Gerhana Matahari Sebagian

Daftar Wilayah yang Bisa Menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian Minggu 21 September 2025

Fenomena alam gerhana matahari sebagian akan terjadi pada 21 September 2025. Ini daftar wilayah yang bisa melihatnya.

Editor: Array A Argus
Pinterest
GERHANA MATAHARI- Ilustrasi fenomena gerhana matahari sebagian yang terjadi pada 21 September 2025. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Pada Minggu, 21 September 2025 akan terjadi fenomena alam gerhana matahari sebagian.

Namun tidak semua belahan dunia bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian ini.

Hanya ada beberapa wilayah saja yang dapat menyaksikannya secara langsung.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Baca juga: Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk Viral, Ini Arti dan Aturan Penggunaan Strobo

Apakah Indonesia dapat melihat fenomena alam langka ini?

Menurut informasi yang ada, wilayah Indonesia tidak dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian ini.

Fenomena gerhana matahari sebagian justru hanya dapat dilihat dari beberapa wilayah Australia dan Antartika.

Gerhana Matahari sebagian sebagai bagian dari gerhana Matahari hibrid yang diabadikan di Juba, Sudan, Minggu (3/11/2013).
Gerhana Matahari sebagian sebagai bagian dari gerhana Matahari hibrid yang diabadikan di Juba, Sudan, Minggu (3/11/2013). (Goran Tomasevic/Reuters)

Daftar wilayah yang dapat melihat gerhana matahari sebagian

Menurut keterangan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana Matahari sebagian pada 21 September 2025 dapat terlihat dari beberapa kawasan di belahan bumi selatan, di antaranya:

Baca juga: Demo Timor Leste Mirip Protes di Indonesia, Soroti Gaji Pejabat Selangit

  • Selandia Baru
  • Kepulauan Mikronesia
  • Sebagian wilayah Australia Timur
  • Sejumlah kawasan di Samudra Pasifik Selatan
  • Daerah sekitar Antartika, yang diperkirakan menjadi lokasi dengan cakupan gerhana terbesar, hingga 85 persen.

Jadwal Gerhana

Pihak BMKG juga mencatat bahwa gerhana sebagian ini berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang. Berdasarkan waktu universal (UT):

  • Mulai: 17.29.31 UT
  • Puncak: 19.41.43 UT
  • Berakhir: 21.53.33 UT

Jika dikonversi ke Waktu Indonesia Barat (WIB), maka gerhana ini terjadi pada Senin dini hari, 22 September 2025, mulai sekitar pukul 00.29 WIB hingga 04.53 WIB, dengan puncak gerhana sekitar pukul 02.41 WIB.

Mengapa Tak Terlihat dari Indonesia?

Tidak terlihatnya gerhana ini di Nusantara disebabkan oleh posisi geografis Indonesia yang tidak dilalui lintasan bayangan Bulan.

Dengan demikian, masyarakat hanya bisa menikmati fenomena ini melalui siaran langsung (live streaming) yang biasanya disiarkan oleh lembaga astronomi internasional.

Anggota Jogja Astro Club tengah mengamati fenomena alam gerhana matahari sebagian yang terlihat dari Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat (10/5/2013). Gerhana matahari sebagian tersebut berlangsung mulai pukul 05.58 WIB hingga pukul 06.25 WIB.
Anggota Jogja Astro Club tengah mengamati fenomena alam gerhana matahari sebagian yang terlihat dari Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat (10/5/2013). Gerhana matahari sebagian tersebut berlangsung mulai pukul 05.58 WIB hingga pukul 06.25 WIB. (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI)

Gerhana Matahari

Gerhana matahari tidak terjadi setiap bulan karena orbit Bulan miring relatif terhadap orbit Bumi mengelilingi Matahari.

Akibatnya, pada sebagian besar fase Bulan Baru, Bulan berada di atas atau di bawah garis lurus antara Matahari dan Bumi, sehingga bayangannya tidak jatuh di permukaan Bumi.

Fenomena gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan tepat berada di antara Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus, sehingga bayangan Bulan jatuh ke permukaan Bumi dan menghalangi cahaya Matahari.

Bayangan ini terdiri dari tiga bagian: umbra (bagian bayangan paling gelap), penumbra (bagian bayangan yang lebih terang), dan antumbra (bagian terang lanjutan dari umbra).

Baca juga: Pentingnya Membaca Sholawat Nabi Muhammad S.A.W dalam Kehidupan Menurut Ustaz Abdul Somad

Daerah yang berada di dalam bayangan umbra akan menyaksikan gerhana matahari total, di mana piringan Matahari tertutup seluruhnya oleh Bulan.

Proses ini terjadi pada saat fase bulan baru dan bisa berlangsung beberapa menit hingga jam, dengan bayangan Bulan bergerak dari barat ke timur di permukaan Bumi akibat rotasi Bumi dan revolusi Bulan.

Gerhana matahari dapat berupa gerhana total, sebagian, atau cincin, tergantung posisi Bulan dan jaraknya terhadap Bumi serta Matahari.

Saat gerhana total, langit menjadi gelap sejenak karena seluruh piringan Matahari tertutup.

Gerhana ini biasanya terjadi setiap 18 bulan sekali dengan jalur sempit yang dilewati bayangan umbra di permukaan Bumi.

Baca juga: 4 Sholawat Penarik Rezeki yang Dapat Diamalkan Selepas Salat

Ribuan umat Islam di Kota Binjai melaksanakan salat sunnah gerhana matahari berjemaah di Masjid Agung Kota Binjai, Kamis (26/12/2019).
Ribuan umat Islam di Kota Binjai melaksanakan salat sunnah gerhana matahari berjemaah di Masjid Agung Kota Binjai, Kamis (26/12/2019). (Tribun-Medan.com/Dedy Kurniawan)

Salat Kusuf

Saat gerhana matahari terjadi, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat sunnah Kusuf.

Salat Kusuf sendiri hukumnya adalah sunah muakkadah, yaitu sunah yang sangat dianjurkan.

Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan salat, berdoa, beristigfar, dan bersedekah saat melihat gerhana. Tujuannya adalah untuk mengingat kebesaran Allah SWT dan menjauhkan diri dari keyakinan-keyakinan tahayul yang menganggap gerhana sebagai pertanda buruk.

Baca juga: Bacaan Ayat Seribu Dinar Arab, Latin dan Terjemahan, Amalan Doa Untuk Rezeki

Dari al-Mughirah Ibn Syu‘bah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata:

Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim. Lalu ada orang yang mengatakan terjadinya gerhana itu karena meninggalnya Ibrahim. Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan salat sampai matahari itu terang (selesai gerhana)

Dasar syar‘i shalat gerhana matahari dan gerhana bulan ditunjukkan oleh sejumlah hadis, antara lain,

عن عَائِشَةَ أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ على عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَبَعَثَ مُنَادِيًا الصَّلاَةَ جَامِعَةً فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ في رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعِ سَجَدَاتٍ [رواه البخاري واللفظ له ، ومسلم ، وأحمد

Artinya: Dari Aisyah (diriwayatkan) bahwa pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw, maka ia lalu menyuruh orang menyerukan “ash-shalatu jami‘ah”. Kemudian beliau maju, lalu mengerjakan salat empat kali rukuk dalam dua rakaat dan empat kali sujud [HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad].

Baca juga: Amalan-amalan di Momen Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan 20 Agustus 2025

عن أبي مَسْعُودٍ قال قال النبي صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ من الناس وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا فَصَلُّوا [رواه البخاري ومسلم

Artinya: Dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Nabi saw telah bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan salat [HR al-Bukhari dan Muslim].

Karenanya, ada anjuran untuk melaksanakan Salat Kusuf saat gerhana matahari terjadi.

Lantas, seperti apa pelaksanaan salatnya?

Salat Gerhana Matahari Cincin (GMC) di halaman Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Kamis (26/12/2019).
Salat Gerhana Matahari Cincin (GMC) di halaman Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Kamis (26/12/2019). (Tribun Medan/Muhammad Fadli Taradifa)

Tata Cara Salat Gerhana Matahari 

Salat Kusuf memiliki tata cara yang sedikit berbeda dari salat sunah lainnya, terutama pada jumlah rukuk dan sujud di setiap rakaat.

Salat ini bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau di tanah lapang, tanpa didahului azan dan ikamah.

Berikut adalah urutan pelaksanaannya:

  1. Niat: Niatkan dalam hati untuk salat sunah gerhana matahari.

"Ushalli sunnatan likusufisy syamsi rak'ataini lillahi ta'ala." (Saya niat sholat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah Ta'ala.)

2. Takbiratul ihram.

3. Membaca doa iftitah, lalu membaca surat Al-Fatihah dan surah lain yang panjang.

4. Rukuk yang panjang, dengan membaca tasbih lebih lama dari biasanya.

5. Iktidal (bangkit dari rukuk) sambil membaca Sami'allahu liman hamidah...

6. Setelah iktidal, kembali membaca Al-Fatihah dan surah lain yang lebih pendek dari bacaan pertama.

7. Rukuk kembali (rukuk kedua) yang lebih singkat dari rukuk sebelumnya.

8. Iktidal kedua.

9. Sujud yang panjang.

10. Duduk di antara dua sujud dan sujud kedua.

11. Bangkit untuk rakaat kedua, dengan urutan gerakan yang sama seperti rakaat pertama, namun bacaan surah-surahnya lebih singkat.

12. Salam.

(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved