Berita Viral

DUDUK PERKARA Siswa SMPN 1 Blora Korban Perundungan, Dikeroyok dan Diprovokasi Senior

Seorang siswa SMPN 1 Blora, Jawa Tengah menjadi korban perundungan. Video perundungan ini viral di media sosial.  

ISTIMEWA
PERUNDUNGAN DI BLORA - Para siswa yang diduga terlibat aksi perundungan diperiksa polisi di Mapolsek Blora, Jawa Tengah, Senin (10/11/2025) 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang siswa SMPN 1 Blora, Jawa Tengah menjadi korban perundungan. Video perundungan ini viral di media sosial.  

Peristiwa ini terkuak terjadi pada Jumat (7/11/2025). 

Korban merupakan siswa kelas 8 sedangkan pelaku siswa kelas 7.

Terdapat sejumlah siswa kelas 9 yang turut memprovokasi perundungan.

Korban terlihat berusaha melindungi kepala menggunakan tangan, namun pelaku tetap memukul serta menendang korban.

Perundungan adalah tindakan menyakiti, menindas, atau mengintimidasi seseorang secara berulang, baik secara fisik, verbal, sosial, maupun digital.

Akibat kasus perundungan, korban mengalami trauma dan enggan berangkat ke sekolah.

Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, membenarkan adanya aksi perundungan saat jam istirahat sekolah yang terekam kamera CCTV.

Menurutnya, ada kesalahpahaman antara korban dan pelaku sehingga terjadi tindak kekerasan.

"Menurut keterangan yang kami himpun, itu asalnya adalah kesalahpahaman, tetapi sebenarnya itu sudah selesai. Hanya saja ada oknum dari teman-teman yang istilahnya memprovokasi atau ngompori," ungkapnya, dikutip dari TribunJateng.com.

Baca juga: IMIGRASI MEDAN Salurkan 2,5 Ton Beras buat Warga dan Ojol

Baca juga: PENJELASAN Terbaru Polisi soal Motif ABH Ledakkan SMAN 27 Jakarta, Aktifkan Bom Pakai Remote

Keluarga korban tidak terima dan melakukan visum.

"Memang tidak ada luka lecet, tapi ada sedikit benjolan. Kemarin itu orang tuanya (korban) sempat nelpon ke wali kelas, wali kelas laporan ke saya."

"Korban sempat visum tapi sampai saat ini saya juga belum tahu hasilnya, karena mohon maaf ya, kami masih fokus koordinasi untuk menangani masalah ini di sisi pelaku," lanjutnya.

Sejumlah siswa yang terlibat aksi perundungan telah dipanggil.

Pihak sekolah juga memfasilitasi mediasi antara keluarga korban dengan pelaku.

"Kemudian saya koordinasi dengan Dinas Pendidikan, dengan Dinas Sosial, dengan Kapolsek dan dengan Kapolres untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya.

Ainur Rofiq menyatakan akan ada pengawasan ekstra saat jam istirahat agar insiden serupa tak terjadi.

Sejumlah guru, staf serta petugas keamanan akan monitoring siswa selama jam istirahat.

"Kemarin saya sudah mengambil langkah-langkah dengan teman-teman, yang pertama itu edukasi, dan ada atau tidak ada peristiwa (perundungan) itu selalu kita lakukan," tuturnya.

Kini, keluarga para pelaku bersedia memindahkan anaknya ke sekolah lain atas permintaan keluarga korban.

"Tuntutan dari korban itu anak-anak yang pelaku utama dan provokator utama itu diminta untuk dipindah dari SMP 1," katanya.

Baca juga: Jaksa Agung Didesak Usut Dugaan Suap Jaksa RS, Ditengarai untuk Ringankan Hukuman

Baca juga: Kisahkan Perjuangan Seorang Guru, Film Cahaya Ilmu asal Sumut Raih Juara 2 

Ia akan membantu proses pindah sekolah dua siswa kelas 7 dan dua siswa kelas 9 yang terlibat perundungan.

"Sebenarnya saya enggak bisa komentar, hanya saja sekolah tetap membantu berkoordinasi dengan dinas pendidikan supaya anak-anak ini tetap punya hak untuk sekolah," pungkasnya.

(*/tribun-medan.com)

Artikel sudah tayang di tribunnews.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Meda

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved