TRIBUN WIKI

Mengenal Pasar Pramuka Pojok yang Dikaitkan dengan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Jadi Tempat Pemalsuan

Penulis: Array A Argus
Editor: Array A Argus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JASA PENGETIKAN- Beberapa kios yang merupakan jasa pengetikan di kawasan Pasar Pramuka Pojok.

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kasus dugaan ijazah palsu Jokowi kembali ramai diperbincangkan setelah Politisi PDI Perjuangan Beathor Suryadi mengatakan, bahwa dokumen Jokowi dibuat di Pasar Pramuka Pojok.

Beathor menuduh Deni Siregar yang membuatkan dokumen serta ijazah Jokowi di toko milik Paiman Raharjo.

Sontak, tuduhan serius ini kembali ramai dibahas warganet.

Sebab, dari yang awalnya disebut ijazah Jokowi dikeluarkan oleh UGM, kini diduga dipalsukan di Pasar Pramuka Pojok.

Namun, pada ulasan kali ini, kita akan membahas mengenai keberadaan Pasar Pramuka Pojok.

Baca juga: Sejarah PSHT yang Kini Disorot Karena Aksi Bentang Spanduk di Jepang

Pakar Telematika Roy Suryo mengaku heran dilaporkan atas dugaan penghasutan publik terkait isu ijazah palsu Jokowi. (ISTIMEWA)

Baca juga: Sejarah Liberty Media yang Kini Mengakuisisi Dorna Sports

Mengenal Pasar Pramuka Pojok

Pasar Pramuka Pojok adalah pasar jasa pengetikan dan percetakan yang ada di Jalan Salemba Raya No. 79, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. 

Pasar ini merupakan bagian dari jaringan Perumda Pasar Jaya dan berlokasi di area yang sering disebut “pojok” karena letaknya di sudut perempatan kawasan Salemba.

Pada tahun 1960-an, Pasar Pramuka Pojok ini hanyalah pasar tradisional biasa.

Di sana, para pedagang menjajakan sayuran, buah, dan kelontong.

Baca juga: Sejarah dan Tema Hari Bidan Nasional 2025 Beserta Maknanya

Pada malam hari, pasar ini berubah menjadi pasar loak yang menjual buku-buku bekas.

Namun, pada sejak akhir 1970-an hingga awal 2000-an, kawasan ini tidak lagi dikenal sebagai pasar penjual sauur dan buah.

Pasar ini lebih dikenal sebagai Pasar Skripsi terbesar di Jakarta.

POLEMIK IJAZAH JOKOWI: Tangkapan layar Roy Suryo mengomentari IP Jokowi. Terbongkar fakta di balik isu IP Jokowi di bawah 2 saat berkuliah di UGM. Isu tersebut berhembus setelah Roy Suryo CS menuding soal ijazah palsu Jokowi, disadur pada Minggu (25/5/2025). (Kolase Youtube Kompas TV)

Sebab, banyak mahasiswa yang datang ke sini untuk mengetik skripsi, tesis, dan dokumen akademik lainnya menggunakan jasa pengetikan mesin tik dan percetakan.

Memasuki era komputer dan menurunnya permintaan jasa pengetikan, sebagian kios mulai menerima pesanan dokumen palsu seperti ijazah, KTP, akta kelahiran, dan sebagainya.

Baca juga: 5 Kejanggalan Ditemukan Arkeolog Harry Truman Simanjuntak terkait Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Hal ini menyebabkan Pasar Pramuka Pojok dikenal sebagai “sarang pemalsu dokumen” pada 1990-an hingga pertengahan 2010-an.

Pada 2015, kawasan ini ditertibkan dan banyak kios direlokasi atau ditutup.

Namun, reputasi sebagai tempat pembuatan dokumen palsu tetap melekat di masyarakat.

Bahkan, pada 21 November 2015, petugas Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jaya sempat menangkap 23 orang yang diduga terlibat sindika pemalsuan dokumen.

Dari 23 orang yang ditangkap, delapan diantaranya kemudian dijebloskan ke penjara lantaran terbukti memalsukan berbagai macam dokumen penting.

Mereka memasang tarif Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta per lembar dokumen yang dipalsukan.

Baca juga: Sejarah Karens Dinner yang Tutup Permanen Juni 2025, Sempat Hadir di Indonesia

Beberapa bulan sebelum itu, atau pada 4 Juni 2015, petugas Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur sudah lebih dulu melakukan pengungkapan di Pasar Pramuka Pojok.

Polisi kala itu menangkap tiga pelaku sindikat pemalsuan buku nikah, akta cerai, dan salinan cerai palsu.

Dari kios ketiga pelaku ini, polisi menyita empat bundel buku nikah palsu untuk suami dan istri.

Kini, pasar yang berada di bawah flyover perempatan Salemba itu kembali jadi sorotan.

Tak tanggung-tanggung, pasar ini dikaitkan dengan kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.

Disebutkan bahwa, Jokowi membuat ijazah palsu di Pasar Pramuka Pojok.

Tuduhan serius itu dilontarkan politisi PDI Perjuangan Beathor Suryadi, yang kemudian diikuti oleh Roy Suryo. 

Karenanya, Pasar Pramuka Pojok pun disebut sebagai Universitas Pasar Pramuka oleh sebahagian orang.

Baca juga: Sejarah 4 Pulah Aceh Mendadak Masuk Sumut, Padahal Sudah Jelas di UU 24 Tahun 1956

ISU IJAZAH JOKOWI - Narasi dugaan ijazah Joko Widodo dicetak ulang di Pasar Pramuka tahun 2012 saat maju Pilgub DKI kini jadi sorotan. (ISTIMEWA)

Bantahan Pihak yang Dituduhkan

Politisi PDI Perjuangan Beathor menyebut bahwa ijazah palsu Jokowi dibuatkan Deni Siregar di toko milik Paiman Raharjo.

Paiman Raharjo ini adalah eks Wakil Menteri Desa.

Atas tuduhan itu, Roy Suryo pun kemudian ikut-ikutan mengomentari statemen Beathor.

Roy Suryo lantas menuding Paiman Raharjo juga ikut dan berperan serta dalam membuat ijazah palsu Jokowi.

Namun, Paiman Raharjo membantah tuduhan Roy Suryo itu.

Meskipun, Paiman mengaku memang sempat memiliki usaha jasa pengetikan di Pasar Pramuka Pojok.

Paiman Raharjo membantah soal tuduhan dirinya menjadi dalang di balik pembuatan ijazah Jokowi yang sempat menjadi kontroversi. 

Bahkan Paiman bersumpah bahwa ia tak terlibat dan tak tahu menahu soal ijazah Jokowi.

Tuduhan Roy Suryo menurutnya adalah fitnah yang keji.

Adapun tudingan tersebut berasal dari pernyataan Pakar Telematika Roy Suryo yang bercerita soal isi chat dengan Paiman dan kaitannya dengan polemik ijazah Jokowi.

Paiman sampai bersumpah bahwa dirinya tak pernah terlibat apapun terkait ijazah mantan Presiden ke-7 Republik Indonesia itu.

“Sama sekali demi Allah saya tidak tahu menahu. Saya istilahnya sumpah mati pun saya tidak pernah tahu menahu ijazah yang dituduhkan terhadap Jokowi itu,” ujar Paiman dalam pesan yang diterima, Senin (30/6/2025) dikutip dari Tribunnews.

Paiman menyebut apa yang dituduhkan terhadap dirinya merupakan fitnah yang keji.

Hal itu lantaran tuduhan sebagai otak di balik pembuatan ijazah Jokowi tidak benar.

“Terkait isu yang mengaitkan saya, Mantan Wakil  Menteri desa menjadi otak pembuatan ijazah Jokowi itu sangat tidak benar dan itu fitnah yang sangat keji," lanjutnya.

Terlebih, kini Ijazah Joko Widodo sudah terbukti kebenarannya. Pengujian terhadap Ijazah Jokowi itu dilakukan di laboratorium Bareskrim.

“Ijazah Jokowi ini sudah jelas terang benderang bahwa UGM mengakui bahwa pak Jokowi kuliah, Jokowi sekolah, Jokowi lulus dan teman-temannya juga ada, foto wisuda juga ada,” kata dia.

“Kemudian juga setelah diuji lab bareskrim dinyatakan ijazah Jokowi itu asli. Jadi sebenarnya isu isu ijazah Jokowi ini adalah rekayasa yang penuh kebohongan bahkan sekarang mengaitkan nama saya,” lanjut Paiman.

Paiman pun menjadikan fitnah ini sebagai cobaan hidupnya. Dia pun berharap Tuhan segera memberikan keadilan untuknya.

“Jadi saya kira biarlah, saya juga sudah biasa difitnah-fitnah. Saya kira biarkan saja saya difitnah seperti ini. Saya yakin suatu saat saya akan mendapatkan keadilan dari Allah SWT Tuhan yang Maha Esa,” lanjut Paiman.

Meskipun menerima soal fitnahan sebagai otak pembuatan ijazah Jokowi, Paiman mengaku tetap merasa kecewa. Dia mengaku kecewa dengan Roy Suryo yang kini justru mengaitkan namanya.

Menurut Paiman, awalnya dia hanya memberikan saran terhadap Roy Suryo. Dia menyebut sudah melihat secara langsung ijazah Jokowi yang juga diakui Universitas Gadjah Mada.

“Saya ini sebagai sahabat, awal-awal saya hanya sebagai memberikan WA saran, saya sudah melihat ijazah pak Jokowi langsung, lalu pernyataan dari UGM. Nah itu saya jadikan saran ‘mas sudahlah saya sudah melihat sendiri’ intinya itu. Jadi tidak ada saya mengintimidasi apa-apa, hanya niatan baik sebagai teman,” lanjutnya.

Paiman pun mengakui memang dirinya sempat membuka usaha jasa pengetikan di Pasar Pramuka Pojok.

Hanya saja, usaha tersebut hanya berjalan di 1997 hingga 2002.

“Memang dulu saya pernah usaha di Pasar Pramuka pojok usaha pengetikan di samping saya sebagai tukang sapu.

Saya buka jasa pengetikan 1997-2002 memang di situ saya punya beberapa kios, di depan ada dan di belakang ada,” kata Paiman.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Paiman mengatakan telah menjual kiosnya untuk membuka usaha lain.

Sejak 2002, dirinya tak pernah lagi mendirikan usaha di Pasar Pramuka Pojok.

“Kemudian karena saya butuh modal usaha baru maka kios yang di depan saya jual dan saya pindah di belakang.

Jadi saya memang betul bahkan berani sumpah kalau saya memang usaha di pasar Pramuka pojok itu hanya dari tahun 1997-2002 setelah itu saya tidak pernah menginjakkan ke Pasar Pramuka Pojok lagi,” kata dia.

Paiman juga menegaskan bahwa pada 2017 lalu itu dirinya sudah tak membuka usaha di Matraman.

Saat itu dia sudah menjabat sebagai PJ Rektor sehingga tak memiliki kesempatan untuk membangun usaha di Matraman.

Kini, Paiman mengaku apa yang dialamatkan kepada akan diserahkan kepada publik dan juga sejarah, serta Tuhan yang akan melihat kebenarannya.

“Jadi kalau sekarang saya kembalikan sejarah diri saya, biarkan Allah yang akan melihatkan kebenarannya.

Tapi saya katakan demi Allah saya tidak pernah tahu menahu apalagi saya mencetak ijazah pak Jokowi karena ijazah Pak Jokowi itu sudah dinyatakan asli jadi saya kira biar saja saya saat ini jadi bulan-bulanan. 

Ini merupakan cobaan bagi saya,” pungkasnya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Berita Terkini