Berita Nasional

Silfester Matutina Disebut Bohong, Mengaku Sudah Damai dengan Jusuf Kalla, Anak Sulung JK: Gak Kenal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FITNAH JK - Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina, di Polda Metro Jaya, Senin (4/7/2025). Silfester Matutina divonis bersalah imbas dugaan fitnah ke Wapres RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla.

TRIBUN-MEDAN.com - Silfester Matutina ternyata tidak pernah bertemu dengan Jusuf Kalla, apalagi sampai berdamai.

Diketahui, Silfester Matutina terjerat kasus fitnah Jusuf Kalla.

Atas kasus ini, Silfester mengklaim sudah berdamai dan menjalin komunikasi dengan Jusuf Kalla.

Tapi, pengakuan Silfester ini ternyata hanya bohong belaka.

Ia tidak pernah bertemu apalagi sampai berdamai dengan Jusuf Kalla soal kasus fitnah.

Ini diucapkan Muchlisa Kalla, anak sulung Jusuf Kalla.

Muchlisa Kalla menuding Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina pembohongan publik.

"Tidak pernah ada pertemuan. Kami tidak mengenal dia secara pribadi,” tegas wanita dipanggil Lisa ini.

ANAK JUSUF KALLA - Sosok Muchlisa Kalla anak sulung Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla. Muchlisa Kalla menuding Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina pembohongan publik.

JK sapaan akrab Jusuf Kalla menanggapi klaim Silfester Matutina.

Silfester menyebut pernah bertemu dan berdamai secara pribadi dengan JK.

Melalui juru bicaranya, Husain Abdullah, JK dengan tegas membantah pernyataan Silfester.

Husain menyebut Silfester bohong besar.

“Pak JK tidak pernah mengenal, apalagi bertemu dengan Silfester Matutina," ujar Husain Abdullah, Senin (4/8/2025).

Pengakuan Silfester tidak benar dan menyesatkan.

Pernyataan itu disampaikan setelah Silfester klaim telah menjalin komunikasi dan mencapai kesepakatan damai dengan JK.

Proses Silfester Minta Maaf ke JK

Dosen Fakultas Hukum UNHAS Hamid Awaluddin buka suara terkait Pertemuan Silfester Matutina dengan Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.

"Mengenai masalah Silfester tidak pernah ada pertemuan antara Pak Jusuf Kalla dan dirinya membicarakan soal kasus pidana," kata Rekan Jusuf Kalla, Hamid kepada KompasTV, Selasa (5/8/2025).

Hamid pun menceritakan proses permintaan maaf Silfester ke Jusuf Kalla melalui pengacara keluarga.

 "Dia minta maaf kemudian lawyer keluarga Pak Jusuf Kalla melapor ke Pak Jusuf Kalla, Silfester minta maaf ke Pak Jusuf Kalla, Merespons ya orang minta maaf kita harus maafkan.

Tapi kasus hukumnya tetap jalan ya jadi tidak pernah ada pertemuan antara Silfester dengan Pak Jusuf Kalla membicarakan mengenai kasus ini," jelasnya. 

Menurutnya jika kejaksaan mau melakukan eksekusi adalah langkah tepat.

"Karena selama ini putusan Mahkamah Agung yang tetap menghukum dia 1,5 tahun tidak pernah dia jalani dan tidak bisa dikatakan sudah ada pembicaraan saya dengan Pak Jusuf Kalla atau keluarganya sehingga saya tidak pernah menjalani hukuman," katanya.

Kasus fitnah Jusuf Kalla pada 2017

Silfester dituduh memfitnah Jusuf Kalla akibat orasinya pada 15 Mei 2017.

Pada saat itu, Silfester menyebut JK sebagai akar permasalahan bangsa.

"Jangan kita dibenturkan dengan Presiden Joko Widodo. Akar permasalahan bangsa ini adalah ambisi politik Jusuf Kalla" kata Silfester dalam orasi itu. 

Silfester juga menuduh JK menggunakan isu rasis demi memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Anies - Sandiaga berpasangan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Silfester juga mengatakan JK berkuasa hanya demi kepentingan Pilpres 2019 dan kepentingan korupsi daerah kelahirannya.

"Kita miskin karena perbuatan orang-orang seperti JK. Mereka korupsi, nepotisme, hanya perkaya keluarganya saja," lanjut Silfester dalam orasi.

Orasi itu membuat Silfester akhirnya dilaporkan ke polisi oleh Jusuf Kalla, melalui kuasa hukumnya. Kuasa hukum JK, Muhammad Ihsan, mengatakan awalnya JK tidak berniat melaporkan Silfester. 

Namun muncul desakan dari warga di kampung halaman JK di Sulawesi Selatan, untuk melaporkan Silfester. 

"Desakan keluarga membuat pak JK tak bisa menolak. Akhirnya pak JK mengatakan jika langkah hukum dianggap yang terbaik, silakan dilakukan langkah hukum," kata Ihsan saat itu.

Divonis 1,5 tahun pada 2019

Dua tahun kemudian, Silfester divonis hukuman 1,5 tahun penjara. Namun hingga kini, Silfester belum menjalani hukuman kurungan itu. 

Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, mengatakan, Silfester telah diundang kembali kemarin terkait kasusnya. 

“Informasi dari pihak Kejari Jakarta Selatan, diundang yang bersangkutan. Kalau enggak diundang ya silakan (datang),” kata Anang.

Silfester siap jalani hukuman

Sementara itu, Silfester mengaku siap menghadapi proses hukum tersebut dan menyebut tak ada masalah berarti yang perlu dikhawatirkan.

“Saya sudah menjalankan prosesnya. Nanti kita lihat lagi seperti apa kelanjutannya,” kata Silfester saat ditemui Kompas.com seusai diperiksa sebagai saksi dalam kasus tudingan ijazah palsu Presiden Joko Widodo di Polda Metro Jaya, Senin (4/8/2025).

Ketika ditanya apakah dirinya siap ditahan, Silfester menjawab singkat.

“Enggak ada masalah," kata dia. 

Dalam kesempatan sama, Sekretaris Jenderal Peradi, Ade Darmawan, menegaskan hingga saat ini belum ada surat resmi dari Kejari Jaksel menyatakan Silfester segera dieksekusi.

“Belum ada suratnya,” ucap Ade.

Profil Muchlisa Jusuf

Muchlisa Jusuf jarang aktif di media sosial.

Ia tak mengikuti jejak sang ayah jadi politisi.

Ia memilih menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di London.

Nama lengkap: Muchlisa Jusuf (dipanggil Lisa)

Orangtua: Jusuf Kalla dan Mufidah Mi’ad Saad

Saudara kandung: Muswirah, Imelda, Solichin, dan Chaerani Jusuf

Pendidikan dan Lokasi Tinggal

Lisa saat ini tinggal di London bersama suaminya dan anaknya, sebagaimana terlihat dari beberapa unggahan pribadinya di Instagram.
 
Sebagai anak pertama, Muchlisa sering disebut sebagai sosok pelindung dan pendamping adik-adiknya.

Ia disebut cukup humoris, periang, dan tidak pernah merasa terbebani atas perannya sebagai anak sulung.

Meski tidak dominan dalam sorotan publik, hubungan Lisa dan  JK, sering ditampilkan penuh kehangatan di media sosial.

Data detail terkait pendidikan formal, karier profesional, maupun aktivitas publik Muchlisa belum banyak dipublikasikan.

Gaya hidupnya lebih banyak ditampilkan melalui platform pribadi seperti Instagram, khususnya sorotan kebersamaan keluarga dan kegiatan kehidupan di luar negeri.

Tidak ditemukan catatan menonjol dalam bidang profesi atau keterlibatan organisasi tertentu.  

Ia minim informasi, lebih aktif di akun pribadi.

Artikel sudah tayang di Tribun Timur

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Berita Terkini