Berita Medan

Ibu Rumah Tangga di Helvetia Ini Beli Mobil Rp 80 Juta Pakai Uang Logam, Hasil Nabung 3 Tahun

Awalnya, uang koin yang dikumpulkan Susanti hanyalah sisa belanja dapur. Namun lama-kelamaan, jumlahnya semakin banyak.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
ISTIMEWA
UANG LOGAM Sri Susanti, ibu rumah tangga asal Helvetia, menceritakan kisah uniknya berhasil membeli mobil dengan tabungan uang logam yang ia kumpulkan selama tiga tahun. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Kisah seorang ibu rumah tangga di Helvetia ini bikin banyak orang geleng-geleng sekaligus kagum.

Namanya Sri Susanti. Dengan sabar dan konsisten, ia berhasil membawa pulang sebuah mobil seharga Rp80 juta hanya dengan bermodalkan uang logam hasil tabungan sehari-hari.

Awalnya, uang koin yang dikumpulkan Susanti hanyalah sisa belanja dapur. Namun lama-kelamaan, jumlahnya semakin banyak.

Setiap kali bertemu pedagang bakso, penjual es, atau pedagang asongan, ia sengaja menukar uang kertasnya dengan koin. Dari situlah, kebiasaannya berubah jadi semacam hobi yang akhirnya berbuah manis.

“Sudah tiga tahun saya kumpulkan. Kalau ada uang sisa belanja langsung saya simpan. Karena sering ditanya tetangga, untuk apa tabung koin, saya asal jawab buat beli mobil. Eh ternyata benar-benar terwujud,” ujar Susanti sambil tersenyum.

Suaminya yang bekerja sebagai pemborong bangunan bahkan sempat tidak tahu menahu soal tabungan unik istrinya itu. Barulah setelah puluhan jeriken berisi koin menumpuk di rumah, rahasia itu terbongkar.

“Akhirnya suami dan anak-anak juga ikut bantu nabung. Kalau sudah terkumpul Rp100 ribu, saya ikat lalu masukin ke jeriken. Satu jeriken bisa sampai Rp4 juta,” tambah ibu dua anak ini.

Keinginan Susanti sempat diragukan bisa diterima showroom. Namun tekadnya tak terbendung.

Ia memberanikan diri datang ke Showroom Super Barokah di kawasan Medan Tembung dengan mengangkut jeriken berisi koin menggunakan mobil pick up.

Pemilik showroom, Fadlan Minallah, mengaku sempat kaget ketika mendengar niat Susanti.

“Saya pikir bercanda, tapi ternyata serius. Mereka bawa jeriken-jeriken koin. Akhirnya kami terima dengan senang hati. Karena ini pengalaman langka, apalagi semangatnya luar biasa,” kata Fadlan.

Proses menghitung uang logam itu pun jadi cerita tersendiri. Fadlan bersama keluarga dan karyawan harus duduk lesehan berjam-jam demi memastikan jumlah koin sesuai.

“Kami hitung sama-sama dari jam tiga sore sampai jam sembilan malam. Ramai-ramai kayak acara keluarga,” kenangnya sambil tertawa.

Meski repot, Fadlan tidak keberatan. Baginya, apa yang dilakukan Susanti justru memberi pesan berharga: jangan meremehkan pecahan kecil.

Ia bahkan sempat memanfaatkan uang logam itu untuk dibagikan ke para pedagang grosir dan usaha kecil yang membutuhkan uang kembalian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved