Berita Viral

SOSOK Pete Hegseth, Dari Jurnalis Jadi Menhan AS: Memiliki Jaringan Kuat Influencer dan Media Global

SOSOK 'Menteri Perang' Pete Hegseth, Dari Jurnalis Jadi Menhan AS: Memiliki Jaringan Kuat Influencer dan Media Global

Editor: AbdiTumanggor
Tangkapan Layar Aljazeera
Sosok Pete Brian Hegseth, lahir pada 6 Juni 1980, adalah sosok yang menempati posisi penting dalam pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada saat ini, sejak akhir tahun 2024. (Tangkapan Layar Aljazeera) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Pete Brian Hegseth, lahir pada 6 Juni 1980, adalah sosok yang menempati posisi penting dalam pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada saat ini, sejak akhir tahun 2024.

Sebagai seorang mantan militer angkatan darat, jurnalis, pembawa acara berita, dan penulis, Pete Hegseth kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan AS setelah ditunjuk oleh Presiden Donald Trump pada November 2024.

Penunjukan Hegseth menjadi Menteri Pertahanan AS sempat menjadi sorotan publik karena latar belakangnya yang tidak berasal dari birokrasi pemerintahan. 

Sebelum menjabat Menhan AS, ia terakhir kali sebagai jurnalis di medan prang, pembawa acara di FOX & Friends Weekend, dan Fox Nation. Sehingga Trump pun menjulukinya sebagai "Menteri Perang".

Saat berdinas di militer, Hegseth pernah bertugas di Irak, Afghanistan, dan Teluk Guantanamo, serta menerima dua Medali Bintang Perunggu dan Lencana Prajurit Infanteri Tempur.

Namun, bukan hanya pengalaman militer dan jurnalis yang membuatnya dikenal. Hegseth juga aktif membela para veteran yang dituduh melakukan kejahatan perang. Salah satu kasus yang menonjol adalah pembelaannya terhadap Eddie Gallagher, pensiunan Angkatan Laut yang akhirnya dibebaskan dari tuduhan kejahatan perang berkat amnesti dari Trump.

Dalam dunia media, Hegseth dikenal dengan analisis tajamnya mengenai isu-isu militer. Fox News menyebut wawasan dan analisisnya sebagai faktor kesuksesan program yang ia bawakan.

Penunjukan Hegseth sebagai Menteri Pertahanan sempat menimbulkan pro dan kontra. Ia tidak memiliki pengalaman memimpin organisasi besar atau duduk di kursi pemerintahan. Namun, ia menarik perhatian karena pandangannya yang tegas terhadap reformasi di Departemen Pertahanan.

Ia menentang program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI), yang ia sebut sebagai "woke." Ia juga mempertanyakan peran perempuan dalam pertempuran dan mengindikasikan akan melengserkan pemimpin militer yang mendukung program DEI.

Sebagai lulusan Princeton dan Harvard, Hegseth menulis buku "The War on Warriors" yang menuduh program DEI sebagai penyebab krisis perekrutan di Pentagon. Buku tersebut menjadi best seller dan mendapat pujian dari Trump.

Setelah ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan AS, di sejumlah podcast, Hegseth menyuarakan pandangannya yang keras terhadap Iran, NATO, dan China. Ia menyebut Teheran sebagai "rezim jahat," mengkritik sekutu NATO yang dianggap tidak berkontribusi cukup dalam pertahanan, dan memperingatkan ancaman nyata dari China terhadap kawasan Indo-Pasifik. Hegseth juga memandang konflik Israel-Palestina sebuah serial "Battle in the Holy Land: Israel at War".

Ketua Parelemen AS, Mike Johnson, menyebut Hegseth sebagai sosok yang membawa semangat reformasi global. 

Dalam pidatonya di Dialog Shangri-La, Singapura, Hegseth menekankan pentingnya perdamaian melalui kekuatan, pemulihan etos prajurit, dan penegakan pencegahan. Ia juga menegaskan bahwa AS tidak mencari konflik dengan Tiongkok, namun akan melindungi kepentingan vitalnya di kawasan Asia-Pasifik. 

Dengan gaya komunikasi yang lugas dan jaringan media yang luas, Hegseth menjadi figur yang mampu mempengaruhi opini publik, terutama generasi muda. Ia memanfaatkan media sosial dan podcast untuk menyuarakan pandangannya dan membangun dukungan, terutama soal isu keadilan sosial dan kesenjangan ekonomi. Ia menjadi figur yang berpengaruh di dunia terutama di kalanganan milenial atau generasi y dan z.

Sosok Pete Brian Hegseth lahir pada 6 Juni 1980
Sosok Pete Brian Hegseth, lahir pada 6 Juni 1980, adalah sosok yang menempati posisi penting dalam pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada saat ini, sejak akhir tahun 2024. (Tangkapan Layar Aljazeera)

Latar Belakang dan Karier Awal Pete Hegseth:

- Lahir pada 6 Juni 1980.

- Lulusan Universitas Princeton dan Harvard University.

- Bergabung dengan militer setelah lulus pada tahun 2003 sebagai kapten infanteri di Garda Nasional Angkatan Darat.

- Bertugas di medan perang; Irak, Afghanistan, dan Teluk Guantanamo.

- Menerima dua Medali Bintang Perunggu dan Lencana Prajurit Infanteri Tempur.

Karier Politik dan Media:

- Mencalonkan diri sebagai Senat di Minnesota pada tahun 2012 (gagal).

- Menjadi Jurnalis dan bergabung dengan Fox News pada tahun 2014.

- Menjadi pembawa acara di FOX & Friends Weekend dan Fox Nation.

- Membuat serial "Battle in the Holy Land: Israel at War".

Penunjukan sebagai Menteri Pertahanan:

- Ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan AS oleh Presiden Donald Trump pada November 2024

- Trump menjulukinya sebagia "Menteri Perang" 

- Trump juga menyebut Hegseth sebagai "pejuang bagi tentara dan negara" dan sosok "tangguh, pintar, dan penganut sejati prinsip America First."

- Penunjukan menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Namun memiliki pengaruh kuat terhadap generasi Y dan Z. 

Pandangan dan Kebijakan:

- Menentang program DEI (keberagaman, kesetaraan, inklusi) dan menyebutnya sebagai "woke."

- Menyuarakan keadilan sosial dan kesenjangan ekonomi.

- Mempertanyakan peran perempuan dalam pertempuran.

- Pro-Israel dan kritis terhadap solusi dua negara.

- Keras terhadap Iran dan menyebut Teheran sebagai "rezim jahat."

- Kritis terhadap NATO dan sekutu Eropa.

- Menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai "perang balas dendam Putin."

- Menyatakan China sebagai ancaman nyata dan mendesak sekutu regional untuk meningkatkan anggaran pertahanan.

Sorotan Terkini:

- Mengadakan percakapan dengan Menhan Tiongkok, Laksamana Dong Jun, menekankan bahwa AS tidak mencari konflik tetapi akan melindungi kepentingan vitalnya di Asia-Pasifik.

- Menyampaikan pidato di Dialog Shangri-La, menekankan perdamaian melalui kekuatan dan pentingnya kemitraan Indo-Pasifik.

- Menyatakan bahwa AS tidak akan diusir dari kawasan dan siap berjuang jika pencegahan gagal.

- Fokus pada peningkatan postur pasukan, memperkuat kemampuan sekutu, dan membangun kembali industri pertahanan.

Kontroversi:

- Mendukung pengampunan bagi anggota militer yang dituduh melakukan kejahatan perang.

- Mendapat kritik dari politisi Partai Demokrat dan lembaga pemikir karena kurangnya pengalaman.

- Mendapat dukungan dari Partai Republik dan Ketua DPR Mike Johnson. 

- Menulis buku "The War on Warriors" yang menuduh program DEI sebagai penyebab krisis perekrutan di Pentagon.

- Buku tersebut menjadi best seller dan dikutip oleh Trump sebagai bukti dedikasi Hegseth terhadap militer.

Jaringan dan Pengaruh:

- Memiliki jaringan media dan influencer global.

- Memahami cara mempengaruhi generasi Gen Z melalui media sosial dan podcast.

- Memiliki pengaruh kuat sebagai jurnalis dan pembawa acara berita.

- Pete Hegseth adalah figur kontroversial namun berpengaruh dalam kebijakan pertahanan AS.

- Pandangannya yang tegas dan gaya komunikasinya yang langsung menjadikannya tokoh sentral dalam pemerintahan Trump dan kebijakan militer AS.

Biodata Pete Hegseth:

  • Nama Lengkap: Peter Brian Hegseth
  • Tanggal Lahir: 6 Juni 1980
  • Tempat Lahir: Forest Lake, Minnesota, Amerika Serikat
  • Kewarganegaraan: Amerika Serikat

Pendidikan dan Karier:

  • Universitas Princeton
  • Harvard University
  • Karier Militer: Kapten Infanteri, Garda Nasional Angkatan Darat
  • Penugasan: Irak, Afghanistan, Teluk Guantanamo
  • Penghargaan: Dua Medali Bintang Perunggu, Lencana Prajurit Infanteri Tempur
  • Calon Senat Minnesota
  • Jurnalis dan pembawa acara di Fox News
  • Pembawa acara FOX & Friends Weekend dan Fox Nation
  • Menteri Pertahanan Amerika Serikat (2024–sekarang)
  • Pandangan dan Kebijakan: Menentang program DEI, Kritis terhadap NATO dan sekutu Eropa, Keras terhadap Iran dan China
  • Karya Tulis: Buku: The War on Warriors
  • Media Sosial dan Pengaruh: Aktif di media sosial dan podcast, Memiliki jaringan influencer dan media global

(*/Tribun-medan.com/Aljazeera/Berbagai sumber)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved