Berita Viral

TANGIS PILU Larasati, Guru Honorer yang Selalu Kalah PPPK, Bersaing dengan Mantan Murid-muridnya

Sosok Larasati (39) tak kuasa membendung air matanya saat menumpahkan keluhan guru honorer yang tak lolos seleksi PPPK di DPRD Demak pada Senin.

|
Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
Sosok Larasati (39), guru honorer, yang tak kuasa membendung air matanya saat menumpahkan keluhan guru honorer tak lolos seleksi PPPK di DPRD Demak pada Senin (13/1/2025). (Istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Larasati (39), guru honorer, yang tak kuasa membendung air matanya saat menumpahkan keluhan guru honorer tak lolos seleksi PPPK di DPRD Demak pada Senin (13/1/2025). 

Larasati (39) adalah sosok ibu yang telah mengabdikan diri sebagai guru honorer selama dua dekade di sekolah dasar (SD).

Namun statusnya masih sebagai guru honorer dengan gaji hanya Rp 600 ribu per bulan.

Larasati mengungkapkannya saat mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK.

Ia hadir bersama puluhan tenaga pendidik lainnya yang tergabung dalam Paguyuban Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT PTT) di DPRD Demak, Senin (13/1/2025).

Mereka datang untuk meminta penyelesaian terkait permasalahan pasca pelaksanaan seleksi PPPK guru tahap pertama tahun 2024.

Perasaan campur aduk antara bangga dan pilu menyelimuti Larasati.

Ia mengungkapkan harus bersaing dengan murid-murid yang pernah ia ajar dalam setiap tes.

"Mirisnya, saya setiap tes pasti bersaing dengan murid saya sendiri yang saya jadikan anak yang pintar, anak saya lulus, sedangkan gurunya masih berjuang dan berjuang," kata Larasati dengan meneteskan air mata.

Padahal ia telah mengajar selama 20 tahun. 

"Kita wiyata, atau mengabdi negara tidak hanya setahun dua tahun, bahkan puluhan tahun," kata Larasati dalam konfirmasinya pada Selasa (14/1/2025).

"Saya sendiri sudah 20 tahun, tapi sampai sekarang belum tercover," lanjutnya.

Para guru honorer yang terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga mengeluhkan tidak mendapatkan formasi berstatus R3 atau tidak lolos dalam seleksi.

"Harapan saya, nanti kita pejuang R3 yang sudah masuk database BKN, bisa dituntaskan di tahun 2025 ini dengan status PPPK penuh waktu," harap Larasati.

Sementara, Ketua Paguyuban GTT PTT, Agus Maimun menyatakan bahwa ratusan guru berstatus R3 tidak lolos seleksi PPPK tahap pertama.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved