Berita Nasional

Ancaman Pendukung Jokowi, Bakal Demo Cuma Pakai BH dan CD Turun ke Mabes Polri: Cepat Selesaikan

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pihak-pihak yang dinilai menghina Jokowi.

TRIBUNJATENG/WORO SETO
JOKOWI KESAL - Presiden ke-7 RI Jokowi menanggapi berbagai hal yang menyangkut dirinya di depan awak media, Kamis (31/7/2025). Rumor terbaru berkaitan temannya, Mulyono yang disebut calo tiket di Terminal Tirtonadi Surakarta. 

TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah ancaman aksi unjuk rasa yang sangat kontroversial muncul dari kelompok yang mengaku sebagai pendukung Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi

Mereka mengancam akan menggelar aksi gila dengan berdemonstrasi di Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) hanya dengan mengenakan bra (BH) dan celana dalam (CD).

Aksi ekstrem ini disebut sebagai bentuk protes dan kekecewaan mendalam terhadap pihak-pihak yang dinilai terus-menerus menghina dan merundung (bully) Jokowi di media sosial tanpa adanya tindakan tegas dari aparat penegak hukum.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pihak-pihak yang dinilai menghina Jokowi.

Ancaman ini sontak memicu perhatian publik dan memunculkan perbincangan luas di media sosial.

Pernyataan mengejutkan tersebut terekam dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @kata_hati165. 

Dalam video tersebut, seorang perempuan yang mengatasnamakan organisasi perempuan pendukung Jokowi mengancam akan mengerahkan 500 anggotanya turun ke Mabes Polri.

Motivasinya jelas: menuntut aparat bertindak cepat.

"Jadi, kalau bisa Mabes Polri cepat menyelesaikan ini, kalau tidak saya organisasi perempuan, kita lima ratus perempuan berencana akan turun memakai BH dan celana dalam untuk Mabes Polri. Kita marah karena Pak Jokowi tiap hari di-bully," ujar perempuan tersebut dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari unggahan tersebut.

Fenomena ancaman demo dengan penampilan minim ini sontak memicu perhatian publik dan perbincangan panas di media sosial.

Mengingatkan kembali pada sejarah demonstrasi unik di Indonesia, mulai dari aksi serba pink hingga gerakan protes berujung kericuhan.

Ucapan kontroversial itu langsung menuai reaksi keras, termasuk dari kalangan politikus. 

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, termasuk salah satu yang paling vokal mengkritik rencana tersebut.

Menurut Guntur Romli, alih-alih menjadi bentuk dukungan yang cerdas terhadap Presiden.

Aksi tersebut justru mempermalukan kaum perempuan secara keseluruhan. Ia menilai rencana tersebut adalah manifestasi dari fanatisme buta yang patut dikecam.

"Bukan Organisasi Perempuan tapi "Gerombolan Ternak" karena hanya ternak yang mau mempermalukan dirinya untuk menjilat junjungannya. Ini namanya pembodohan. Fanatisme yang harus dikecam. Tak boleh dimaklumi. Apalagi dibela," tulis Guntur Romli pada Sabtu (4/10/2025).

Hingga kini, publik menantikan tindak lanjut dari ancaman aksi gila tersebut.

Sekaligus melihat apakah aparat kepolisian akan merespons tuntutan pendukung Presiden untuk menindak para pem-bully Jokowi di ruang digital.

Kondisi Terkini Jokowi

Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi tidak hadir dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-80 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu (6/10/2025). 

Ketidakhadiran ini menjadi sorotan, mengingat sejumlah mantan pemimpin nasional, termasuk Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno, tampak menghadiri acara tersebut.

Ajudan Presiden, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, mengonfirmasi saat ini Jokowi sedang dalam masa pemulihan kesehatan.

Bahkan Jokowi disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan.

"Saat ini beliau masih proses pemulihan, dan dianjurkan agar tidak mengikuti kegiatan di luar ruangan yang terkena panas," terang Syarif melalui pesan singkat kepada awak media.

Syarif menjelaskan kondisi kesehatan Jokowi belum sepenuhnya pulih akibat penyakit yang dideritanya beberapa waktu belakangan. 

Sebelumnya, Jokowi diketahui mengalami alergi kulit yang menyebabkan iritasi.

Penyakit kulit tersebut pertama kali muncul setelah Jokowi menjalankan tugas sebagai delegasi perwakilan Pemerintah RI dalam kunjungan ke Vatikan beberapa bulan lalu.

Kondisi ini sempat menjadi perhatian publik setelah terlihat adanya bercak kemerahan di wajah dan leher Jokowi saat ia menghadiri sejumlah kegiatan resmi.

Dalam beberapa waktu, sempat beredar spekulasi di media sosial yang menyebut Jokowi menderita penyakit kulit langka dan serius, yakni Stevens-Johnson Syndrome (SJS). 

SJS adalah gangguan serius yang menyebabkan kulit melepuh dan mengelupas, dipicu oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap obat atau infeksi.

Namun, kabar tersebut telah dibantah tegas oleh pihak Istana. 

Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah memastikan bahwa kondisi Jokowi bukan penyakit berat, melainkan hanya alergi kulit biasa.

Tim Dokter Kepresidenan juga terus mendampingi dan memantau kondisi Jokowi sejak gejala muncul. 
Syarif menegaskan, meskipun dalam masa pemulihan, Presiden tetap menjalankan aktivitasnya dengan normal dan tidak ada tanda-tanda sakit serius yang perlu dikhawatirkan publik.

Adapun dugaan alergi tersebut muncul setelah Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Vatikan pada 26 April 2025 untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

Meskipun harus melewatkan perayaan HUT TNI, proses pemulihan Jokowi dipastikan berjalan lancar, dan publik diminta untuk tidak berspekulasi berlebihan mengenai kondisi kesehatannya.

Artikel sudah tayang di Tribun Jakarta

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved