal.
"Saya ingin memastikan 5 mayat itu adalah cadaver," kata Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi.
Terkait boks biru diduga berisi dua mayat di lantai 9 namun lokasi sudah dibersihkan saat polisi datang, Agung menyebut dilakukan penyelidikan. Begitu juga keberadaan boks biru tersebut, masih ditelusuri.
"Kita akan selidiki. Tapi kembali bahwa administrasi yang sudah kami peroleh itu adalah cadaver yang diperoleh secara legal dan kemudian digunakan untuk kepentingan pembelajaran," ujarnya.
CCTV Boks Biru Dibawa
Keberadaan boks yang diduga berisi dua mayat di lantai 9 kampus Unpri Medan, mulai terkuak.
Rekaman CCTV memperlihatkan boks berwarna biru itu dibawa keluar dari area kampus dengan menggunakan mobil pick up berwarna hitam.
Rekaman video CCTV diambil pada Kamis (7/12/2023) sekira pukul 09.09 WIB, sebelum polisi dari Polsek Medan Kota mendatangi lokasi.
Boks biru yang dibawa oleh mobil itu dalam kondisi tertutup dan ada seseorang berdiri di sampingnya.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa, sampai saat ini pihaknya masih mencari keberadaan boks biru yang diduga berisikan mayat tersebut.
"Pada intinya kita akan menyelidiki video viral penemuan mayat di Unpri sampai tuntas," kata Fathir kepada Tribun-medan, Kamis (14/12/2023).
Katanya, saat ini petugas juga masih melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah titik rekaman CCTV untuk mencari jejak keberadaan boks biru yang diduga berisikan mayat itu.
"Kami akan terus mendalami dan mencari keberadaan bak itu, sesuai instruksi bapak Kapolda Sumut agar persoalan ini bisa bisa dituntaskan dan tidak menjadi pertanyaan bagi masyarakat," sebutnya.
Terkait video rekaman CCTV itu, pihak Unpri sampai saat ini masih enggan memberikan keterangan kepada awak media.
Temuan Mayat di Lantai 15
Fathir menceritakan kronologi penemuan lima mayat tersebut. Awalnya polisi melakukan penggeledahan dari lantai 9 sampai 16.
Setibanya di lantai 15, polisi curiga dengan satu ruangan dan mencoba mendatanginya.
Lalu, petugas melihat adanya satu bak semen dalam keadaan tertutup di sudut ruangan. Kemudian, polisi membuka penutup bak tersebut dan menemukan lima mayat dalam keadaan ditumpuk. Kondisinya, sudah mulai keriput dan terdapat sedikit cairan bening.
"Paling sudut ruangan mayatnya, tempatnya tidak layak," sebut Fathir. (Cr25/tribun-medan.com)