Kereta Api vs Rush di Lubukpakam

Satu Keluarga Manullang Jadi Korban Tewas Kereta Api, Inilah Janji Pemkab Deli Serdang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Enam jasad korban kecelakaan maut di perlintasan jalur kereta api tanpa palang pintu di Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dimakamkan di Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). (Indra Gunawan Sipahutar)

TRIBUN-MEDAN. com,LUBUKPAKAM - Pemkab Deli Serdang berjanji akan berupaya kembali agar bisa didirikan palang perlintasan (patal) di jalur kereta api di kawasan perbatasan Kecamatan Lubuk Pakam dengan Pagar Merbau.

Perhatian diberikan setelah terjadinya kasus kecelakaan maut antara mobil Toyota Rush dengan Kereta Api Sribilah Utama, Minggu (21/7/2024).

Diketahui satu keluarga, ayah dan lima anaknya yang merupakan keluarga Manullang tewas di lokasi kejadian.

Dalam peristiwa itu 6 orang yang berada di dalam mobil meninggal dunia dan 1 luka-luka.

"Kita akan berusahalah (untuk membuat palang pintu). Karena keterbatasan anggaran juga inikan. Bertahap jugalah kalau semua jalan perlintasan itu kita penuhi," ujar Kadis Perhubungan Deli Serdang, Suryadi Aritonang, Selasa (23/7/2024).

Pemasangan palang pintu di jalur kereta api sudah pernah dilakukan Pemkab di dua titik yang berbeda.

Titik pertama dipasang di kawasan Desa Pasar V Kebun Kelapa dan Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin.

Diakui Suryadi kalau proses untuk pemasangan palang pintu di dua titik ini juga memakan waktu yang panjang.

Hal itu lantaran sempat terjadi lempar-lemparan tanggung jawab kewenangan.

"Kalau yang di Aras Kabu dan Pasar V Kebun Kelapa itu panjang kali lah prosesnya karena juga memakan APBD. Yang bangun palang pintunya itu Balai Tekni Perkeretaapian dan kita menempatkan petugasnya selama 24 jam. Yang jelas kalau yang titik baru kejadian ini akan jadi perhatian kitalah," kata Suryadi.

Mantan Kasatpol PP Deli Serdang ini menyebut pembangunan palang perlintasan di dua titik yang sudah pernah dibuat karena mempertimbangkan titik kerawanan.

Disebut sudah berulang kali kawasan itu terjadi kecelakaan karena juga dekat dengan Bandara Kualanamu.

Disampaikan kalau semua jalur yang saat ini belum ada palang pintunya berpotensi untuk diberi palang.

"Kalau sudah dibuat itu ya harus ada petugas yang jaga 24 jam. Itu jugakan harus ada penambahan tenaga honorer kita. Status mereka di sana itu petugas honorer kita. Bertahap lah kita bikin. Di forum-forum pertemuan nanti ini akan kita sampaikan permasalahannya," ucap Suryadi.

Suryadi berpendapat dalam hal jalan yang ada jalur kereta api tanpa palang pintu, semua pihak punya kewenangan masing-masing.

Meski jalan Kabupaten namun semua harus aktif untuk mempertimbangkan dan mengutamakan bagaimana keselamatan pengguna jalan lain. Hal ini lantaran juga sudah terbentuk dari dulu forum lalulintas.

"Untuk sementara nanti melibatkan orang desa dan kecamatan dulu lah (untuk bagaimana bisa lebih aman masyarakat melintas). Kita juga sudah cek ke lokasi kita lihat ada juga tanaman ubi di situ mau kita tanyakan juga itu tanah siapa? Kalau punya PJKA (PT KAI) kenapa dikasih tanaman tinggi, kalau ubi rambat kan nggak tinggi dan tidak menghalangi pemandangan. Kalau rambu-rambu sudah ada juganya sebelumnya. Masalah ke hati-hatian kita aja yang tinggal di situ,"katanya.

Kasus kecelakaan maut di yang dialami oleh satu keluarga di sekitar lokasi menambah deretan panjang kasus kecelekaan di daerah tersebut.

Dari sekian banyak kecelakaan yang terjadi kejadian yang terakhir ini yang paling besar dan tragis.

Saat itu ada 6 orang yang jadi korban dengan status ayah dan lima orang anaknya.

Selain itu satu orang lagi berstatus ibu dalam kondisi luka-luka dan masih sekarat di rumah sakit.

Korban merupakan warga sekitar yang rumahnya hanya berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.

(dra/tribun-medan.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Berita Terkini