Berita Viral

Bantah Mantan Kepala BIN, Rommy PPP Soal Dalang Demo DPR, Sebut Bukan dari Pihak Asing

Terbaru, pernyataan Hendropriyono ini dibantah Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy

Tribunnews.com/Imanuel Nicolas Manafe/Theresia Felisiani/Tribunnews.com
DALANG DEMO DPR - Kolase foto Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy saat diwawancarai secara khusus di Studio Tribun Network, Jakarta, Selasa (23/9/2025), dan Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono. Rommy tak sependapat dengan pernyataan AM Hendropriyono yang menyebut dalang dari demo ricuh adalah pihak asing. 

TRIBUN-MEDAN.com - Akhir Agustus 2025 lalu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono menyebut pihak asing menjadi dalang dalam aksi demonstrasi yang ricuh di Gedung DPR Jakarta pada 25 dan 28 Agustus 2025.

Terbaru, pernyataan Hendropriyono ini dibantah Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Rommy.

Rommy mengaku berdasarkan informasi yang ia kumpulkan selama ini, dipastikan tidak ada intervensi asing dalam aksi demo yang juga terjadi di beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini.

"Nggak ada (campur tangan asing). Nggak ada urusan, nggak ada. Dari informasi yang saya serap nggak ada, dan dari semua balutan teori konspirasi yang mungkin tidak masuk akal," kata Rommy, dikutip dari kanal YouTube Hendri Satrio Official, Rabu (24/9/2025).

Rommy mengungkap alasan tidak ada campur tangan pihak asing dalam demo yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah karena pemerintah saat ini yang baru saja terbentuk.

"Sedikit sekali di seluruh dunia ini negara yang mau mengintervensi negara asing. Saya pastikan tidak," ujarnya.

"Kenapa? Karena tidak ada satu pun kekuatan asing yang mau mengintervansi pemerintah yang baru terbentuk."

"Apalagi negara asing ini sendiri di negaranya juga lagi kisruh, jadi sudah pasti enggak," tutur Rommy.

Di sisi lain, tentang konspirasi partai politik di Indonesia apakah ada jejaring asing yang membiayai, menurut Rommy mungkin saja hal itu ada.

"Mungkin ada, tapi terpikir kah siapa asing yang membiayai intervensi di tempat lain melalui partai politik?" ucapnya.

"Indonesia kaya, tapi kan tidak harus melalui partai politik. Dia akan mengintervansi partai politik yang berada di kekuasaan," imbuhnya.

Rommy mengaku pernah mendapat suatu cerita yang mengejutkan dari salah satu country manager bank asing di Indonesia perihal peristiwa tahun 1998.

Saat itu, kata dia, ada negara asing yang melakukan penggelontoran dana dengan jumlah besar untuk membiayai demonstrasi melengserkan Soeharto dari jabatan presiden.

Dana yang digelontorkan pada saat itu senilai Rp300 miliar.

"Itu dilakukan bahkan melalui 'langsung' kedutaan besarnya, karena yang memiliki rekening di bank tersebut adalah kedutaan besar tersebut," kata Rommy.

"Jumlahnya saat itu masih sangat fantastis, Rp300 miliar. Di tahun 1998 sangat luar biasa," lanjutnya. 

Rommy menceritakan bahwa country manager tersebut sampai dipanggil oleh petinggi Bank Indonesia (BI) untuk dimintai keterangan.

"Diprotes karena 'anda tahu bahwa kita inflasi ini sedang tinggi-tingginya.' 70 persen waktu itu. 'Kenapa anda melakukan penggolontaran uang besar-besaran.'," kata Rommy.

Berikut percakapan antara country manager dengan pihak BI saat itu yang diceritakan ulang oleh Rommy:

Country manager bank asing di Indonesia: "Saya ini adalah bankir asing, bank saya bank asing, pemilik rekening ini adalah negara asing, saya tidak bisa mencegah karena tidak ada hukum yang membuat saya mencegah itu."

Pihak BI: "Tapi itu menghancurkan ekonomi kita."

Country manager: "Ya tapi kan uang-uang dia."

Pihak BI: "Anda harus melakukan pencegahan."

Country manager: "Silakan kalau Ibu mau melakukan pencegahan."

Pihak BI: "Emang siapa yang punya rekening itu?"

Ketika country manager tersebut memperlihatkan pemilik rekening yang menggelontorkan dana Rp300 miliar, pihak BI pun kaget mengetahuinya.

"Dikasih lihat, kaget. Artinya bahwa intervensi asing itu ada, di tahun 1965 juga ada, aktor-aktornya di Indonesia pasti ada," kata Rommy.

Kendati demikian, Rommy memastikan bahwa PPP dan juga partai politik lainnya di Indonesia saat ini tidak ada yang menerima dana dari pihak asing.

"Most likely, paling tidak di PPP tidak pernah satu rupiah pun dari asing. Saya meyakaini itu juga tidak ada di partai-parati lain," ujarnya.

"Tapi kalau dia masuk lewat kekuasaan, lewat upaya untuk melakukan destabilisasi, iya," ungkapnya.

Hendropriyono sebut pihak asing dalang demo rusuh 

Hendropriyono sempat menyebut bahwa ada dalang dari pihak asing dalam aksi unjuk rasa yang ricuh di gedung DPR Jakarta.

Hendropriyono menyampaikan hal itu setelah mendampingi mantan pejuang Timor Timur yang bersilaturahmi dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/8/2025).

"Karena saya tahu, saya nggak lebih pintar dari kalian. Saya tidak lebih pintar. Tapi saya mengalami semua. Dan ini ada yang main gitu. Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana," ujar Hendropriyono.

"Dari luar. Dari luar (dalangnya). Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam (di Indonesia). Dan saya sangat yakin bahwa kaki tangannya di dalam (negeri) ini tidak ngerti bahwa dia dipakai," tuturnya.

Menurut Hendro, dalang yang bermain bukanlah aktor yang mengatasnamakan negara, tetapi dalang tersebut sangat berpengaruh. 

Ia menyebut sejumlah nama di antaranya taipan dunia George Soros, mantan direktur CIA George Tenet, hingga taipan David Rockefeller.

"Sebetulnya non-state. Tapi pengaruhnya sangat besar kepada kebijakan dari negaranya. Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state," ujarnya.

"Non-state tapi isinya George Soros, isinya George Tenet, isinya tadi saya sampaikan David Rockefeller, Bloomberg. Baca sendirilah kaum kapitalis begitu. Itu yang usul," tutur dia.

Tujuan dari dalang tersebut, lanjut Hendropriyono, yakni mereka ingin menjajah Indonesia secara ekonomi.

"Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita," katanya.

Artikel sudah tayang di Tribunnews

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved