Breaking News

Berita Internasional

Pengantin Wanita Syok Suami Tak Mau Menyentuhnya Tanpa Sarung Tangan, Mulai Berpikir untuk Berpisah

Seorang pengantin wanita membagikan pengalaman mengejutkan yang dialaminya di malam pertama pernikahan.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
PENYAKIT SUAMI: Ilustrasi wanita syok pada malam pertama pernikahan. Pengantin wanita syok suaminya pakai sarung tangan medis saat menyentuh dirinya pada malam pertama pernikahan, ternyata karena hal ini. 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang pengantin wanita membagikan pengalaman mengejutkan yang dialaminya di malam pertama pernikahan.

Alih-alih merasakan momen penuh romantisme dan kehangatan, ia justru dibuat terkejut oleh tindakan aneh sang suami yang mengenakan sarung tangan medis sebelum menyentuh tubuhnya.

Kejadian itu membuatnya syok sekaligus mempertanyakan masa depan rumah tangga yang baru saja dibangun.

Malam pertama pernikahan umumnya dipenuhi kebahagiaan dan keintiman. Banyak pasangan menantikan momen itu sebagai simbol awal hidup bersama yang penuh kasih sayang.

Namun, bagi pengantin wanita ini, kenyataan yang dihadapi sangat jauh berbeda.

Sang suami dengan serius mengatakan tidak bisa menyentuh siapa pun dengan tangan kosong karena merasa takut terpapar kuman dan infeksi.

Pengakuan tersebut seketika menghancurkan harapannya. Ia merasa bukan sebagai istri yang baru saja dinikahi, melainkan seperti pasien yang tengah berada di ruang pemeriksaan dokter.

Dari malam itu, hubungan mereka yang baru saja dimulai pun terasa hambar dan penuh jarak.

Dikutip dari Sanook.com Senin (1/9/2025), sebelum menikah, kisah cinta keduanya terjalin cukup manis.

Mereka bertemu melalui perantara keluarga besar dan menjalani hubungan lebih dari satu tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah.

Sang pria dikenal tenang, bekerja di bidang medis, sopan, serta selalu menjaga sikap terhadap pasangannya.

Selama berpacaran, ia tidak pernah melanggar batas, sehingga membuat calon istrinya semakin yakin bahwa dialah sosok yang tepat untuk mendampingi hidupnya.

Pernikahan berjalan lancar dengan penuh doa restu dari keluarga serta sahabat. Namun, kebahagiaan itu seolah sirna seketika saat pintu kamar pengantin tertutup.

Suami yang baru saja resmi menikahinya mendekat dengan cara tak terduga, mengenakan sarung tangan medis sebelum menyentuh tubuh istrinya. Pengantin wanita sempat mengira itu hanya gurauan, bahkan menanyakan dengan nada bercanda apakah ia akan dioperasi.

Namun, jawaban serius suaminya membuat suasana berubah drastis. Dengan nada tegas, ia mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menyentuh siapa pun dengan tangan kosong karena rasa takut berlebihan terhadap kuman.

Malam pertama yang seharusnya menjadi kenangan manis berubah menjadi pengalaman yang dingin dan menyakitkan.

Sang istri merasa terasing, seolah diperlakukan bukan sebagai pasangan hidup melainkan objek pemeriksaan.

Harapannya runtuh, dan sejak malam itu rumah tangganya terasa kosong. Keanehan tidak berhenti di malam pertama. Di hari-hari berikutnya, sang suami terus menunjukkan sikap menjaga jarak.

Ia menolak menggunakan barang yang sudah disentuh istrinya, bahkan mengganti gelas minum begitu istrinya selesai memakainya.

Hal itu membuat sang istri semakin yakin bahwa perilaku suaminya bukan sekadar kebiasaan akibat pekerjaan, melainkan gangguan yang lebih serius.

Karena merasa tertekan, sang istri akhirnya mencoba berbicara dengan ibu mertua. Dari situlah terungkap rahasia besar yang selama ini disembunyikan.

Sang suami ternyata sudah lama mengidap OCD atau Obsessive Compulsive Disorder, gangguan mental yang membuat penderitanya memiliki ketakutan berlebih terhadap kebersihan dan kuman.

Ibu mertua mengaku keluarga tidak pernah berani mengungkapkan kondisi ini sebelum pernikahan karena takut calon menantu menolak.

Mereka berharap, setelah menikah dan memiliki pasangan, kondisi itu bisa membaik. Namun kenyataannya, situasi semakin sulit diatasi.

Kenyataan tersebut membuat sang istri berada di persimpangan jalan. Ia mulai bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia sanggup hidup dalam pernikahan tanpa adanya sentuhan fisik yang sejatinya merupakan bagian penting dari hubungan suami-istri.

Meski suaminya dikenal baik, penuh tanggung jawab, dan berkepribadian sopan, jarak yang tercipta karena OCD membuat hubungan mereka jauh dari kata normal.

Malam demi malam ia menangis, memikirkan masa depan yang tidak pasti. Apakah ia harus bertahan dengan harapan suatu hari suaminya bisa sembuh, ataukah harus menyerah demi kesehatan mental dan kebahagiaannya sendiri.

Malam pertama yang seharusnya penuh cinta justru menjadi titik balik yang pahit.

Dari perempuan yang penuh mimpi tentang cinta, ia berubah menjadi istri yang harus menghadapi kenyataan bahwa rumah tangga tidak hanya membutuhkan cinta, tetapi juga kejujuran, kesabaran, dan keberanian untuk memilih jalan terbaik.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved