TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Warga mengaku dalam setahun terakhir, ada ratusan ekor mati diracun dengan modus sabun diisi air emas di perkebunan Kecamatan Buntu Pane, Selasa (4/6/2024).
Akibatnya, masyarakat melakukan aksi di depan kantor PTPN IV Regional I Asahan untuk meminta pertanggungjawaban pihak perkebunan.
Menurut Satiman, salah seorang warga mengaku sapi-sapi milik warga tersebut sengaja diracun dan beberapa kali ditemukan mati tidak wajar.
"Kalau dihitung seluruhnya, ratusan ekor sapi mati karena diracun. Setahun terakhir ini masyarakat menjerit akibat ulah oknum yang tidak bertanggungjawab," kata Satiman.
Masyarakat merasa terpukul menjelang idul Adha yang mana harga sapi sedang naik, namun tidak dapat menjual dan mendapat keuntungan lebih.
"Kalau dijual bisa tembus Rp 14 juta itu satu ekor. Cuma inilah arogannya pihak perusahaan. Kami disini meminta ganti rugi," katanya.
Sementara, dalam amatan tribun-medan.com, puluhan masyarakat mencoba menembus blokade petugas pengamanan dari polres Asahan untuk masuk ke Kantor PTPN IV Regional I Asahan.
Sehingga, aksi saling sorong tidak dapat terhindar antara massa aksi dan pendemo.
Aksi ini berujung ricuh dan blokade jalan truk pengangkut hasil panen menuju pabrik pengolahan. Masyarakat mendirikan tenda didepan pagar pabrik pengolahan sawit.
Kordinator aksi, Muhammad Syafi'i mengaku aksi pemblokiran jalan ini dilakukan untuk meminta general manager PTPN IV Regional I Asahan keluar menemui warga.
"Dia membuat masyarakat rugi, kami blokir jalan mobil sawit agar tidak bisa memproduksi agar juga merugi," kata Syafi'i.
Lanjutnya, masyarakat mencurigai adanya oknum di PTPN IV yang sengaja membunuh sapi-sapi milik warga.
"Mereka meracuni sapi milik warga, mereka gatau berapa kerugian yang ditanggung karena diracun. Kalau alasannya masuk perkebunan, bukan buah sawit itu yang dimakan sama sapi, tapi rumput yang dibawahnya," kata pria yang akrab disapa Jii ini.
Ia berharap, general manager PTPN IV Regional I Asahan, dapat bertanggungjawab atas racun yang ditebar secara sengaja untuk membunuh sapi warga.
"Mereka membunuh, bahkan kami dapat informasi, beberapa sapi pekerja juga ada yang mati, tapi mereka takut, karena mereka ini makan gaji di kebun. Kami minta GM turun jumpai kami," pungkasnya.
Puluhan masyarakat di dua kecamatan, Buntu Pane dan Setia Janji melakukan aksi unjuk rasa didepan kantor PTPN IV Regional I Asahan, Selasa (4/6/2024).
Aksi tersebut dikarenakan hewan ternak milik warga diduga diracun oleh oknum di areal perkebunan sawit milik PTPN IV tersebut.
Aksi berjalan ricuh setelah masyarakat meminta general manager untuk memberikan klarifikasi, namun tidak dijumpai oleh general manager PTPN IV.
Salah seorang warga, Rakino mengaku enam ekor sapinya mati diracun oleh oknum di perkebunan sawit milik PTPN IV.
Ricuh aksi unjuk rasa warga dua kecamatan di Asahan menuntut PTPN Empat Regional I Asahan tidak kembali meracun sapi-sapi milik warga yang mencari makan di perkebunan sawit, Selasa (4/6/2024)
Katanya, racun yang ditebar diduga sengaja untuk membunuh sapi milik warga.
"Milik saya ada enam ekor, mereka meracunnya dengan menggunakan sabun yang diisi dengan air emas yang biasa dilakukan untuk meracun ikan," kata Rakino.
Katanya, selama ini sapi-sapi milik warga sengaja dilepas untuk mencari makan, namun tetap dalam pengawasan warga.
"Kami biasanya dilepas makan rumput disana, tapi tetap dijaga agar tidak makan tumbuhan sawit. Tapi dia meracun tanpa ada sepengetahuan orang, tiba-tiba sapi kami mati karena keracun. Jadi setelah kami lihat, ternyata racunnya diletakan didalam sabun, berapa kali kami lihat begitu," katanya.
Katanya, ia merasa dirugikan akibat kejadian ini. Sebab, harga sapi yang lagi tinggi, malah enam ekor sapinya didapati sudah mati akibat diracun.
"Seharusnya, ini menjadi momen kami panen menjelang idul adha. Inilah harga sedang naik, dan kami dengan mudah menjual sapi kami, tapi kini kami hanya meratapi saja," katanya.
Katanya, dari beternak sapi, dirinya dapat menutupi biaya makan, sekolah, hingga anaknya kini bekerja.
"Berkuranglah ini keuntungan kami. Enam ekor sapi saya sudah mati kena racun," ujarnya.
Ia mengaku tidak berharap ganti rugi dari pihak PT, hanya saja agar pihak perusahaan tidak lagi meracun sapi agar masyarakat tidak merugi.
Karyawan pelaksana bidang umum PTPN IV Regional I Asahan, Sialoho mengaku sudah ada mediasi antara perusahaan dan masyarakat.
"Demo pertama sudah di mediasi, namun permintaan masyarakat belum dapat terpenuhi karena GM ada kepentingan lain. Untuk keputusan, kami tidak bisa memutuskan, kami tetap ikut pada pimpinan," katanya.
Sementara, aksi berjalan ricuh, aksi saling dorong tidak dapat terelakan antara warga dan masyarakat peserta demo.
Tak hanya itu, masyarakat menerobos blokade polisi untuk mencoba masuk ke kantor PTPN IV, namun aksinya berhasil dihalangi oleh petugas satpam PTPN IV.
Masyarakat mengancam akan memblokade jalan masuk ke pabrik pengolahan sawit milik PTPN.
(cr2/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter