Berita Viral

NASIB Dokter Astra Usai Dianiaya Dosen Unissula karena Sarankan Istrinya Lahiran Caesar

Beginilah nasib dan kondisi dokter Astrandaya Ajie (dr Astra) usai dianiaya dosen Unissula Semarang karena sarankan istrinya lahiran operasi caesar

istimewa/Medsos Instagram
KEKERASAN TERHADAP DOKTER - Viral di jejaring media sosial, dugaan kekerasan terhadap dokter di RSI Sultan Agung Semarang yang diduga dilakukan seorang oknum dosen Fakultas Hukum asal Unissula. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Beginilah nasib dan kondisi dokter Astrandaya Ajie (dr Astra) usai dianiaya dosen Unissula Semarang.

Adapun pihak dokter Astrandaya Ajie (dr Astra) akhirnya buka suara melalui Tim Advokasi Keadilan Dokter Astrandaya, usai peristiwa dugaan intimidasi dan penganiayaan yang dialaminya di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Kota Semarang pada beberapa waktu lalu.

Dalam pernyataannya, pihak dr Astra menyebut kejadian itu meninggalkan luka mendalam baik secara fisik maupun psikis, sehingga untuk sementara ia tidak dapat menjalankan profesinya sebagai tenaga medis.

“Peristiwa ini sangat memukul dr Astra. Tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga trauma psikis.

Untuk sementara waktu beliau harus cuti dari pelayanan pasien agar bisa memulihkan diri,” ujar Wakil Ketua Tim Advokasi, dr Hansen dikutip Tribunjateng, Minggu (14/9/2025).

dr Hansen menegaskan, tenaga medis maupun tenaga kesehatan tidak boleh diintimidasi dalam bentuk apapun. 

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, katanya, telah menjamin perlindungan hukum bagi tenaga medis.

“Dokter bekerja berdasarkan sumpah profesi, etika, ilmu pengetahuan, dan misi kemanusiaan.

Karena itu mereka tidak layak dijadikan objek tekanan, ancaman, cemoohan, cacian, makian, hinaan, maupun perendahan martabat,” imbuhnya.

Baca juga: MODAL Nyolong Uang Bank Rp10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Ingin Jadi Bos Rental 300 Mobil

Tim Advokasi tersebut berisikan Dr. Azmi Syahputra, dr. Hansen, Wahyu Rudy Indarto, dr. Kwan Krisdy Sebastian, Brojol Heri Astono, Bagas S. Anantyadi, Mirzam Adli, R. Winindya Satriya, Wahyu Said Saputra.

Mereka menilai kejadian tersebut ironis, karena terduga pelaku justru berprofesi sebagai dosen fakultas hukum di salah satu universitas swasta di Semarang.


“Harusnya sebagai insan hukum, memberi teladan beretika dan taat hukum, bukan melakukan intimidasi,” tegasnya.

Selain melukai korban, peristiwa itu juga menimbulkan ketidaknyamanan di rumah sakit.

“Situasi ini mengganggu ketentraman, berdampak pada kenyamanan pasien dan mencoreng nama baik rumah sakit,” kata dr Hansen.

Tim Advokasi juga menyoroti sikap manajemen rumah sakit maupun pihak universitas yang belum menjatuhkan sanksi kepada terduga pelaku.

Mereka menilai, sejatinya rumah sakit harus berdiri sebagai pelindung tenaga medis, bukan sebaliknya.

Sebelumnya viral sosok dosen Fakultas Hukum Unissula Semarang ancam bakar rumah sakit.

Baru-baru ini viral seorang oknum dosen mengamuk hingga mengancam akan membakar Rumah Sakit (RS) viral di media sosial.

Dalam video viral tersebut, sosok yang diduga merupakan oknum dosen Unissula Semarang terdengar marah-marah dan mengumpat dokter anestesi menggunakan kata-kata kasar.

Baca juga: Ricky Hatton, Petinju Legendaris Inggris Meninggal Dunia, Pernah tak Terkalahkan dalam 43 Laga

Dosen itu pun mengancam akan membakar RS Islam Sultan Agung Semarang.

Terekam juga teriakan histeris dan umpatan dari dalam ruangan.

Beredar juga tangkapan layar percakapan yang mengungkapan dugaan insiden tersebut.

Dalam percakapanyang beredar, disebut bahwa oknum dosen tersebut sering melakukan kontrol rutin dan memiliki kebiasaan meminta perlakuan khusus.

Dia dikabarkan tidak mau menunggu antrean dokter dan selalu ingin dilayani lebih dahulu. 

Bahkan, dalam salah satu momen, pakaian seorang dokter diduga sampai ditarik dan dicakar.

Percakapan itu juga menyebut adanya pertimbangan pihak rumah sakit untuk tidak melanjutkan masalah ke ranah hukum karena faktor internal serta khawatir dengan dukungan yang dimiliki pihak keluarga pasien.

Selain itu, tangkapan layar tersebut memuat dugaan insiden saat proses persalinan.

Pasien disebut sudah dalam kondisi risiko tinggi, namun keluarganya tetap memaksa agar dilakukan persalinan normal, meski dokter menyarankan operasi caesar (SC) karena riwayat keguguran berulang. 

Situasi disebut semakin tegang ketika keluarga pasien menolak beberapa prosedur medis, sementara kondisi rumah sakit sedang padat kegiatan dan kekurangan tenaga.

Berikut percakapan dari screenshot percakapan postingan itu:

[6/9, 18.29] : setiap dia mau kontrol sama dok stef dia gamau yg nungguin dokter dan selalu mau nya urutan 1 tapi dokternya yg nungguin dia, pokoknya dia dtg dokternya udah ada jugaaa

[6/9, 18.29] : Kerah baju dok Astra sampe di tarik + di cakar  

[6/9, 18.29] : Karna katanya dokastra mikirin FK, kalo naik ke hukum ditakutkan yayasan tu bakal lebih condong ke bapaknya itu + FH, sedangkan FK gada backingan. Makanya dokastra kek yoweslah

[6/9, 18.29] : Jadi dia tuh udah G5P1A3 nahhh trs ttp maksa buat pervaginam (dg cttn dia gamau istrinya nangis kesakitan) dan nyuruh dok Astra buat tindakan LIA sdg indikasi LIA tuh harus pembukaan 5 nahh istrinya masih pembukaan 3, nah istrinya nangis" kesakitan dia teriak" manggil dok Astra posisi dok Astra lg hectic di ok banyak program dan kekurangan orang (dia teriak didepan pintu vk itu sampe kedengeran di rudis ibs)

[6/9, 18.29]: trs udah disaranin sc tp ttp gamau istrinya kesakitan

[6/9, 18.29]: nah disaranin sc karna kan udah abortus 3 kali kaannn

[6/9, 18.29]: awalnya tuh gamau pervaginam di vk jg maunya di bangsal firdaus karna lebih mewah.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved