Bedah Buku Hinca Pandjaitan

Hinca Sebut Negara Tak Hadir dalam Konflik PT TPL di Sumut, Jalan Tengah Adalah Martonggo Raja

Konflik antara masyarakat adat di Sumut dengan TPL tak kunjung tuntas. Apa pendapat Anggota Komisi III DPR RI Dr Hinca Pandjaitan?

Editor: Juang Naibaho
Dok Tribun Medan
BEDAH BUKU - Anggota Komisi III DPR RI Dr Hinca Pandjaitan XIII (tiga dari kiri) berdiskusi dengan insan pers dalam kegiatan bedah buku berjudul Jalan Tengah untuk Alam, Adat dan Industri, di Studio Tribun Medan, Jumat (7/11/2025). 

Sumut, jelas Hinca, punya sejarah panjang indrustri. Ia mengingat bagaiman saat era orde baru Presiden Soeharto begitu serius ngurusin PLT Asahan. Dia juga mengenang jejak Indorayon yang kala itu tak lepas dari konflik. 

“Dari hasil studi ini, bahwa negara ingin meneruskan tradisi industri kita yang dibangun sejak zaman awal itu. Contoh, kemenyan terbaik di dunia ya kita, kapur barus terbaik kita. Saya menulis buku ini tak cukup untuk berdebat dengan kata-kata pendek yang tak enak didengar, tapi duduk bersila saling mendengar satu dengan lainnya. Itu yang kita sebut local wisdom itu,” paparnya.

Hinca menjelaskan, Asta Cita Presiden Prabowo juga menghendaki hilirisasi industri di Indonesia. Akan menjadi masalah jika segala persoalan di hulu tak segera dituntaskan. Ia menjadi satu di antara tujuh orang yang membahas terkait Asta Cita. 

“Kebetulan saya menjadi satu di antara komandan tim. Kami diskusikan dalam betul sehingga sampai ke hilirisasi. Posisi industri kita ini gawat darurat. Sekelas Sritex yang menghasilkan baju-baju tentara bagus-bagus untuk diekspor ke Afrika tumbang. Karena bahan bakunya kita impor sehingga harganya terlalu mahal. China masuk, habis,” katanya.

Padahal, hilirisasi membutuhkan hulu yang kuat. Indonesia, jelas dia, merupakan pemain global dalam industri serat. 

Presiden Prabowo, kata Hinca, sangat perhatian terhadap hilirisasi. Tindakan tegas bahkan dilakukan Prabowo untuk menyelamatkan hutan dan menyelamatkan pertambangan.

“Saya berharap martonggo raja ini bisa menghadirkan Presiden Prabowo. Untuk menjawab hadirnya negara,” katanya.

Hinca berharap, buku berjudul Jalan Tengah untuk Alam, Adat dan Industri ini menjadi bahan bacaan masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat. 

“Saya politisi mengingatkan untuk mencerahkan dengan memberi banyak informasi. Kata kuncinya antara alam, adat dan industri sebagai jalan tengah. Negara mengundang investasi datang ke negrinya, dia wajib menjaganya. Tapi sang investor yang datang wajib menghormati adat budaya masyarakatnya agar sejahtera bersama. Itulah jalan tengah. Kalau suatu ketika kita berjumpa, mari kita martonggo raja, merumuskan lebih detil. Saya kira kita rindu itu,” pungkasnya. (*/tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved