Berita Viral

CERITA Faisal Tanjung Ketua LSM di Balik Polemik 2 Guru Sulsel Dipecat: Kok Saya yang Disalahkan?

Nama Faisal Tanjung mendadak jadi sorotan setelah viralnya kasus dua guru SMAN 1 Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel)

Editor: Juang Naibaho
Kolase Tribun Timur dan Instagram
POLEMIK GURU DIPECAT - (kiri) Guru SMAN 1 Luwu Utara, Abdul Muis dan (kanan) Ketua LSM, Faisal Tanjung yang melaporkan pungutan di SMAN 1 Luwu Utara. Faisal Tanjung tak terima dituduh terima sogokan usai laporkan Abdul Muis dan Kepsek Resnal. 

TRIBUN-MEDAN.com - Nama Faisal Tanjung mendadak jadi sorotan setelah viralnya kasus dua guru SMAN 1 Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rasnal dan Abdul Muis, yang dipecat dan divonis bersalah oleh pengadilan gegara sumbangan dari para wali murid sebesar Rp 20 ribu.

Rasnal dan Abdul Muis diberhentikan tidak dengan hormat oleh Pemprov Sulsel setelah dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung (MA) dalam kasus pungutan dana Rp 20 ribu dari wali murid yang digunakan untuk membayar gaji 10 guru honorer.

Setelah kasus ini mencuat, sosok Faisal Tanjung “dirujak” oleh warga net. Dia dianggap biang polemik terhadap Rasnal (mantan Kepala SMAN 1 Luwu Utara) dan Abdul Muis (dan Bendahara Komite).

Belakangan terungkap, Faisal Tanjung merupakan ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang melaporkan Rasnal dan Abdul Muis.

Dikutip dari Tribuntimur.com, Faisal mengungkapkan kekecewaannya karena merasa jadi kambing hitam usai kedua guru SMAN 1 Luwu Utara itu dipecat, ditahan di Rutan Masamba, dan divonis bersalah di pengadilan.

Faisal mengatakan dirinya melaporkan dua guru berdasarkan informasi yang didapatnya.

"Saya melapor berdasarkan informasi yang saya dapat. Kalau akhirnya terbukti bersalah di pengadilan, berarti laporan saya tidak salah. Tapi kenapa saya yang disalahkan?” katanya, Jumat (14/11/2025).

Faisal menegaskan tidak ada kepentingan pribadi maupun imbalan dari laporan tersebut.

“Dari proses di pengadilan sampai di provinsi itu tidak ada kaitannya dengan saya. Tapi yang beredar, saya disebut disogok, padahal itu tidak benar sama sekali,” ujarnya.

Ia mengaku kecewa karena merasa dijadikan kambing hitam. “Di mana letak salah saya? Seakan saya dikambinghitamkan untuk menarik simpati. Siapa yang harus bertanggung jawab?” ujarnya.

Duduk Perkara

Faisal menjelaskan, laporannya bermula dari informasi seorang siswa SMAN 1 Luwu Utara bernama Feri, yang menceritakan adanya pungutan di sekolahnya.

Selain itu, Faisal mendapat bukti pesan dari seorang guru yang meminta siswanya menuntaskan pembayaran dana komite sebelum pembagian raport.

"Ada pesan di grup kelas XII Mipa 1 waktu itu. Gurunya mengingatkan siswa untuk bayar komite sebelum pembagian raport, dan di chat itu gurunya seolah menyatakan pembagian raport tidak berjalan lancar jika dana komit tidak dibayar," ujar Faisal.

Karena alasan itu, Faisal Tanjung mendatangi kediaman bendahara komite sekolah.

“Saya datangi Pak Muis untuk menanyakan hal itu. Dia bilang itu sumbangan, bukan pungutan. Saya tanya, kalau sumbangan kenapa dipatok Rp20 ribu per siswa? Dia jawab itu hasil kesepakatan orang tua,” jelasnya.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved