Berita Viral

Murkanya Anak Buah Hercules, Markas Grib Jaya Dirobohkan, Siap Demo di KPK Sampai Berjilid-jilid

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEROBOHAN - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution dikawal ketat dan diberikan perlindungan saat perobohan Diskotek Marcopolo dan Kantor DPD GRIB Sumut, Kamis (14/8/2025).

TRIBUN-MEDAN.com - Murkanya anak buah Hercules, markas Grib dirobohkan. Siap demo di KPK sampai berjilid-jilid.

Pembongkaran markas Ormas Grib Jaya ternyata membuat anak buah Hercules murka.

Diketahui markas DPD Grib Jaya di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara sudah dibongkar.

Atas tindakan tersebut, anak buah Hercules berencana menggeruduk gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah perayaan HUT RI pada 17 Agustus 2025. 

Mereka menduga itu terkait dengan kasus korupsi di wilayah tersebut.

Melalui unggahan di media sosial, Grib Jaya menuntut agar KPK mengusut tuntas "aktor intelektual" di balik kasus korupsi di Sumut.

Termasuk yang menjerat Topan Ginting dan kasus "Blok Medan" yang melibatkan mantan Gubernur Maluku Utara.

Ketegangan dimulai pada Kamis (14/8/2025), ketika tim gabungan TNI, Polri, Satpol PP, dan Pemerintah Provinsi Sumut merobohkan markas DPD Grib Jaya Sumut di Desa Namorubejulu, Kecamatan Kutalimbaru. 

DISKOTEK DIROBOHKAN: Suasana perobohan Diskotek Marcopolo dan Kantor DPD GRIB Sumut yang berada di Jalan Sei Petani, Dusun VII, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Sumatera Utara, Kamis (14/8/2025). (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID)

Markas tersebut diduga menjadi tempat hiburan malam ilegal, yang dikenal sebagai Diskotek Marcopolo, dan sarang peredaran narkoba.

Gubernur Sumut, Bobby Nasution, yang memimpin langsung eksekusi, menegaskan bahwa bangunan itu tidak memiliki izin dan digunakan untuk aktivitas ilegal.

"Kami lengkap di sini menindaklanjuti keresahan masyarakat terkait penyalahgunaan narkoba. Bangunan ini tidak memiliki legalitas apa pun," ujar Bobby di lokasi.

Pembongkaran ini menuai perlawanan dari massa Grib Jaya, yang melempari aparat dengan batu, bahkan sempat membuat Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, harus dilindungi tameng polisi. 

Meski ada perlawanan, aparat berhasil memukul mundur massa dan melanjutkan penghancuran bangunan hingga rata dengan tanah.

Peristiwa ini terjadi hanya dua hari setelah Ketua DPD Grib Jaya Sumut, Samsul Tarigan, dieksekusi oleh Kejaksaan Negeri Binjai terkait kasus penguasaan lahan ilegal milik PTPN II yang merugikan negara Rp41 miliar.

Grib Jaya Tuding Ada Permainan, Ancam Aksi Berjilid-jilid

Menanggapi pembongkaran tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Grib Jaya, Zulfikar, membela diri dengan mengklaim bahwa Diskotek Marcopolo sudah lama tutup dan bangunan yang tersisa hanyalah kantor ormas. 

Zulfikar juga menuntut agar pemerintah tidak tebang pilih dalam menindak bangunan tanpa izin.

"Saya minta bangunan yang tak memiliki izin, hari ini dibongkar juga," kata Zulfikar, emosi.

Namun, di balik protes itu, Grib Jaya melalui akun media sosialnya menuding ada "aktor intelektual" di balik kasus yang menjerat Samsul Tarigan dan menyatakan akan menggelar demonstrasi berjilid-jilid.

Demo itu hingga KPK menuntaskan kasus korupsi yang mereka sebut "melibatkan pejabat tertinggi di Provinsi Sumatera Utara."

Hingga berita ini ditayangkan, Juru Bicara Grib Jaya, Razman Arif Nasution, belum memberikan tanggapan terkait rencana aksi tersebut.

Hercules: Potret Pemimpin yang Nuraninya Dibutakan Kekuasaan

Sebelumnya, Ketum Grib Jaya, Hercules Rosario Marshal, turut angkat bicara terkait Bupati Pati, Sudewo, lewat akun Instagram @gribjaya_id, Kamis (14/8/2025).

Hercules menilai, Bupati Sudewo sebagai potret pemimpin gagal dan cerminan pejabat yang nuraninya dibutakan oleh kekuasaan.

"Dulu saat kampanye, dia datang ke rakyat, mengemis suara, pura-pura merakyat, bahkan tidur di got pun mau demi jabatan. Tapi sekarang? Sombong, arogan, dan lupa siapa yang memilih dia," ujar Hercules.

Menurut Hercules, fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Pati, melainkan sudah menjadi penyakit banyak pejabat di Indonesia.

Mereka, kata Hercules, dengan mudah menjual janji manis saat pemilu, namun mengabaikan amanah begitu duduk di kursi kekuasaan. 

"Yang mereka kejar hanya kekuasaan dan keuntungan pribadi,"ujarnya.

Hercules pun secara tegas menyatakan mendukung aksi demonstrasi warga Pati.

Ia menilai gerakan itu sebagai puncak kemuakan publik sekaligus peringatan keras bagi penguasa. 

"Jangan pernah remehkan suara rakyat. Kalau mereka sudah bangkit, tidak ada kekuasaan yang bisa bertahan,"tegasnya.

Hercules bahkan secara blak-blakan menyebut pejabat korup dan arogan sebagai beban negara.

Karena itu ia mendesak para pemimpin yang mengkhianati amanah rakyat tersebut segera mundur.

"Kekuasaan itu amanah, bukan hadiah. Kalau tidak mampu menjaganya, lebih baik mundur sebelum diusir rakyat,"ujarnya.

Namun, terkait penghancuran markas DPP Grib Jaya Sumut ini, Ketum Grib Jaya, Hercules Rosario Marshal, belum ada memberikan tanggapan. "Belum ada tanggapan,"kata Juru Bicara Grib Jaya, Razman Arif Nasution, Jumat (15/8/2025), via WhatsApp. Kasus ini hanya ditanggapi Sekjennya, Zulfikar, yang telah turun ke lokasi.

Artikel sudah tayang di Tribun Jambi

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Berita Terkini