TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Melatih jiwa berwirausaha, siswa siswi dari SMA Negeri 4 Medan ini, berhasil menciptakan produk yang memiliki nilai jual, yakni ekstrak jahe bubuk dengan gula aren.
Produk mereka dikemas dengan sedemikian rupa, dan diberi label Alutus.
Anastasya Angellita Siregar, selaku President Project Alutus menyampaikan, bahwa produk olahan jahe tersebut dikemas menjadi bentuk bubuk, dengan tambahan gula aren, sehingga akan disukai bagi kalangan yang tidak terlalu menyukai jahe.
"Rasanya masih bisa diterima oleh orang yang tidak menyukai jahe, lalu produk kami bisa diseduh hanya menggunakan air biasa atau kalau di bilang mudah larut," ujarnya.
Adapun Anastasya menjelaskan keunggulan dari olahan jahe mereka yakni tidak menggunakan bahan pengawet dan ramah lingkungan.
"Ramah lingkungan karena sisa bahan/ampas produk kami bisa dijadikan pupuk, harganya lumayan wort it, dan juga produk kami home made tanpa menggunakan vendor," jelasnya.
Seperti yang diketahui bahwa jahe memiliki segudang manfaat pula untuk kesehatan, meredakan panas dalam, meredakan batuk, mengeluarkan angin, serta menghangatkan badan.
"karena produk kami terbuat dari bahan herbal pilihan yang dapat diterima tubuh tanpa efek samping apapun," ungkapnya.
Para siswa SMA ini, membuat ekstrak jahe tersebut karena mengingat minat konsumsi anak muda terhadap minuman herbal, mulai menurun.
"Oleh karena itu kami ingin meningkatkan pamor dari minuman herbal yang sehat untuk di konsumsi oleh pelanggan, jadi rasanya dikemas jadi lebih ringan, tanpa mengurangi khasiatnya," kata Anastasya
Proses pembuatan produk sudah melewati tahap penelitian yang cukup panjang, mulai dari pemilihan bahan, takaran bahan, konsistensi tekstur agar mudah diseduh, serta kandungan gizi didalamnya.
"Dimana saat awal dalam pembuatan kami di bantu oleh guru pembina untuk mendapatkan takaran sesuai agar terciptalah produk minuman herbal yang layak di pasarkan ke semua kalangan masyarakat," tambahnya.
Dengan olahan produk yang mereka buat, para pelajar ini yakin bisa memenangkan kompetisi kewirausahaan di tingkat nasional.
Kemudian, Husna Sari Agustina selaku guru pendamping menyampaikan rasa puas dan bangga terhadap hasil karya para siswanya.
Produk yang dihasilkan juga merupakan hasil kerja anak-anak sendiri tanpa campur tangan vendor, sehingga setiap anggota dalam divisi student company mengetahui proses pembuatannya dari awal hingga akhir.
"karena saya selaku pembina mewajibkan mereka untuk terjun langsung dalam pembuatannya," ujarnya.
Kebanggaan lainnya bagi Sari yaitu anak yang terpilih dalam berkompetisi masih berada di tingkat pertama pada sekolah menengah atas dan mereka mampu untuk berjuang dengan kompetitor lain dalam menghasilkan yang terbaik.
Mereka juga dilatih untuk memiliki jiwa pemimpin dari awal dan dilatih bagaimana bisa membangun perusahan di tingkat pelajar.
"Mengatur jadwal, mengatasi anggota, mengatur keuangan, mengatur desain mereka sendiri dan bagaimana mereka berupaya menaikkan laba perusahaan mereka," jelasnya.
Ajang yang diikuti kelompok Student Company SMAN 4 Medan atau Terrasat4.SC diawal adalah tingkat kota.
Pada kompetisi awal tersebut terpilih 5 sekolah yang ada di kota Medan, dan SMAN 4 Medan adalah salah satunya.
"Sebagai salah satu sekolah di Medan yang terpilih untuk dilatih siswa/i nya, berjumlah 25 orang, dilatih oleh Prestasi Junior Indonesia disponsori oleh Zurich Fondation.
Untuk dilatih menjadi calon entrepreneur muda," kata Sari.
Dari kemenangan tersebut, produk yang dibuat para pelajar SMA 4 Medan ini, siap melenggang ke kancah nasional bahkan internasional.
"Pada tingkat global tentunya kita harus menambahkan inovasi dari produk yang kita hasilkan sebab akan diperlombakan dengan kompetitor negara lain," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)