Breaking News

Berita Viral

Reaksi PBNU Viralnya Kelakuan Gus Elham: Fenomena Gus-gusan, Modal Ganteng

Pria bernama lengkap Muhammad Elham Yahya Luqman viral cium pipi hingga bibir anak kecil perempuan.

Facebook
TUAI KECAMAN- Aksi Gus Elham Yahya menuai kecaman dari netizen terkait aksinya mencium dan mengokop bocah perempuan. Beberapa pihak menyebut aksinya itu adalah pelecehan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kelakuan Gus Elham yang viral usai mencium pipi hingga bibir bocah perempuan ramai menuai cibiran.

Pria bernama lengkap Muhammad Elham Yahya Luqman viral cium pipi hingga bibir anak kecil perempuan.

Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Gus Elham Yahya dianggap tidak patut dan tidak wajar.

Kali ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ikut berkomentar.

Ketua Tanfidziyah PBNU Ahmad Fahrur Rozi menyoroti fenomena maraknya pendakwah yang dikenal bukan karena keilmuan, melainkan karena kelucuan dan gaya gaulnya di media sosial.

Menurutnya, banyak masyarakat kini tertarik mengaji lantaran sosok pendakwahnya lucu, bukan karena substansi ilmunya.

CIUM ANAK -  Aksi Gus Elham viral cium anak wanita dianggap[ dikecam, dianggap tindakan tak senonoh
CIUM ANAK - Aksi Gus Elham viral cium anak wanita dianggap[ dikecam, dianggap tindakan tak senonoh (ScreenShoot/Kolase Instagram)

Pernyataan itu disampaikan Ahmad Fahrur Rozi menanggapi polemik yang melibatkan Muhammad Elham Yahya Luqman atau yang dikenal sebagai Gus Elham Yahya, pendakwah asal Kediri, Jawa Timur, yang viral setelah aksinya mencium pipi hingga bibir seorang bocah perempuan tersebar di media sosial.

“Ketoprak-ketoprak, dagelan-dagelan jadi ustaz sekarang. Ludruk bisa jadi ustaz. Orang mencari lucunya, bukan ilmunya,” ujar Fahrur Rozi, dikutip dari tayangan YouTube TV One, Kamis (13/11/2025).

Ia menilai, tindakan Gus Elham mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang pendakwah.

Menurutnya, arus media sosial yang deras kerap membuat publik lebih terpesona pada tampilan luar ketimbang kapasitas keilmuan seorang dai.

“Sekarang ini banyak fenomena tentang gus-gusan modalnya ganteng, gaul, lucu, disukai anak-anak muda, dan kemudian viral."

"Walaupun, saya banyak tahu di antara mereka yang tidak memiliki kemampuan yang cukup,” ujarnya.

Fahrur Rozi mengimbau agar para pendakwah membawa kitab atau rujukan saat berdakwah, agar pesan yang disampaikan tetap terarah dan sesuai sumber ajaran.

“Seharusnya dia pegang satu kitab atau rujukan, sehingga tidak keluar dari pembahasan,” imbuhnya.

Ia juga mengaku prihatin dengan maraknya pendakwah yang keliru membaca ayat maupun hadis.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved