Berita Intenasional
Demo Timor Leste Mirip Protes di Indonesia, Soroti Gaji Pejabat Selangit
Demo yang berujung kerusuhan di Timor Leste mirip dengan Indonesia yang menyoroti gaji pejabat selangit.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Aksi demo yang terjadi di Timor Leste saat ini dianggap sangat mirip dengan yang terjadi di Indonesia.
Sejumlah pihak mengatakan, bahwa demo Timor Leste tak jauh menyoroti soal gaji dan tunjangan pejabat yang selangit.
Sementara itu, kondisi ekonomi negara sedang tidak baik-baik saja.
Kalangan mahasiswa yang marah dengan para pejabat ini kemudian turun ke jalan melakukan aksi protes.
Baca juga: Terungkap Identitas 4 Pendemo yang Hilang, 2 Orang Sudah Ditemukan Eko dan Bima

Sama dengan Indonesia, para mahasiswa juga mendesak pemerintah mengubah pola kebijakan soal gaji dan tunjangan para pejabat.
Di Timor Leste, isu yang diangkat bermula dari kabar renana pembelian mobil mewah bagi 65 anggota parlemen.
Rencana ini dianggap terlalu mengada-ada, lantaran rakyat masih hidup kesusahan.
Lagi-lagi, kondisi serupa juga terjadi di Indonesia.
Banyak warga yang sulit mendapatkan kerja.
Baca juga: Profil dan Biodata Lydia Juliana Rumangkang Digosipkan Sebagai Istri Philo Paz dan Punya Anak
Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi dimana-mana.
Terlebih-lebih, ada beberapa pejabat yang dianggap gaya hidupnya terlalu berlebihan.
“Kami mulai protes ketika mereka memutuskan membeli mobil. Tapi ini meledak karena orang sudah lelah dengan semua ini. Rakyat tidak punya akses pendidikan, air bersih, dan sanitasi yang baik, tapi mereka malah membuat undang-undang untuk menguntungkan diri sendiri,” ujar Cezario Cesar, mahasiswa 30 tahun yang memimpin aksi, kepada BBC, dikutip dari Kompas.com.
Dalam aksi tersebut, pendemo juga melakukan pembakaran.
Baca juga: VIRAL Selebgram Aisar Khaled Diusir di Bali saat Bagi Pakaian Bekas, Para Bocah: Sabar Ya Bang
Mereka menggeruduk gedung parlemen mendesak pembatalan rencana pembelian mobil mewah itu.
“Rumor yang beredar mengatakan, mobil-mobil itu sudah dalam perjalanan. Karena itulah kami tetap di sini untuk memastikan uang pajak rakyat tidak disalahgunakan,” kata Trinito Gaio (42), salah satu demonstran, kepada AFP.
Bentangkan Bendera One Piece
Para pendemo yang menggeruduk gedung parlemen juga ada yang membentangkan bendera One Piece.
Bendera One Piece dianggap sebagai simbol perlawanan, sama seperti yang terjadi di Indonesia.
Sayangnya, aksi yang berlangsung di Timor Leste itu juga diwarnai aksi kekerasan.
Baca juga: Sempat Mengaku Diantar Sopir, Wali Kota Arlan Kini Jujur Anaknya Bawa Mobil ke Sekolah: Hujan Deras
Para pendemo ada yang terkena tembakan gas air mata.
Hal itu terjadi setelah pendemo melakukan pembakaran ban dan perusakan gedung pemerintah.
“Saya marah karena mereka ingin membeli mobil mewah untuk bekerja, sementara rakyat masih menderita,” kata seorang mahasiswi yang enggan disebutkan namanya kepada BBC.
Kondisi Terkini
Sejumlah media massa melaporkan bahwa kondisi terkini di ibu kota Timor Leste mulai berangsur kondusif.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI Dili) turut mengimbau agar warga negara Indonesia (WNI) yang ada du Kota Dili tetap tenang.
KBRI turut mengimbau WNI tidak mendekati lokasi demo yang berada di depan Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL) dan Gedung Parlemen Nasional.
Baca juga: Setelah Gaduh Minta Maaf, Wali Kota Prabumulih Beri Sepeda Motor Kepsek Roni Ardiansyah dan Satpam
Meski situasi sudah mulai kondusif, tapi mahasiswa tetap akan mengawal tuntutan mereka.
Mahasiswa meminta agar parlemen segera menghapuskan kebijakan rencana pembelian mobil mewah tersebut.
Ketimpangan jadi pemicu
Isu mobil dinas dan pensiun seumur hidup hanya menjadi pemicu dari kemarahan publik yang lebih besar.
Diketahui, gaji anggota parlemen Timor Leste mencapai 36.000 dollar AS (sekitar Rp 592 juta) per tahun, lebih dari 10 kali lipat rata-rata pendapatan tahunan warga yang hanya sekitar 3.000 dollar AS (sekitar Rp 49 juta).
“Orang-orang sudah jenuh,” lanjut Cesar.
“Ini bukan hanya soal mobil, tapi soal ketidakadilan,” imbuhnya.
Soal Timor Leste
Timor Leste pernah menjadi bagian dari Indonesia dengan status sebagai Provinsi Timor Timur sejak 17 Juli 1976 hingga 30 Agustus 1999.
Awalnya, Timor Timur adalah wilayah jajahan Portugis hingga merdeka pada 30 November 1975.
Namun, tidak lama setelah kemerdekaannya, terjadi deklarasi integrasi Timor Timur ke Indonesia yang diikuti oleh invasi militer Indonesia melalui operasi militer bernama Operasi Seroja yang dimulai pada Desember 1975.
Pemerintah Orde Baru di bawah Presiden Soeharto secara resmi mengintegrasikan Timor Timur ke dalam NKRI sebagai provinsi ke-27 pada tahun 1976.
Namun, masa integrasi ini disertai dengan konflik dan perlawanan dari kelompok separatis yang menuntut kemerdekaan Timor Timur.
Konflik ini berlangsung dengan berbagai pengaruh internasional hingga akhirnya pada masa kepemimpinan Presiden B.J. Habibie, dilakukan referendum pada 30 Agustus 1999 yang menghasilkan mayoritas rakyat Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia.
Setelah referendum tersebut, terjadi gejolak dan intervensi pasukan perdamaian PBB, dan akhirnya pada 20 Mei 2002 Timor Timur resmi menjadi negara merdeka dengan nama Timor Leste yang diakui secara internasional.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.