Berita Viral

TRANSFORMASI PROJO: Kongres Tak Dihadiri Jokowi, Ganti Logo, dan Pastikan Bergabung Gerindra

Kongres III Projo yang digelar pada 1-2 November 2025 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, menjadi momentum penting dalam perjalanan organisasi

Editor: AbdiTumanggor
Tribunnews.com
PROJO GABUNG GERINDRA: Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menghadiri Kongres III Projo di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11/2025). (Tribunnews.com) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kongres III Projo yang digelar pada 1-2 November 2025 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, tidak dihadiri Joko Widodo (Jokowi). Padahal organisasi relawan ini awalnya mendukung Presiden Joko Widodo.

Kongres ini juga menandai transformasi organisasi, mendukung penuh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Ringkasan Berita:
  • Alasan Jokowi Tak Hadiri Kongres III Projo
  • Transformasi Organisasi dan Perubahan Logo
  • Dukungan Projo terhadap Gerindra dan pemerintahan Prabowo
  • Wajah Jokowi tak Terpampang Lagi di Projo

 

Sebagaimana diketahui, Projo, singkatan dari "Pro Jokowi", awalnya dibentuk sebagai organisasi relawan pendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2014. 

Seiring waktu, Projo berkembang menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) yang resmi setelah Kongres Pertama pada 23 Agustus 2014.

Organisasi ini dikenal sebagai salah satu relawan darat terbesar di Indonesia, terbuka lintas latar belakang, dan bersifat sukarela.

Namun, dinamika politik yang berkembang membawa perubahan signifikan bagi Projo.

Pada tahun 2023, Projo secara resmi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024, menandai pergeseran arah politik dari dukungan eksklusif terhadap Jokowi.

Kongres III Projo: Transformasi Organisasi dan Perubahan Logo

Kongres III Projo menjadi forum tertinggi organisasi yang sempat tertunda sejak Desember 2024.

Dalam kongres ini, Projo mengambil langkah strategis untuk melakukan transformasi organisasi, termasuk rencana perubahan logo.

Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa perubahan logo bertujuan untuk menghilangkan kesan kultus individu yang selama ini melekat pada wajah Presiden Joko Widodo dalam logo lama.

"Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu," ujar Budi Arie, Sabtu (1/11/2025).

Logo baru ini diharapkan mencerminkan identitas organisasi yang lebih luas dan inklusif, tanpa mengaitkan dengan figur tertentu.

Selain itu, istilah "Projo" kini diartikan secara etimologis sebagai kata yang berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "negeri" dan dalam bahasa Jawa Kawi berarti "rakyat".

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved