Berita Viral

Beda Nasib di Panggung PBB, Pidato Prabowo Disambut Tepuk Tangan, Netanyahu Ramai Kena Walk Out

Sedangkan nasib Netanyahu jauh beda. Pidatonya disambut aksi walk out peserta  di panggung PBB.

Kolase foto Youtube United Nations/Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden/istimewa
BEDA RESPONS DI PBB - Kolase foto Presiden RI Prabowo Subianto, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saat pidato di PBB, JUmat (26/9/2025). Di tengah sorotan dunia di Sidang Umum PBB ke-80, dua pidato pemimpin dari belahan berbeda menghadirkan kontras emosional yang mencuat. 

TRIBUN-MEDAN.com - Beda nasib pidato panggung PBB. Prabowo disambut tepuk tangan, Netanyahu ramai walk out.

Prabowo Subianto dan Benjamin Netanyahu menjadi sorotan dunia atas pidatonya di Sidang Umum PBB ke-80.

Dua pidato pemimpin dari belahan berbeda menghadirkan kontras emosional yang mencuat.

Presiden RI Prabowo Subianto saat memberikan pidato di PBB berhasil menuai apresiasi luar biasa.

Sedangkan nasib Netanyahu jauh beda. Pidatonya disambut aksi walk out peserta  di panggung PBB.

Prabowo mendapatkan banyak tepuk tangan hingga standing ovation setelah berpidato.

Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan pesan perdamaian, solidaritas, dan komitmen Indonesia terhadap keadilan global.

Sementara itu, kondisi berbeda dirasakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di panggung yang sama.

Momen menegangkan hingga diwarnai aksi protes keras dari para peserta rapat PBB.

Puluhan hingga lebih dari seratus delegasi dari berbagai negara memilih meninggalkan ruangan atau walk out saat Netanyahu membuka pidatonya.

Aksi walk out terhadap Netanyahu bukan tanpa alasan politik tajam.

Para delegasi keluar sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Israel di Gaza dan tuduhan kejahatan perang yang tengah mengemuka internasional.

Momen ini menggambarkan perbedaan dramatis dari tepuk tangan meriah dan dukungan massa terhadap Prabowo, hingga suasana tegang dan kecaman terhadap Netanyahu di podium global PBB.

Pidato Prabowo di PBB

Dalam pidatonya dikutip dari Tribunnews, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan memberikan dorongan kuat tentang pentingnya solidaritas internasional dan peran nyata PBB dalam menghadapi tantangan global.

Prabowo menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk terus berkontribusi dalam menjaga perdamaian dunia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Selain itu, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia siap memberikan dukungan tidak hanya dalam bentuk diplomasi, tetapi juga dalam aksi nyata.

"Kita harus semakin mendekat, bukan menjauh. Bersama-sama kita harus berusaha mencapai harapan dan impian kita.

Perserikatan Bangsa-Bangsa lahir dari abu Perang Dunia Kedua yang merenggut puluhan juta jiwa.

PBB diciptakan untuk menjamin perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua.

Kami tetap berkomitmen pada internasionalisme, multilateralisme, dan setiap upaya yang memperkuat lembaga besar ini," kata Presiden Prabowo.

Kepala Negara menyampaikan bahwa Indonesia selama ini merupakan salah satu kontributor terbesar pasukan penjaga perdamaian PBB, dan akan terus memperkuat peran tersebut di masa mendatang. 

Menurutnya, keamanan dan perdamaian global tidak bisa hanya ditopang oleh kata-kata, melainkan harus diwujudkan dengan tindakan konkret.

"Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain.

Di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap. Kami akan mengambil bagian dari beban.

Tidak hanya dengan putra-putri kami, kami juga bersedia memberikan kontribusi finansial untuk mendukung misi besar mencapai perdamaian oleh PBB," tegas Presiden.

Selain itu, Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi konflik, ketidakadilan, dan ketidakpastian yang mendalam. Namun, menurut Kepala Negara, PBB harus tetap menjadi pilar perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua bangsa.

"Tidak ada satu negara pun yang bisa merasa aman. Kita membutuhkan PBB, dan Indonesia akan terus mendukung PBB. Walaupun kami masih berjuang, kami tahu dunia membutuhkan PBB yang kuat," ucap Presiden Prabowo.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menekankan bahwa tatanan dunia yang adil tidak boleh menjadi hak istimewa segelintir bangsa, melainkan hak semua umat manusia. 

Oleh karena itu, PBB harus diperkuat agar mampu menjawab tantangan global yang semakin kompleks, termasuk konflik, krisis kemanusiaan, serta ketidakadilan sosial dan ekonomi.

"Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak menderita karena keterpaksaan, tetapi hidup dalam keadilan yang layak mereka dapatkan.

Mari kita lanjutkan perjalanan besar umat manusia menuju cita-cita, aspirasi tanpa pamrih yang melahirkan PBB.

Mari kita gunakan ilmu pengetahuan untuk mengangkat, bukan untuk menghancurkan," imbuh Presiden Prabowo.

Pidato Presiden tersebut mendapat applause dari peserta sidang umum PBB. Mereka bertepuk tangan, bahkan sebagian di antaranya berdiri.

Walk Out Massal di Pidato Netanyahu

Kondisi berbeda saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (26/9/2025).

Dikutip dari Kompas.com, puluhan delegasi negara berbondong-bondong meninggalkan ruangan tepat setelah Netanyahu naik di podium. 

Iringan tepuk tangan juga ditujukan kepada delegasi yang walkout massal tersebut.

Pemimpin sidang bahkan sampai meminta delegasi untuk tetap berada di ruangan.

"Mohon tertib dan tetaplah berada di kursi Anda," kata ketua sidang melalui pengeras suara sambil mengetuk palu.

Netanyahu berdiri di hadapan kursi yang nyaris kosong, sebagaimana dilansir CBC Austin. 

Hanya perwakilan dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang tercatat tetap berada di ruangan.  

Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengaku sudah mengetahui rencana walkout sehari sebelumnya.  

Dia menyebut aksi itu sebagai aksi murahan untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran.  

Meski minim kehadiran, Netanyahu tetap berpidato.

Bahkan, pidatonya disiarkan melalui pengeras suara di Jalur Gaza dan dapat diakses melalui ponsel warga setempat. 

Dia juga menyampaikan pesan langsung kepada 48 sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.

"Para pahlawan pemberani kami, ini Perdana Menteri Netanyahu berbicara kepada Anda secara langsung dari PBB. Kami tidak melupakan Anda, bahkan sedetik pun. Rakyat Israel bersama Anda. Kami tidak akan gentar dan tidak akan berhenti sampai membawa Anda semua pulang," ucap Netanyahu.

Aksi walkout massal itu terjadi di tengah pembahasan intensif PBB mengenai langkah mengakhiri perang di Gaza yang hampir memasuki tahun kedua. 

Lebih dari 150 negara, termasuk Perancis, telah mengakui Palestina sebagai negara dan mendorong solusi dua negara.

Namun Netanyahu menegaskan hal itu tidak akan terjadi. 

"Negara Palestina tidak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan," tegasnya.

Artikel sudah tayang di Kompas.com

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved