Berita Viral
Kisah Rahim Copot Viral di Medsos, Bagaimana Penjelasan Medisnya?
Rahim copot kemungkinan dapat terjadi pada fase Kala III persalinan, yaitu fase setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta
Sehingga rahim si perempuan ikut tertarik.
Penjelasan dr Gia ini pun bikin merinding netizen.
Sebab, rahim manusia adalah organ penting, tempat pertumbuhan dan perkembangan janin.
Baca juga: Apa Itu Emas Cukim? Pilihan Investasi Selain Emas Antam
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma, zigot menempel di dinding rahim (endometrium), di mana janin akan tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan hingga siap dilahirkan.
Jika rahim sudah rusak, ada kemungkinan seorang wanita sulit mendapatkan anak.
Lalu, apa itu rahim copot?
Penjelasan Soal Rahim Copot
Bidan Ony Christy menjelaskan, peristiwa medis rahim copot kemungkinan merujuk pada fase Kala III persalinan, yaitu tahap setelah bayi lahir, saat plasenta (ari-ari) seharusnya keluar dari rahim.
Menurut Ony, seperti dikutip dari Grid.id, normalnya plasenta akan lepas sendiri dalam waktu 15–30 menit setelah bayi lahir.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Pengadilan Arbitrase Olahraga, Tempat Federasi Senam Israel Ajukan Gugatan
Di tahap ini, sang ibu biasanya akan diberi suntikan oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi dan mempercepat pelepasan plasenta.
Namun, ada kalanya plasenta tersebut tidak bisa lepas secara alami setelah 30 menit. Kondisi ini disebut retensio plasenta dan berisiko tinggi bila tidak ditangani dengan benar.
Jika retensio plasenta terjadi, di mana setelah 30 menit plasenta belum juga keluar, tenaga medis akan melakukan tindakan yang disebut manual plasenta, yaitu mengeluarkan plasenta pada dinding uterus dengan cara memasukkan tangan ke dalam rahim.
Tindakan ini tentunya harus dilakukan oleh dokter atau bidan profesional dengan teknik yang steril dan aman.
Baca juga: Redenominasi Rupiah yang Diwacanakan Purbaya Pernah Berlaku Tahun 1959, Ternyata Ini Manfaatnya
Namun, masalah akan muncul jika orang yang tidak terlatih, seperti dukun beranak, menarik tali pusat atau memaksa plasenta keluar dengan cara yang salah.
Jika dilakukan secara kasar dan tidak sesuai prosedur, risikonya bisa sangat fatal, seperti:
- Tali pusat putus akibat tarikan berlebihan
- Rahim terbalik (inversio uteri)
- Rahim terlepas sebagian atau seluruhnya
- Perdarahan hebat yang mengancam nyawa ibu
Kejadian "rahim copot" ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat bahwa proses melahirkan bukanlah hal sepele dan harus dilakukan oleh tenaga medis profesional, seperti dokter atau bidan.
Selain untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi, tenaga medis juga memiliki kemampuan serta fasilitas untuk menangani komplikasi secara cepat dan tepat.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-rahim-wanita-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.