TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sudah satu setengah bulan, gaji puluhan pekerja Megaproyek Stadion Teladan tak kunjung dibayar.
Jeritan hak pekerja proyek terkesan dilupakan.
Keluhan itu datang dari para pekerja proyek, mayoritas buruh bangunan, yang mengaku belum menerima upah kerja untuk bulan Juni dan Juli.
Hari ini sudah pertengahan Agustus.
"Sudah bulan Agustus tanggal 15, tapi gaji bulan Juli belum cair sampai sekarang," kata Marto kepada Tribun-Medan.com, Jumat (15/8/2025)
Ada sekitar 40-50an orang pekerja yang mengalami hal serupa.
Sebagian dari mereka bahkan sudah pulang kampung karena tidak digaji, dan tidak punya biaya hidup di Medan selama merantau dari Jawa.
Alih-alih menerima sisa pembayaran upah setelah selesai kerja, mereka malah hanya dicandui janji-janji manis pihak mandor PT WIKA.
"Yang saya tahu sesama teman pekerja sudah pulang itu banyak bang, 44 orang lebih. Janjinya cair hari Senin atau lambat Selasa, tapi sampai sekarang cuma omong-omong aja. Per orang bulanan sekitar 2 jutaan, abang kalian aja berapa yang gak dibayar," sebut pekerja lainnya.
Menurut para pekerja, setiap orang seharusnya masih menerima sisa upah dua juta Rupiah per bulan, dan setengah bulan Juli.
Bagi para buruh harian, angka itu sangat berarti.
Mereka bekerja di lapangan, panas terik, lembur, namun setelah selesai, upah yang diniatkan untuk biaya rumah tangga, anak sekolah atau bayar kontrakan belum juga diterima.
Seorang pekerja lain mengeluhkan bahwa bahkan upah bulan Juni pun belum mereka terima. Bahkan ada yang belum dikasih sepeser pun, sudah pulang ke rumahnya.
"Hari kerja bulan Juni belum dibayar, bulan Juli juga sebagian besar belum,” kata Marto lagi.
"Katanya dari bagian keuangan PT, ada videonya bang. Tapi sampai sekarang tetap belum dibayar. Kami disuruh tunggu lagi, katanya blom cair, terus begitu jawabannya Tolong bang diup lagi, bantu kami," kata seorang pekerja.
"Sampe sekarang, itu nipu namanya janjinya kan ditotal semua hari Senin cair lambat-lambatnya Selasa, tapi kami udah pada pulang sisanya belum sampai sekarang," ujar Marto lirih berbalut kesal.
Senada nasib prihatin, UMKM kuliner sekitar Stadion Teladan, Ina merasakan dampak para pekerja yang tidak digaji.
Para pekerja yang makan sehari-hari sudah menumpuk utang Rp 30 juta.
"Masih ada lagi utang orang itu 30 Juta belum dibayar. Bagaimana lah nasib kami dek. Ini kulihat sudah ada pula pekerja baru. Yang lama telah pada pulang kampung, ada puluhan orang gak sanggup lagi gak digaji orang PT," kata Ina.
Dampak pekerja tak digaji, amatan Tribun-Medan.com berkeliling tiga kali Stadion Teladan memang berdampak pada aktivitas pekerja yang minim.
Pada bagian tribun penonton tidak terlihat progres dengan jumlah pekerja, bisa dikatakan berkurang dari sebelumnya.
"Iya sekarang malah yang kerja berkurang itu, gak seramai yang dulu. Cmana pula ada a50 orang lebih pulang kampung. Sekarang ada orang baru, tapi gak banyak dari sebelumnya, mungkin dia gak tahu masalah proyek ini," jelas Ina membenarkan proyek sepi.
Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas dikonfirmasi soal proyek Stadion Teladan mengatakan, saat ini pengerjaan tinggal yang memakai APBN, yang dikerjakan Kementerian PUPR Pusat.
Ditegaskan Rico Waas juga, bahwa tidak ada penambahan anggaran baru untuk dialokasikan ke Stadion Teladan.
"Stadion Teladan dari kita kan sudah selesai. Tinggal yang dari APBN itu pengerjaannya. Kita juga sudah panggil Satker. Mereka janji kalau targetnya diselesaikan akhir 2025,atau paling lambat awal tahun 2026," pungkas Rico Waas.
(Dyk/Tribun-Medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan