Berita Viral

Kasihan Kondisi Siswa Korban Bully di SMP Negeri 19 Tangsel Alami Kelumpuhan, Kritis di RS

Kasihan, kondisi siswa SMP Negeri 19 di Tangerang Selatan (Tangsel) berinisial MH (13) yang menjadi korban perundungan di sekolah

Editor: Salomo Tarigan
Tribunnews.com
Ilustrasi/Perundungan atau Bully- Siswa SMP Negeri 19 di Tangerang Selatan (Tangsel) Korban bully kridits di rumah sakit, alami kelumpuhan sebagian tubuhnya 

"Secara psikis sama sebelum ini juga barangkali, melihat pemberitaan dan membaca pemberitaan, sepertinya juga ada efek juga mungkin ke yang bersangkutan."

"Maka dua-duanya kami beri perhatian khusus lah ke yang hari ini dirawat di rumah sakit, si anak (pelaku) juga tentu butuh pendampingan juga, ya dua-duanya kami dampingi," jelasnya.

Ia menekankan, peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi Dindikbud Tangsel dalam mengawasi dan melakukan tindakan pencegahan terhadap aktivitas pembelajaran di sekolah.

"Supaya tidak terjadi lagi apapun itu bully atau ya bercanda yang kelewatan. supaya tidak terjadi menyebabkan luka fisik. Kami juga mengimbau teman-teman guru di sekolah tidak hanya memberikan pengawasan, tapi juga edukasi kepada siswa-siswi, untuk menghindari dan tidak terulang kembali," tuturnya.

3. Kepala Sekolah tak Menyangka Jadi Sorotan Publik

Kepala SMP Negeri 19 Tangsel Frida Tesalonik mengaku sudah menyelesaikan permasalahan itu melalui pertemuan antara keluarga terduga pelaku dan keluarga korban.

Menurutnya, saat mediasi kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan kasus itu dengan biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung oleh keluarga terduga pelaku.

Bahkan, kesepakatan tersebut telah dimuat dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

"Kami dari pihak sekolah karena ada keluarga dari kedua belah pihak (datang ke sekolah), maka kami bantu menjembatani membuat kesepakatan dan terjadi lah kesepakatan kedua belah pihak," ujarnya, saat ditemui di SMP Negeri 19 Tangsel, Senin (10/11/2025).

"Tertuang di surat pernyataan, orangtua pelaku menyanggupi biaya pengobatan. Di situ (surat pernyataan) tertulis untuk mata dan kepala, udah dong selesai. Maka karena sekolah sudah membantu memediasi, jadi kami anggap sudah selesai," jelasnya.

Ia mengaku tak menyangka insiden itu makin luas hingga menjadi sorotan publik.

"Kami pikir tidak ada yang lain lah gitu, selesai. Akhirnya kami dihubungi oleh keluarga korban, bahwa kondisi korban ini begini-begini," terang Farida.

Baca juga: Terungkap Fakta Baru 7 Bom di SMAN 72 yang Dirakit ABH dan Jenis Bom Rakitan, 4 Meledak

Namun, ia menegaskan bahwa kejadian itu memberikan pembelajaran bagi pihaknya untuk lebih berhati-hati.

"Buat kita satu pembelajaran tentunya, semuanya menjadi kehati-hatian, sebetulnya wali kelas itu sudah polling (kepada siswa), ada gak kejadian aneh-aneh gitu. Dan ini kejadian baru sebelumnya belum pernah," paparnya.

Baca juga: Terungkap Fakta Baru 7 Bom di SMAN 72 yang Dirakit ABH dan Jenis Bom Rakitan, 4 Meledak

4. Pengakuan Ibu Korban Digebukin sampai Tiga Kali 

Ibu korban berinisial Ny (36) menyatakan bahwa tindakan perundungan yang dialami anaknya bukan kali pertama terjadi.

Dengan nada rintih dan mata yang berkaca-kaca, wanita berkerudung cream itu mengatakan, anaknya kerap dirundung sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved