Berita Viral
Pesan Terakhir Arjuna Tamara Diungkap Sang Adik Sebelum Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga
Cahaya Amonta mengenang sosok kakak yang menjadi pelindung sekaligus sahabatnya tempat berbagi cerita.
TRIBUN-MEDAN.com - Cahaya Amonta, adik dari musafir Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga mengungkap pesan terakhir abangnya.
Cahaya Amonta mengenang sosok kakak yang menjadi pelindung sekaligus sahabatnya tempat berbagi cerita.
Ia mengenang Arjuna sebagai abang yang tangguh, penyayang, dan sedikit jail, namun selalu punya cara membuat keluarga tertawa.
Tak hanya itu, Arjuna ternyata tulang punggung dan kepala keluarga.
Arjuna juga merupakan anak satu-satunya laki-laki dari empat bersaudara.
"Abang saya pribadi yang baik dan tangguh. Kadang menjengkelkan karena suka gangguin adik-adiknya. Tapi ia royal kalau punya uang.
Sering kirim uang jajan untuk saya, ajak jalan-jalan. Banyak yang bilang ia baik sering bantu orang sekitar. Namanya saudara, kadang kami juga kelahi, tapi cepat baikan," kata Cahaya, adik Arjuna dilansir Youtube Serambinews.com
Cahaya yang kini menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Komputer, Universitas Syiah Kuala (USK), mengaku hatinya hancur saat mendengar kabar duka sang abang meninggal dunia dengan cara yang begitu kejam.
Padahal sang kakak tengah beristirahat di Masjid.
"Saya tidak menyangka ada orang yang tega mengeroyok abang saya sampai meninggal. Padahal ia hanya menumpang istirahat di masjid.
Siapa pun berhak istirahat di masjid. Bahkan untuk ke toilet pun kita kadang permisi ke masjid. Saya sangat terpukul dan tidak terima," katanya.
Cahaya berbagi kisah hidup Arjuna sebelum peristiwa naas itu terjadi.
Ia menceritakan bagaimana sang abang merantau dengan niat beribadah dan mencari rezeki halal.
"Dia selalu bilang, jangan takut susah. Yang penting tetap jujur dan berdoa,” kenang Cahaya
Pamit ke Adik
Sebelum tewas dikeroyok, Arjuna sempat pamit ke sang adik lewat handphone.
"Pada Rabu (29/10/2025), abang pamit ke saya lewat telepon. Saya saat itu sedang di perpustakaan," kata Cahaya.
"'Dek, abang berangkat ya selama tiga bulan ikut kapal viser.” Saya jawab, “Hati-hati ya bang, baik-baik di sana," sambungnya.
Dikatakan Cahaya, sang kakak sempat bilang agar saya menjaga diri di Banda Aceh.
"Saya tanya kapan pulang, katanya mungkin sebelum puasa, sekitar bulan Januari. Itu terakhir kami teleponan," jelasnya.
Menurut Cahaya, sang kakak biasa memilih ngekos di Sibolga, namun saat itu Arjuna memilih tidur di Masjid.
"Sebenarnya abang bilang hari Rabu itu berangkat ke laut. Tapi tidak tahu kenapa bisa ada di Masjid Agung.
Kami tidak tahu kalau abang tidur di masjid. Ia biasanya ngekos di Sibolga, bayar per bulan. Karena rencana mau melaut, ia tidak bayar kos dan memilih istirahat di masjid, tepatnya di kawasan Gudang Tobu," tandasnya.
Cahaya menuturkan sebenarnya ada keluarga di Sibolga, namun kakaknya merasa malu menumpang untuk tidur lantaran sudah sering meminta tolong.
"Mungkin karena sudah sering ditolong, ia merasa tidak enak. Jadi ia memilih tidur di masjid. Saat kejadian, abang dipukul di kepala dan perutnya diinjak. Saya sendiri belum sanggup menonton videonya," katanya.
Pihak keluarga pun meminta para pelaku diberikan hukuman setimpal dan hukum berlaku seadil-adilnya.
"Harapan saya kepada penegak hukum, agar kasus ini diselesaikan dengan tuntas. Berikan hukuman yang setimpal, dengan jujur dan sebaik-baiknya," tegasnya.
Kronologi
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban menjelaskan bahwa korban adalah seorang musafir yang hendak beristirahat di masjid.
Namun, seorang pelaku berinisial ZP alias A (57) melarang korban tidur di sana.
Arjuna tetap ingin beristirahat sehingga memicu kemarahan ZP yang kemudian memanggil empat kawannya, termasuk HB alias K (46) dan SS alias J (40).
Peristiwa bermula saat korban Arjuna Tamaraya hendak beristirahat di area Masjid Agung Sibolga untuk menunggu waktu subuh tiba.
Tiba-tiba seorang pelaku berinisial ZP Alias A (57), melarang korban untuk tidur di area dalam masjid.
Beberapa saat kemudian, ZP melihat korban tetap beristirahat di dalam masjid.
Merasa tersinggung, ZP lantas memanggil empat temannya, termasuk pelaku berinisial HB Alias K (46) dan SS Alias J (40).
Para pelaku lantas memukul dan menyeret tubuh korban keluar.
Dalam keadaan tak berdaya, kepala korban terbentur di anak tangga masjid.
Keberingasan para pelaku tak berhenti di sana.
Tubuh korban pun diinjak dan dilempar menggunakan buah kelapa.
"Korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala," kata Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban dilansir dari Tribunmedan.com, Minggu (2/11/2025).
Setelah itu, para pelaku membiarkan begitu saja tubuh korban di tepi jalan dan beberapa jam kemudian tubuhnya ditemukan orang yang melintas.
Marbot masjid, Alwis Janasfin Pasaribu (23) bergegas ke lokasi setelah melihat rekaman CCTV ada orang berkerumun di area parkir melalui CCTV.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Dr FL Tobing Sibolga untuk mendapatkan pertolongan medis.
Namun, nyawanya tak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB.
Tukang Sate Provokator
Pengeroyokan itu rupanya dipicu oleh fitnahan seorang tukang sate yang menuduh Arjuna Tamaraya mencuri kotak infak di masjid.
Jefri merupakan penjual sate di belakang masjid agung.
Adapun kelima tersangka pengeroyokan yakni Chandra Lubis alis CL (38), Rismansyah Efendi Caniago alias REC (30), Zulham Piliang alias ZP (57), Hasan Basri alias HB (46) alias Kompil, dan Syazwan Situmorang alias SS (40) sudah ditangkap pihak kepolisian.
Hal tersebut diketahui dari pengakuan saksi mata berinisial MZ yang diwawacarai Tribunmedan.com, selasa (4/11/2025).
MZ merupakan warga sekitar lokasi kejadian. Ia tak mau identitasnya terungkap karena alasan kenal dengan para pelaku.
Bermula dari Kompil, satu dari lima pelaku dini hari itu mengaku mendengar Arjuna teriak di Masjid Agung Sibolga.
"Jadi ceritanya si Kompil inilah yang pertama kali melihat korban di dalam masjid. Dia dengar teriakan dan ternyata itu dari korban," ucap MZ
Setelah mendengar teriakan itu, Kompil kemudian memanggil rekannya Jefri alias Cokme.
Jefri merupakan penjual sate di belakang masjid agung.
Dari mulut Cokme si penjual sate. Ia memanggil keponakannya bernama Juan, dan dua pelaku lainnya, Risman dan Iccan.
"Jefri alias Cokme masuk ke masjid. Dia kemudian pergi untuk memanggil tiga pelaku lainnya," katanya.
Mereka langsung menghajar hingga menyeret korban.
Padahal sebelumnya, Arjuna hanya lah seorang musafir yang hendak istirahat di masjid.
Arjuna bahkan sempat diberikan makan nasi goreng oleh sang penjual untuk mengisi perut.
Sebelumnya, dari rekaman CCTV, korban usai dianiaya sempat diseret pelaku keluar masjid.
Ia kemudian ditemukan warga tergeletak dengan kondisi luka robek dibagian pelipis wajah di halaman Masjid Agung Sibolga, Kelurahan Pasar Belakang, Kota Sibolga.
Pria asal Kelurahan Kalangan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) sempat dilarikan warga ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sibolga.
Namun nyawanya tidak dapat tertolong. Arjuna dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB.
Kasus pengeroyokan hingga tewas tersebut lalu dilaporkan ke pihak kepolisian dengan nomor: LP/A/8/X/2025/SPKT.SATRESKRIM/POLRES SIBOLGA/POLDA SUMUT, pada tanggal 31 Oktober 2025.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Arjuna Tamaraya
Cahaya Amonta
Musafir
Masjid Agung Sibolga
Tribun-medan.com
Berita Viral
Pesan Terakhir Arjuna Tamara
| Awal Insiden Heboh Ketua Nasdem Sumut DItarik Paksa Keluar Pesawat, 4 Polisi Cuma Disanksi Ringan |
|
|---|
| NASIB Pandji Pragiwaksono Usai Dilaporkan dan Terancam Denda 50 Kerbau, Terima Dihukum Adat Toraja |
|
|---|
| SOSOK Ahmad Nausrau Wagub Papua Barat Daya Viral Usai Fasih Berbahasa Arab Ngobrol Bareng Dubes UEA |
|
|---|
| MALING Motor Tak Sengaja Terbakar Hidup-hidup Saat Ditolong Anggota Satpol PP Meninggal Dunia |
|
|---|
| SOSOK Thoriq Pelaku Pelecehan dan Pukuli Wanita Saat Salat di Masjid, Ngaku Naksir Korban |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.