TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Makam Rindu Syahputra Sinaga, 14 tahun, siswa SMP Negeri I STM Hilir Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara yang meninggal diduga akibat dihukum squat jump 100 kali oleh gurunya di ekshumasi atau dibongkar pada Selasa (1/10/2024) hari ini.
Pembongkaran dilakukan tiga hari setelah Rindu dimakamkan pada Jumat 26 September lalu.
Proses pembongkaran makam berlangsung hampir tiga jam, dimulai dari pukul 09:55 hingga pukul 12:47 WIB.
Sebelum dibongkar, tim gabungan dari dokter forensik RS Bhayangkara TK II Medan, dan Polresta Deliserdang berdoa bersama dengan keluarga korban dan warga sekitar yang turut hadir.
Usai berdoa, petugas gabungan lengkap dengan alat autopsi jenazah langsung memakai alat pelindung diri (APD) masker, lalu masuk ke area pemakaman yang sudah dipasangi garis Polisi dan tenda berwarna biru.
Suara cangkul pengggali kuburan silih berganti sahut menyahut, mengeruk tanah kuburan yang masih basah dan lengkap dengan bunga diatasnya.
Sesekali, suara cangkul pengggali kubur terhenti dan mengeluarkan suara karena menghantam batu.
Dari luar, warga ramai berbondong-bondong untuk menyaksikan.
Sedangkan anggota keluarganya duduk di atas kursi plastik di luar makam nampak menangis menyaksikan.
Rena Habeahan, opung perempuan Rindu tak kuasa membendung air matanya sesaat sebelum tim gabungan dari RS Bhayangkara TK II Medan,Polda Sumut dan Polresta Deliserdang melakukan ekshumasi (gali kubur) di makam Rindu.
Dihadapan Polisi, ia juga sempat meminta tolong supaya proses pengusutan kematian siswa SMP tersebut di usut tuntas.
Sementara Yuliana Padang, ibu kandung almarhum juga nampak sedih.
Wajahnya pucat, tapi air matanya seakan sudah habis sejak kepergian anak pertamanya pada Kamis 26 September lalu.
Yuliana terlihat duduk tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya memandang makam anaknya.
Sama seperti istrinya, ayah Rindu, Lamhot Sinaga juga lebih banyak berdiam diri.