Berita Viral
Mahasiswa Unnes Meninggal, 3 Kali Mengigau 'Ampun Pak, Jangan Pukul Lagi', Diantar Brimob ke RS
Kabar duka datang dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jawa Tengah. Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2024 meninggal
TRIBUN-MEDAN.com - Kabar duka datang dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jawa Tengah.
Mahasiswa Fakultas Hukum Unnes angkatan 2024, Iko Juliant Junior, meninggal dunia.
Kematian Iko penuh dengan kejanggalan.
Versi polisi menyebut, Iko meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di Jalan Dr Cipto Semarang pada Minggu 31 Agustus 2025 pukul 02.30 WIB.
Namun, keluarga masih diliputi pertanyaan karena korban meninggal dunia dalam kondisi penuh luka lebam di wajah.
Kecurigaan keluarga semakin tebal karena korban diantar ke rumah sakit oleh mobil Brimob ke RSUP Kariadi Semarang.
Korban diduga meninggal dunia akibat dianiaya oleh polisi.
"Iya, kami sudah mendapatkan laporan kejanggalan kematian dari almarhum Iko, kami turut berbelasungkawa, kami juga masih berupaya mengungkap fakta kematian korban yang masih abu-abu," ujar Anggota Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni (PBH IKA) Alumni FH Unnes Ady Putra Cesario kepada Tribun, Senin (1/9/2025) malam.
Ady menyebut, pihaknya masih terus berupaya mengumpulkan bukti-bukti yang ada.
Selain itu, sejumlah saksi kunci juga akan dimintai keterangan.
"Ada rekan korban yang tahu kejadian ini, tetapi belum bisa memberikan keterangan karena masih trauma," paparnya.
Kendati begitu, pihaknya sepenuhnya menyerahkan kejadian ini kepada pilihan keluarga apakah melaporkan kasus ini atau sebaliknya.
"Kami hanya berupaya mengungkap fakta," ujar alumni FH Unnes 2010 itu.
Anggota Pusat Bantuan Hukum IKatan Alumni (PBH IKA) Alumni FH Unnes Naufal Sebastian menjelaskan kronologi kematian Iko.
Iko mulanya berpamitan ke ibunya hendak pergi ke kampus dengan memakai baju PDH DPM membawa tas ransel warna biru yang berisi jas almamater, serta mengendarai motor sendiri, Sabtu(30/8/2025) pukul 17.00 WIB.
Iko dijemput oleh teman rumahnya untuk pergi ke Jalan Pahlawan, Semarang dan memberi kabar kepada temannya yang lain melalui pesan WhatsApp bahwa dia hendak ke Polda Jateng untuk menjemput teman-temannya yang masih ditahan oleh pihak Kepolisian, Sabtu(30/8/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.
"Pada saat itu Iko masih memakai baju PDH DPM FH UNNES, dan membawa tas ransel warna biru yang berisi jaket almamater," kata Naufal.
Selepas itu, Iko tidak ada kabar. Keluarga kemudian mendapatkan informasi bahwa Iko dilarikan ke rumah sakit Kariadi Semarang.
Naufal menuturkan, berdasarkan keterangan Satpam RS Kariadi, Iko diantar ke RS Kariadi Semarang oleh Brimob Polda Jawa Tengah dalam kondisi kritis pada Minggu, 31 Agustus 2025 sekitar pukul 11.00 WIB.
Sementara berdasarkan keterangan dokter, Iko mengalami kerusakan di bagian limpa dan pendarahan hebat.
Dokter langsung menyarankan untuk dilakukan operasi. "Ibu Iko menyetujui operasi dilakukan," terangnya.
Naufal melanjutkan, selepas operasi tersebut, Iko ditemani oleh ibunya.
Dari keterangan ibunya, Iko sempat mengigau dengan kalimat, "Ampun pak, tolong pak, jangan pukuli saya lagi."
"Iko mengucapkan kalimat yang sama hingga 3 kali. Sambil memegangi tangan anaknya, Ibu Iko berbisik lirih agar memaafkan," bebernya.
Namun, Iko meninggal dunia pada Minggu, 31 Agustus 2025, sekitar pukul 15.30.
Naufal menyebut, berdasarkan foto jenazah Iko, sebelum dimakamkan dan diambil hanya di bagian kepala, ada luka sobek di bibirnya.
"Belum diketahui luka-luka lain karena jenazah sudah akan dimakamkan pada hari Senin, 1 September 2025," sambung Naufal.
Ia mengatakan, dari keterangan polisi, Iko mengalami kecelakaan di Jalan Dr Cipto, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Motor Iko sampai saat ini masih berada di Polda Jawa Tengah.
Sementara barang-barang pribadi milik Iko yaitu tas ransel berwarna biru yang berisi jas almamater dan handphone tidak diketahui keberadaannya.
"Hanya baju PDH DPM yang dikembalikan ke pihak keluarga dalam kondisi robek," terangnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, masih melakukan penyelidikan terlebih dahulu terkait informasi tersebut.
Ia mempersilakan keluarganya untuk melaporkan ke kepolisian.
Kabar meninggalnya Iko menambah daftar panjang korban meninggal dunia buntut dari aksi unjuk rasa di berbagai daerah.
Sebelumnya ada pelajar SMKN 14 Kabupaten Tangerang, Banten bernama Andika ramai diperbincangkan di media sosial.
Rekan-rekannya terlihat menyampaikan bela sungkawa dengan berbagai unggahan duka cita.
Sebelumnya, Affan Kurniawan, seorang driver ojek online, tewas setelah dilindas kendaraan taktis Brimob pada Kamis (28/8/2025).
Empat orang juga dilaporkan meninggal dunia saat Gedung DPRD Kota Makassar, Sulawesi Selatan terbakar di tengah aksi demonstrasi, Jumat (29/8/2025). Mereka adalah Akbar Basri, Sarina Wati, Syaiful Akbar dan Budi Haryadi.
Masih di Makassar, Rusmadiansyah seorang driver ojek online menjadi korban pengeroyokan karena dicurigai sebagai anggota intelijen alias intel.
Kemudian di Solo, Jawa Tengah Sumari (60), seorang tukang becak yang meninggal dunia diduga terpapar gas air mata saat kericuhan pecah di Bundaran Gladak, Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/8/2025).
Tak hanya itu, seorang mahasiswa Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy, juga tewas saat mengikuti aksi, Minggu (31/8/2025).
Berdasarkan keterangan BEM Amikom, Rheza terjatuh dari motor setelah situasi ricuh akibat tembakan gas air mata.
Motornya mendadak mati saat ia mencoba berbalik arah hingga membuatnya kehilangan kendali. Rheza kemudian disebut langsung dihampiri aparat. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
NASIB Rachmat Hadiwijaya Bocah yang Jarah Jam Rp11 Miliar Ahmad Sahroni, Kini Diantar Ibunya |
![]() |
---|
Kejanggalan Sosok Ojol yang Diundang Gibran, Pakai Sepatu Air Jordan Rp4 Jutaan hingga Fasih Bicara |
![]() |
---|
USAI Jarah Rumah Sri Mulyani, Warga Tak Tenang dan Kembalikan Mobil Mainan hingga Panci |
![]() |
---|
ALASAN Ketua DPRD Wonosobo Tak Hapal Pancasila hingga Disoraki Pendemo: Gula Darah Naik |
![]() |
---|
JAWABAN SALSA HUTAGALUNG Ditantang Ikut Demo Pembubaran DPR: Kalau Aku di Sana Pasti Aku Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.