Dari Balik Jeruji, Tahanan Kristen di RTP Polres Sibolga Jalani Pembinaan Rohani dan Mental

TRIBUN-MEDAN.com, SIBOLGA – Ruang Tahanan Polisi (RTP) Polres Sibolga menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Pembinaan Rohani dan Mental (Binrohtal) bagi tahanan yang beragama Kristen.

Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 11.30 WIB hingga selesai, dengan tujuan memberikan dukungan spiritual dan memperkuat iman para tahanan selama masa penahanan, Jumat (12/09/2025). 

Pembinaan rohani tersebut dipimpin oleh Pendeta Robby Simanjuntak, S.Th dari Kantor Kementerian Agama Kota Sibolga. Dalam kesempatan ini, sebanyak tiga orang tahanan beragama Kristen yang berada di RTP Polres Sibolga mengikuti kegiatan ceramah agama dengan penuh antusias.

Dalam khotbahnya yang mengusung tema "Hidup dalam Iman," Pdt. Robby Simanjuntak menekankan pentingnya keyakinan kepada Tuhan dalam segala keadaan. Ia mengingatkan para tahanan untuk selalu mengandalkan Tuhan dan firman-Nya sebagai sumber kekuatan dan pengharapan. Selain itu, para tahanan juga diajak untuk selalu bersyukur dalam segala situasi yang mereka hadapi.

Baca juga: Polres Pelabuhan Belawan Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Santuni Anak Yatim

Kegiatan pembinaan rohani ini tidak hanya berupa ceramah, tetapi juga diisi dengan nyanyian kidung jemaat dan doa bersama yang dipimpin oleh pendeta, menciptakan suasana yang penuh kedamaian dan semangat keimanan. Seluruh proses kegiatan diawasi oleh petugas Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Sat Tahti) serta piket jaga RTP untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama pembinaan berlangsung.

"Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Binrohtal ini adalah untuk memberikan pembinaan rohani dan mental agar para tahanan dapat tetap hidup dalam iman dan selalu bersyukur atas kasih karunia Tuhan, meskipun sedang menjalani masa tahanan. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat memperkuat jiwa dan mental dalam menghadapi ujian hidup," ujarnya.

Kegiatan pembinaan rohani dan mental ini menjadi salah satu upaya nyata Polres Sibolga dalam mendukung pembinaan keagamaan dan kesejahteraan mental para tahanan sebagai bagian dari pendekatan kemanusiaan dan pembinaan secara menyeluruh. (*)