Berita Viral

Anehnya Kelakuan 4 Penculik Kacab Bank, Tak Mau Laporan KK dan KTP: Saya Disuruh Bos di Surabaya

Kisah ini pertama kali diketahui oleh pasangan suami istri, Sella (43) dan Rizal (54), yang merupakan Ketua RT dan Ketua RW setempat

Kolase Tribun Medan/Kompas.com/Istimewa
Kematian tragis Mohamad Ilham Pradita (MIP), Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Jakarta, mengguncang publik. Pria berusia 37 tahun ini ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (21/8/2025) pukul 05.30 WIB. Empat pelaku telah berhasil ditangkap kepolisian. (Kolase Tribun Medan/Kompas.com/Istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.com - Misteri di balik penangkapan empat penculik Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (MIP), semakin terungkap.

Berdasarkan pengakuan para pelaku, mereka diperintahkan oleh seseorang yang disebut 'bos' dari Surabaya, Jawa Timur, untuk menempati sebuah rumah di Jalan Johar Baru III, Jakarta Pusat.

Rumah berwarna merah muda inilah yang menjadi lokasi penangkapan tiga pelaku, AT, RS, dan RAH, pada Kamis (21/8/2025).

Kisah ini pertama kali diketahui oleh pasangan suami istri, Sella (43) dan Rizal (54), yang merupakan Ketua RT dan Ketua RW setempat, sekaligus tetangga para pelaku.

Sella menceritakan, para pelaku datang dan melapor ke rumahnya pada 20 Juni 2025.

Salah satu dari mereka, bernama Berto, menjelaskan bahwa mereka menempati rumah tersebut atas perintah dari 'bosnya'.

PELAKU PENCULIKAN KACAB BANK- Jajaran Polda Metro Jaya meringkus empat pelaku penculikan dan terhadap Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta(37), bertubuh kekar baju hitam
PELAKU PENCULIKAN KACAB BANK- Jajaran Polda Metro Jaya meringkus empat pelaku penculikan dan terhadap Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta(37), bertubuh kekar baju hitam (Youtube Liputan6)

“Dia lapornya, ‘Bu, saya yang menempati rumah ini, disuruh sama bos saya. Bos saya lagi di Surabaya. Dia rumahnya banyak. Nah, di sini saya yang menempati’,” tutur Sella.

Namun, Rizal memberikan keterangan yang sedikit berbeda. “Kalau izin ke saya itu, (diperintah) temannya, bukan si bos. Ada teman juga, ada di Surabaya,” tegas Rizal, menambahkan detail bahwa perintah datang dari "teman" di Surabaya.

Awalnya, Sella hanya mengetahui ada tiga pria yang akan menempati rumah itu. Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat jumlah penghuni bertambah menjadi lima orang.

"Dia selalu open kok. Pintu gerbang, pintu rumah selalu terbuka. Terlihat lima orang di sana," kata Sella.

Meskipun terlihat terbuka, para pelaku menunda-nunda saat Sella meminta dokumen identitas mereka.

"Memang dari awal saya sudah minta KTP sama KK. Yang bertanggung jawab di sini siapa? Terus dia bilang, ‘Nanti Bu saya sibuk’," lanjutnya.

Kejutan lainnya datang setelah penangkapan. Sella baru mengetahui bahwa di dalam rumah tersebut juga ada seorang perempuan berinisial M dan seorang bayi berusia dua bulan.

M disebut sebagai istri dari salah satu penghuni, Andre.

Sella juga mengungkapkan bahwa rumah itu ternyata sedang bersengketa, ditandai dengan spanduk yang sempat terpasang di depannya. B

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved