Berita Medan

Kasus Kematian Anak Tiri di Medan, Saksi Ungkap Ibu Korban Kerap Ancam Bvnuh Diri dan Anaknya

Di persidangan, Asmara pun menceritakan bahwa korban merupakan anak yang lahir di luar nikah.

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH
SIDANG KASUS PENGANIAYAAN - Saksi Asmara Diba Inanta saat diperiksa sebagai saksi di PN Medan, Kamis (9/10/2025). 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN- Asmara Diba Inanta pelapor balita yang meninggal diduga dianiaya dihadirkan dan diperiksa sebagai saksi di Pengadilan Negeri (PN) Medan

Dalam kesaksiannya, Asmara mengungkap bahwa ibu kandung korban bernama Anlyra Zafira Lubis kerap mengancam bunuh diri beserta anaknya (korban) berinisial AYP saat cekcok dengan ayah biologis korban dan kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi.

"Iya, pernah mengancam bunuh diri dengan anaknya saat cekcok dengan ayah kandung korban. Pernah menyayat jari tangannya," katanya di hadapan majelis hakim yang diketuai Philip Mark Soentpiet, Kamis (9/10/2025) 

Di persidangan, Asmara pun menceritakan bahwa korban merupakan anak yang lahir di luar nikah.

Asmara bilang bahwa dirinya dengan Anlyra bersepupu. Kata dia, Zul menjalin asmara (pacaran) dengan Anlyar.

"Pengakuannya kepada kami duda anaknya empat. Kami baru tahu kalau dia masih ada istri yang dibilang pada kami itu kakaknya, bukan istrinya. Ibu korban pacar Zul Iqbal. Mereka berpacaran mulai November 2024," ujarnya.

Asmara pun mengatakan bahwa dirinya tidak menyaksikan langsung proses meninggalnya korban, melainkan hanya mendengar cerita yang disampaikan ibu korban dan keterangan polisi.

"Korban berusia 3,5 tahun. Meninggalnya tiba-tiba, tidak ada sakit. Meninggalnya di rumahnya Jalan Sei Kapuas pada Maret 2025. Saat itu, saya berkomunikasi dengan ibu korban (Anlyra) lewat telepon di jam setengah 4 sore itu, saya masih dengar suara korban mengeluh sakit," ucapnya.

Ia mengaku sempat bertanya kepada Anlyra melalui telepon tersebut terkait mengapa korban mengeluh kesakitan.

Dikatakan Asmara, waktu itu Anlyra menjawab bahwa anaknya sedang sakit.

"Saya tanya juga kenapa AYP, lalu ibunya menjelaskan bahwa anaknya lagi sakit. Setelah habis magrib saya dapat kabar keponakan saya sudah meninggal," ujarnya.

Ia menjelaskan, korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi di perjalanan menuju rumah sakit korban meninggal.

Saat meninggal, lanjut dia, korban dibawa ke rumah ibunya Anlyra di Jalan Sekip Medan dan dilihat tubuh korban lebam-lebam. Sontak, ia pun menaruh kecurigaan. 

"Di jalan sudah meninggal menuju rumah sakit. Yang bawa (ke rumah sakit) ibu korban dan Zul Iqbal. Saya lihat badannya lebam-lebam saat dibuka bajunya. Lebam-lebam itu dibilang ibunya dan Zul Iqbal karena salah obat. Seminggu sebelum meninggal saya sempat bertemu dan tak ada lebam di tubuhnya, kondisinya sehat. Sebelum meninggal, sempat dibawa ke klinik. Saya tidak tahu dibawa ke klinik, saya tahunya setelah menjadi jenazah dan saya dapat informasi dari ibu korban," ucap Asmara.

Saat itu, lanjut Asmara, Zul menarik beberapa keluarga Anlyra yang berkumpul seraya mengatakan bahwa dirinya bersalah dan meminta supaya dihukum.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved