Jenazah WNI Asal Langkat

Pemulangan WNI Asal Langkat yang Tewas di Kamboja Telan Biaya Rp 140 Juta, KBRI Gugat Perusahaan

Pemulangan jenazah Argo Prasetyo Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Langkat, Sumatera Utara ke tanah air.

|
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID
PEMULANGAN JENAZAH - Jenazah Almarhum Argo Prasetyo saat tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (14/11/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Pemulangan jenazah Argo Prasetyo Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Langkat, Sumatera Utara ke tanah air, menghabiskan dana sekitar Rp 140 juta. 

"Biaya pemulangan ini sekitar Rp 140 juta. Tapi ada banyak yang bantu, dari kemenlu, kedubes dan teman-teman," kata Anggota DPD RI, Pdt Penrad Siagian saat menyerahkan jenazah Argo di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Jumat (14/11/2025). 

Tak hanya itu, Pdt Penrad sudah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan juga pihak KBRI, untuk menggugat perusahaan tempat Argo bekerja. 

"Kita sedang menggugat pihak perusahaan atau orang-orang yang mengakibatkan meninggalnya Almarhum Argo Prasetyo," ucap Pdt Penrad. 

Bahkan KBRI sudah melaporkan kejadian yang dialami Argo ke pihak berwajib di Kamboja

Gitupun kematian Argo Prasetyo mengungkap sejumlah fakta-fakta yang mengejutkan. 

Menurut Pdt Penrad Siagian ada sekitar 50 persen warga Sumatera Utara, yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kamboja

"Di Kamboja sendiri sesuai data yang saya dapatkan dari kedubes kita ada ratusan WNI. Kemudian dari ratusan WNI itu, ada sekitar 50 persen PMI berasal dari Sumatera Utara," ucap Pdt Penrad. 

Sedangkan itu dikabarkan sebelumnya, ada sebanyak 5 juta Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri, tak sesuai prosedur alias ilegal. 

Hal ini diungkapkan oleh Anggota DPD RI, Pdt Penrad Siagian saat menyerahkan jenazah Almarhum Argo Prasetyo. 

Bahkan Penrad mengaku, dalam kurun waktu enam bulan, ia sudah membantu kepulangan WNI yang ilegal sebanyak 15 orang termasuk Almarhum Argo Prasetyo. 

"Saya sendiri sejak enam bulan terakhir memulangkan 15 orang anak-anak kita dari Sumatera Utara khususnya, dan Argo salahsatunya dengan keadaan yang meninggal dunia," ucap Penrad. 

Gitupun Penrad menjelaskan, secara keseluruhan PMI yang bekerja di luar negeri sekitar 9,2 juta orang, dan yang legal itu ada sekitar 3 jutaan. 

"Artinya ada sekitar 5 juta lebih PMI yang bekerja di luar negeri masuknya secara ilegal," kata Penrad. 

Anggota DPD RI ini pun menambahkan, jika menang ada regulasi yang harus diperbaiki. 

"Saya tau betul banyak sindikat PMI, dan terjadinya perdagangan orang, dan itu harus ditindak tegas," ucap Penrad.

Saat diwawancarai di Bandara Internasional Kualanamu, Pdt Penrad Siagian pun mengungkapkan penyebab mengapa jenazah Argo begitu lama dipulangkan ke Indonesia. 

"Argo prasetyo meninggal dunia di Kamboja akibat kekerasan yang dialami almarhum. Memang pemulangan jenazah cukup lama, dan akhirnya kita berhasil memulangkannya ke tanah air," ujar Pdt Penrad Siagian, didampingi Anggota DPRD Langkat, Matthew Diemas Bastanta dan Kadisnaker Langkat, Rajanami. 

Lanjut Penrad, mulanya ia mendapat kabar jika ada WNI yang meninggal dunia di Kamboja. Ia pun langsung berkomunikasi dengan Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja

"Almarhum meninggal dunia sudah satu bulan lebih. Memang prosesnya agak panjang, karena kita tau almarhum ini menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk secara ilegal di Kamboja," kata Penrad. 

Gitu pun Penrad mengaku prihatin soal peristiwa yang dialami Almarhum Argo. 

"Kejadian ini sangat memprihatinkan kita semua, bahkan bangsa ini. Di mana salahsatu anak bangsa meninggal dunia akibat menjadi PMI yang ilegal," ucap Penrad. 

"Karena itu saya mengimbau kepada seluruh masyarakat, kalau mau bekerja ke luar negeri masuk lah secara legal. Sehingga segala sesuatunya bisa terjamin dan dan hak haknya sebagai WNI," tambahnya. 

Anggota DPD RI ini juga berharap dan mendorong kepada pemerintah, agar kejadian-kejadian yang dialami Argo tidak terulang lagi.

Ia pun meminta agar pemerintah memperketat PMI yang akan keluar negeri, agar masuk secara legal. 

"Karena kalau ilegal tidak mendapat perlindungan. Akibatnya sering terjadi atau mengalami kekerasan-kekerasan," kata Penrad. 

Dikabarkan sebelumnya, keluarga Almarhum Argo Prasetyo (25) Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Langkat, ungkap sosok penting orang yang membantu kepulangan Argo yang meninggal dunia di Kamboja akibat mengalami kekerasan. 

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang sudah melancarkan proses kepulangan jenazah abang kandung saya Argo Prasetyo," ujar Ega Prasetya adik kandung almarhum, didampingi Anggota DPRD Langkat, Matthew Diemas Bastanta. 

"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, Disnaker Langkat, BP3MI, Kemenlu, dan KBRI, teman-teman, dan terutama kepada Anggota DPD RI, Pdt Penrad Siagian yang telah membantu dan mendampingi kepulangan jenazah abang saya," sambungnya. 

Lanjut Ega, di mana setelah 46 hari keluarga telah menunggu, dan akhirnya jenazah abang kandungnya bisa pulang ke tanah air. 

"Dan saya memohon maaf sebesar-besar, apabila semasa hidup almarhum ada melakukan kesalahan baik kata ataupun perbuatan," ucap Ega. 

"Saya sudah gak bisa berkata-kata lagi, yang penting Alhamdulillah abang kandung saya bisa dikebumikan di kampung halamannya," tambahnya.

Gitu pun, Ega sempat menyinggung donatur atau orang yang membiayai kepulangan jenazah abangnya Argo Prasetyo ke Indonesia. 

"Dan dibalik pemulangan ada donatur tapi saya tidak bisa sebut namanya," kata Ega. 

Sementara itu, Matthew sempat menceritakan bagaimana keluarga Argo bisa berkomunikasi dengan Anggota DPD RI tersebut. 

"Proses pemulangan jenazah Argo ini berawal dari adik korban menghubungi staf Pendeta Penrad Siagian anggota DPD RI. Dan akhirnya Pdt Penrad Siagian berkomunikasi dengan Kemenlu dan KBRI. Akhirnya ketemu titik terang, dan dijadwalkan pemulangan jenazah hari ini," ujar pria yang kerap disapa Teo.

(cr23/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved