Berita Viral

Kisah Rahim Copot Viral di Medsos, Bagaimana Penjelasan Medisnya?

Rahim copot kemungkinan dapat terjadi pada fase Kala III persalinan, yaitu fase setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta

Editor: Array A Argus
Pinterest
RAHIM WANITA- Ilustrasi yang menunjukkan seorang petugas medis tengah memperlihatkan replika rahim wanita. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Video podcast Raditya Dika bersama dr Gia Pratama Putra viral di media sosial.

Sebab, pembahasan yang ada di podcast tersebut sangat menarik.

Saat itu, dr Gia Pratama menceritakan pengalamannya menemukan sebuah kasus rahim copot.

Ya, kasus rahim copot ini dialami oleh seorang wanita yang baru saja melahirkan.

Baca juga: Fakta Unik Menara Saidah Bergaya Romawi yang Sering Viral di Medsos

Dari keterangan dr Gia Pratama, peristiwa terjadi saat dirinya bertugas di IGD RSUD Dokter Selamat, Garut, Jawa Barat.

Saat itu, kira-kira pukul 02.00 dinihari, datang keluarga pasien ke rumah sakit.

Keluarga pasien itu membawa kantong plastik kresek.

“Aku lagi jaga IGD-nya jam 2 pagi, tiba-tiba ada yang ngetok, pakai bahasa Sunda ‘Dok punten boleh konsul?’ Muhun pak aya naon? Iya pak ada apa? Dok kalau ini apa, sambil tunjukin ke aku kantong kresek warna hitam,” ujar dr Gia dalam podcat dengan judul Cerita dari Ruang IGD yang tayang di Youtube Raditya Dika.

Ilustrasi perempuan hendak lakukan tes Pap Smear - Ilustrasi leher rahim wanita
Ilustrasi perempuan hendak lakukan tes Pap Smear - Ilustrasi leher rahim wanita (Lakeshorewomen.com/kolase)

Baca juga: Harga Emas Antam 11 November 2025 Meroket Rp 53.000 per Gram

Setelah dicek, ternyata isi kantong plastik yang dibawa keluarga pasien tersebut adalah rahim manusia.

Spontan, dr Gia Pratama pun kaget.

Ia bertanya rahim siapa yang ada di dalam kantong kresek tersebut.

Belakangan diketahui, rahim tersebut milik seorang wanita yang baru saja melahirkan di dukun beranak.

Ada dugaan, bahwa dukun beranak melakukan kesalahan tindakan medis.

Baca juga: Profil dr Gia Pratama Putra Viral Usai Ceritakan Kisah Wanita Melahirkan Rahim Copot

Menurut dr Gia, mestinya setelah bayi lahir, plasenta seharusnya dibiarkan keluar secara alami.

Namun, oleh dukun beranak yang biasa disebut Pak Raji, dukun tersebut diduga menarik tali pusar secara paksa.

Sehingga rahim si perempuan ikut tertarik.

Penjelasan dr Gia ini pun bikin merinding netizen.

Sebab, rahim manusia adalah organ penting, tempat pertumbuhan dan perkembangan janin.

Baca juga: Apa Itu Emas Cukim? Pilihan Investasi Selain Emas Antam

Setelah sel telur dibuahi oleh sperma, zigot menempel di dinding rahim (endometrium), di mana janin akan tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan hingga siap dilahirkan.

Jika rahim sudah rusak, ada kemungkinan seorang wanita sulit mendapatkan anak.

Lalu, apa itu rahim copot?

Penjelasan Soal Rahim Copot

Bidan Ony Christy menjelaskan, peristiwa medis rahim copot kemungkinan merujuk pada fase Kala III persalinan, yaitu tahap setelah bayi lahir, saat plasenta (ari-ari) seharusnya keluar dari rahim.

Menurut Ony, seperti dikutip dari Grid.id, normalnya plasenta akan lepas sendiri dalam waktu 15–30 menit setelah bayi lahir.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Pengadilan Arbitrase Olahraga, Tempat Federasi Senam Israel Ajukan Gugatan

Di tahap ini, sang ibu biasanya akan diberi suntikan oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi dan mempercepat pelepasan plasenta.

Namun, ada kalanya plasenta tersebut tidak bisa lepas secara alami setelah 30 menit. Kondisi ini disebut retensio plasenta dan berisiko tinggi bila tidak ditangani dengan benar.

Jika retensio plasenta terjadi, di mana setelah 30 menit plasenta belum juga keluar, tenaga medis akan melakukan tindakan yang disebut manual plasenta, yaitu mengeluarkan plasenta pada dinding uterus dengan cara memasukkan tangan ke dalam rahim.

Tindakan ini tentunya harus dilakukan oleh dokter atau bidan profesional dengan teknik yang steril dan aman.

Baca juga: Redenominasi Rupiah yang Diwacanakan Purbaya Pernah Berlaku Tahun 1959, Ternyata Ini Manfaatnya

Namun, masalah akan muncul jika orang yang tidak terlatih, seperti dukun beranak, menarik tali pusat atau memaksa plasenta keluar dengan cara yang salah.

Jika dilakukan secara kasar dan tidak sesuai prosedur, risikonya bisa sangat fatal, seperti:

  • Tali pusat putus akibat tarikan berlebihan
  • Rahim terbalik (inversio uteri)
  • Rahim terlepas sebagian atau seluruhnya
  • Perdarahan hebat yang mengancam nyawa ibu

Kejadian "rahim copot" ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat bahwa proses melahirkan bukanlah hal sepele dan harus dilakukan oleh tenaga medis profesional, seperti dokter atau bidan.

Selain untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi, tenaga medis juga memiliki kemampuan serta fasilitas untuk menangani komplikasi secara cepat dan tepat.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved