Johny Pardede Meninggal

Johny Pardede Meninggal, Mantan Pemain Perstu dan Hartap Thurman Hutapea Kaget

Penulis: Maurits Pardosi
Editor: Salomo Tarigan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Direktur Hotel Danau Toba, Johny Pardede meninggal.

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Era kejayaan Harimau Tapanuli (Hartap) tak lepas dari sosok Johny Pardede.

Berpulangnya tokoh sepak bola dari Toba ini membuat mantan pesepakbola Hartap Thurman Hutapea menangis.

Ia mengaku kaget setelah mendengar berita tersebut, sontak air matanya berlinang dan tak sanggup berkata-kata.

"Saya tak sangka Pak Johny Pardede sudah meninggal dunia. Saya baru dengar ini. Ia adalah sosok yang baik. Dia tak bisa lekang dari ingatanku," ujar Thurman Hutapea  

Ia mengutarakan bagaimana kedekatannya dengan pria yang memiliki perhatian khusus bidang olahraga bagi masyarakat Tapanuli Raya.

Mantan pemain Hartap dan Perstu Thurman Hutapea (TRIBUN-MEDAN.com/Maurits Pardosi)

"Waktu itu masih kita masih bagian dari Tapanuli Utara. Saya mantan pemain Perstu dan Hartap pada tahun 1988. Ia adalah orang yang membangun Toba ini melalui olahraga," sambungnya.

"Kecintaan masyarakat Toba terhadap sepak bola pada saat itu kita acungkan jempol. Saya waktu itu main dan ia adalah sosok pemimpin yang baik," ujarnya.

Saya selalu ingat kesaksiannya yang mengatakan bahwa kita tak tahu apa yang bakal terjadi di dunia ini.

"Dulu, waktu saya jadi pemain, ia yang menggaji saya. Setelah saya jadi Kalapan dan Karutan, ia saya minta untuk berkotbah di hadapan para napi. Kesaksian ini saya selalu ingat," terangnya.

"Saya terkejut dan berharap Allah menerimanya di sisiNya. Dia adalah sosok yang baik. Itu saya akui sebagai sosok pemimpin yang baik hati," tuturnya.

Ia menyampaikan turut berdukacita bagi keluarga yang ditinggalkan Johny Pardede.

Sosok Johny Pardede di Mata Colly Misrun

Eks pemain Harimau Tapanuli, Colly Misrun mengakui bahwa Johny Pardede merupakan sosok panutan bagi insan sepakbola di Indonesia.

Colly Misrun merupakan angkatan pertama punggawa klub Harimau Tapanuli.

Kepergian Johny Pardede, bagi Colly Misrun meninggalkan kesan yang mendalam bagi mereka sebagai mantan pemain Harimau Tapanuli.

Karena menurutnya, Johny Pardede merupakan sosok inspiratif bagi insan sepakbola di tanah air. Baginya Johny sangat profesional dalam membina sepakbola kala itu.

"Kesan-kesan tidak bisa dilupakan dari Pak Johny itu adalah keprofesionalannya,dan kebaikannya dalam membina sepakbol, "

"Sebelum di Indonesia ada pembianaan sepakbola yang baik seperti saat ini. Tim Pak Johny lah yang pertama kali pembinaan sepakbolanya sangat baik, mulai dari mess, dan sarananya," tambahnya.

Oleh karena itu, dengan kepergian Johny Pardede, Colly Misrun mengaku bahwa dirinya bersama mantan pemain Harimau Tapanuli lainnya berjanji akan menghadiri pemakaman pria yang tutup usia 70 tahun tersebut.

Selain itu, dikatakannya mereka juga sudah sepakat akan hadir dengan menggunakan jersey, jaket atau identitas yang menandakan klub Harimau Tapanuli.

Hal ini sebagai tanpa penghormatan terakhir terhadap pendiri klub Harimau Tapanuli tersebut.

"Besok pagi kami sudah stand by di kompleks pardede, menuju dimana nanti Pak Johny disemayamkan. Karena kami belum tau kapan sampainya dan di mana di semayamkan, " katanya.

Profil Johny Pardede

Johny Pardede adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Tumpal Dorianus Pardede atau dikenal dengan nama TD Pardede, dan Hermina Napitupulu.

Tahun 1966 hingga tahun 1970, Johny tinggal di Jerman.

Tahun 1973, sekembalinya ke Indonesia, Johny pun menikah dengan Sri Theresia Bangun. 

Waktu mudanya, Johny yang berbakat di bidang bisnis mengikuti jejak sang ayah.

Ia pun merintis berbagai usaha, termasuk mendirikan klub sepak bola Harimau Tapanuli.

Baca juga: Profil Karina Ranau, Model Cantik Istri Muda Epy Kusnandar yang Rela Diajak Susah

Namun pada tahun 1991, klub tersebut akhirnya dibubarkan.

Dilansir dari Tokoh Batak, pembubaran klub Harimau Tapanuli tak lepas dari kematian ayahnya pada 18 November 1991, yang sebelumnya didahului ibunya, meninggal 20 Mei 1982.

Sejak membubarkan klub yang telah ia rintis, Johny pun mulai memfokuskan diri untuk mendalami agama.

Ia lebih memilih melayani Tuhan, dan kerap mengajak sesama rekan bisnisnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Semasa hidupnya, Johny pun tidak hanya fokus pada bisnis, tapi terus melayani umat.

Baca juga: Profil dan Biodata Abenk Marco, Anak Buah Kang Mus di Preman Pensiun

Ia berpegang pada injil, khususnya Matius 28:19-20

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” 

 

 (cr3/cr29/ray/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan  

Berita Terkini